BNPT: Peduli dan Empati Harus Diberikan Kepada Mitra Deradikalisasi
loading...
A
A
A
Dia mengungkapkan selama ini, kelompok radikal terorisme selalu membenturkan Pancasila dengan agama Islam. Padahal jelas bahwa Pancasila itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan Pancasila berisi nillai-nilai ajaran Islam.
“Pancasila tidak bisa dipertentangkan dengan agama Islam, karena Pancasila merupakan nilai-nilai yang diambil dari keislaman itu sendiri,” tukasnya.
Dia menambahkan, perbedaan suku, bangsa, dan agamamerupakan kehendak Allah. "Kita harus menjaga kesatuan dalam konteks ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah isnaniyah, dan juga ukhuwah Islamiyah. Namun hal ini harus dipandang dalam sudut pandang yang luas,” lanjut mantan Kabag Banops Densus 88 ini.
Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo Samsur mengajak para mitra deradikalisasi menafsirkan firman Allah secara kaffah. Menurutnya, ini penting dilakukan agar tidak salah menafsirkan makna ayat-ayat suci. Juga mencontoh kehidupan Nabi Muhammad SAW.
"Dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan keluarganya, jika dipikirkan secara jernih maka tidak ada satupun kekurangan yang kita temukan dalam segala aspek kehidupannya.Lalu apabila kita mencontoh kehidupan Nabi, mengapa kita masih melakukan perilaku-perilaku yang melanggar atau melenceng," ujarnya.
Samsur juga bercerita tentang founding fathers bangsa saat mendirikan tonggak bangsa Indonesia. Para tokoh bangsa yang di dalamnya terdapat para ulama, merumuskan dasar negara yang telah sesuai dengan ajaran Islam.
"Tokoh-tokoh terdahulu kita mendirikan bangsa ini dengan penuh perjuangan dan pengorbanan, dan tiap-tiap nilai yang ada di bangsa ini tidak ada yang bertentangan dengan agama Islam,” tuturnya.
Kegiatan ditutup dengan dialog hangat antara para narasumber dan mitra deradikalisasi.
“Pancasila tidak bisa dipertentangkan dengan agama Islam, karena Pancasila merupakan nilai-nilai yang diambil dari keislaman itu sendiri,” tukasnya.
Dia menambahkan, perbedaan suku, bangsa, dan agamamerupakan kehendak Allah. "Kita harus menjaga kesatuan dalam konteks ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah isnaniyah, dan juga ukhuwah Islamiyah. Namun hal ini harus dipandang dalam sudut pandang yang luas,” lanjut mantan Kabag Banops Densus 88 ini.
Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo Samsur mengajak para mitra deradikalisasi menafsirkan firman Allah secara kaffah. Menurutnya, ini penting dilakukan agar tidak salah menafsirkan makna ayat-ayat suci. Juga mencontoh kehidupan Nabi Muhammad SAW.
"Dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan keluarganya, jika dipikirkan secara jernih maka tidak ada satupun kekurangan yang kita temukan dalam segala aspek kehidupannya.Lalu apabila kita mencontoh kehidupan Nabi, mengapa kita masih melakukan perilaku-perilaku yang melanggar atau melenceng," ujarnya.
Samsur juga bercerita tentang founding fathers bangsa saat mendirikan tonggak bangsa Indonesia. Para tokoh bangsa yang di dalamnya terdapat para ulama, merumuskan dasar negara yang telah sesuai dengan ajaran Islam.
"Tokoh-tokoh terdahulu kita mendirikan bangsa ini dengan penuh perjuangan dan pengorbanan, dan tiap-tiap nilai yang ada di bangsa ini tidak ada yang bertentangan dengan agama Islam,” tuturnya.
Kegiatan ditutup dengan dialog hangat antara para narasumber dan mitra deradikalisasi.
(shf)