Wacana Penundaan Pemilu 2024 Ditolak Kiai Jawa-Madura, Kakak Gus Baha Singgung Semeru Baik-baik Saja

Minggu, 26 Februari 2023 - 08:17 WIB
loading...
Wacana Penundaan Pemilu...
KH Nasirul Mahasin atau Gus Mahasin, kakak kandung Gus Baha dalam halaqah kebangsaan mendoakan Capres Anies Baswedan di Pondok Pesantren Ribath Nurul Anwar Sragen, Jawa Tengah. Foto/MPI/Solichan Arif
A A A
SRAGEN - Wacana penundaan Pemilu 2024, secara tegas ditolak para kiai pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Nahdlatul Ulama (NU) se Jawa-Madura. Penolakan wacana penundaan Pemilu 2024 itu, disampaikan dalam halaqah kebangsaan yang digelar di Ponpes Ribath Nurul Anwar Sragen, Jawa Tengah.



Puluhan kiai dan ulama pengasuh Ponpes NU se Jawa-Madura, mengikuti halaqah kebangsaan untuk mendoakan calon presiden (Capres) Anies Baswedan. Dalam halaqah kebangsaan itu, lahir risalah yang diberi nama Risalah Sragen.



Selain merekomendasikan sejumlah nama calon wakil presiden (Cawapres) sebagai pendamping Anies Baswedan. Para kiai, dalam Risalah Sragen juga menyatakan tegas menolak penundaan Pemilu 2024.



"Kita para ulama dan kiai NU menyatakan tidak setuju "emilu 2024 ditunda," tegas juru bicara halaqah kebangsaan, KH Nasirul Mahasin atau Gus Mahasin kakak kandung KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, Sabtu (25/2/2023).

Dalam halaqah kebangsaan tersebut, Gus Mahasin menegaskan tidak ada alasan pemilu 2024 ditunda. Ia tidak melihat adanya gejala situasi force majeure sehingga pemilu harus ditunda.

Gus Mahasin juga menyebut, Gunung Merapi di Jawa Tengah, dalam keadaan baik-baik saja. Begitu juga dengan Gunung Kelud yang berada di wilayah eks Karsidenan Kediri. "Gunung Semeru juga baik-baik saja. Karenanya Pemilu 2024 sudah selayaknya berjalan sesuai jadwal yang sudah ditentukan," katanya.



Halaqah kebangsaan di Pondok Pesantren Ribath Nurul Anwar Sragen berlangsung tertutup. Ponpes Ribath Nurul Anwar Sragen merupakan pesantren asuhan KH Ahmad Wafi Maimun atau Gus Wafi putra almarhum KH Maimun Zubair atau Mbah Moen.

Para kiai dan ulama NU yang hadir sekitar 40-an orang. Di antaranya KH Ahmad Ainul Yaqin atau Gus Mad Tuban, Gus Fuad Dimyati Ponpes Tremas Pacitan, dan KH Bustomi Jauhari atau Gus Utom Magetan. Kemudian KH Mas Mansyur Surabaya, KH Ahmad Ridwan Malang, KH Ikhrom Hasan Bayuwangi, KH Ahmad Asnawi Kudus, dan Gus Munib.

Sementara terkait cawapres pendamping, para kiai dan ulama berharap Anies Baswedan memiliki cawapres dari kalangan NU. Sejumlah nama muncul sekaligus direkomendasikan dalam halaqah kebangsaan. Di antaranya adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin.



Kemudian muncul nama KH Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin. Taj Yasin merupakan putra Mbah Moen yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah. Ada juga nama Khofifah Indar Parawansa yang saat ini menjabat Gubernur Jawa Timur, dan sekaligus Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah dianggap pantas mendampingi Anies.

Tokoh NU lainnya yang muncul dalam rekomendasi para kiai sebagai cawapres pendamping Anies adalah Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul yang saat ini menjabat sebagai Sekjen PBNU. Kemudian Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, putri almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan KH Said Aqil Siraj, mantan Ketua Umum PBNU.

Sementara di luar kalangan NU, muncul usulan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ilham Akbar Habibie, putra Presiden RI ketiga BJ Habibie.



Risalah Sragen yang berisi nama cawapres dari kalangan NU itu selanjutnya akan direkomendasikan kepada Anies Baswedan. Gus Mahasin yang sejak awal lebih dulu menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan mengatakan, dengan cawapres dari NU potensi kemenangan Anies dalam Pilpres 2024 akan semakin besar.

"Menang di pilpres dan mengedepankan akhlakul karimah," katanya. Sementara Gus Wafi mengatakan, doa-doa yang dilangitkan para kiai dan ulama akan menjadi benteng untuk Anies Baswedan.

Sebab Anies Baswedan perlu dikawal agar senantiasa kuat jiwa dan raga. "Kita kawal supados saget istiqomah (Kita kawal supaya bisa istiqomah). Perlu dikawal dengan doa-doa," pungkasnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3467 seconds (0.1#10.140)