Kembali Diserang Ubur-Ubur, Paiton Pastikan Pasokan Listrik Aman
loading...
![Kembali Diserang Ubur-Ubur,...](https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2020/04/28/704/10327/kembali-diserang-uburubur-paiton-pastikan-pasokan-listrik-aman-bex.jpg)
Ubur-ubur kembali menyerang UP Paiton. Serangan ini tak menganggu pasokan listrik ke berbagai tempat. Foto/ist
A
A
A
PROBOLINGGO - PT PJB Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1-2 yang terletak di Kabupaten Probolinggo kembali mendapat diduduki ribuan ubur- ubur sejak Sabtu, (25/4/2020). Ubur-ubur mulai terlihat di sekitar bawah conveyor yang jumlahnya cukup banyak.
Serangan ubur-ubur ini bukan yang pertama, pada 2016 lalu UP Paiton pernah mengalami hal yang serupa. Sehinga pada fenomena ubur-ubur kali ini UP Paiton telah mempersiapkan langkah-langkah penanganan untuk menjaga kontinuitas penyediaan tenaga listrik di pembangkit yang memiliki daya terpasang 2x400MW ini biar tidak terganggu.
General Manager UP Paiton 1 dan 2, Mustofa Abdillah menuturkan, langkah yang diambil UP Paiton menggunakan metode lebih berhati-hati dan ramah lingkungan. Semua itu dilakukan untuk menjaga salah satu biota laut ini tetap terjaga kelestariannya.
“Ribuan ubur-ubur yang terpantau bergerak secara massif dari arah barat sejak dua hari yang lalu akan dikendalikan dengan tiga lapis pengaman berupa jaring-jaring,” kata Mustofa, Selasa (28/4/2020).
Ia melanjutkan, jaring pertama dipasang di canal intaketempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit. Jaring-jaring ini adalah pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk kedalam canal intake. Pengaman yang kedua ditempatkan di wilayah pompa, untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa, dan yang ketiga dipasang di depan area mesin untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU.
Selain pengamanan internal, lanjutnya, UP Paiton juga menggandeng nelayan di sekitar unit untuk melakukan penanganan kunjungan ubur-ubur ini. Dengan menggunakan tujuh perahu nelayan, ubur-ubur dijaring menggunakan jala nelayan lalu digiring dan dilepas di tengah laut dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membunuh ubur – ubur.
“Pengalaman 2016 lalu menjadi pelajaran, kali ini kami lebih siap dan metode-metode yang telah kami lakukan tersebut telah berhasil,” katanya.
Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firstantara mengatakan, meskipun ada serangan ubur-ubur, pihaknya tetap berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik khususnya di Sistem Kelistrikan Jawa Bali.
“Kejadian ni bukan hal yang mudah bagi kami, karena serangan ubur-ubur ini terjadi pada saat pandemi Covid-19 dan di tengah bulan Ramadan,” jelasnya
Serangan ubur-ubur ini bukan yang pertama, pada 2016 lalu UP Paiton pernah mengalami hal yang serupa. Sehinga pada fenomena ubur-ubur kali ini UP Paiton telah mempersiapkan langkah-langkah penanganan untuk menjaga kontinuitas penyediaan tenaga listrik di pembangkit yang memiliki daya terpasang 2x400MW ini biar tidak terganggu.
General Manager UP Paiton 1 dan 2, Mustofa Abdillah menuturkan, langkah yang diambil UP Paiton menggunakan metode lebih berhati-hati dan ramah lingkungan. Semua itu dilakukan untuk menjaga salah satu biota laut ini tetap terjaga kelestariannya.
“Ribuan ubur-ubur yang terpantau bergerak secara massif dari arah barat sejak dua hari yang lalu akan dikendalikan dengan tiga lapis pengaman berupa jaring-jaring,” kata Mustofa, Selasa (28/4/2020).
Ia melanjutkan, jaring pertama dipasang di canal intaketempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit. Jaring-jaring ini adalah pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk kedalam canal intake. Pengaman yang kedua ditempatkan di wilayah pompa, untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa, dan yang ketiga dipasang di depan area mesin untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU.
Selain pengamanan internal, lanjutnya, UP Paiton juga menggandeng nelayan di sekitar unit untuk melakukan penanganan kunjungan ubur-ubur ini. Dengan menggunakan tujuh perahu nelayan, ubur-ubur dijaring menggunakan jala nelayan lalu digiring dan dilepas di tengah laut dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membunuh ubur – ubur.
“Pengalaman 2016 lalu menjadi pelajaran, kali ini kami lebih siap dan metode-metode yang telah kami lakukan tersebut telah berhasil,” katanya.
Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firstantara mengatakan, meskipun ada serangan ubur-ubur, pihaknya tetap berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik khususnya di Sistem Kelistrikan Jawa Bali.
“Kejadian ni bukan hal yang mudah bagi kami, karena serangan ubur-ubur ini terjadi pada saat pandemi Covid-19 dan di tengah bulan Ramadan,” jelasnya
(msd)