10 Tewas dan 18 Terluka Gara-gara Hoaks di Wamena, Ini Pesan Kapolda Papua
loading...
A
A
A
JAYAWIJAYA - Hoaks atau berita bohong, menjadi pemicu pecahnya kerusuhan di wilayah Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Sebanyak 10 orang tewas, dan 18 orang terluka dalam kerusuhan tersebut.
Korban luka-luka merupakan petugas gabungan yang berupaya meredam kerusuhan. Dari sebanyak 18 orang korban luka-luka tersebut, satu di antaranya merupakan perwira polisi dan satu prajurit TNI.
Aparat gabungan yang menjadi korban luka-luka dalam kerusuhan tersebut, rata-rata terkena anak panah dan lemparan batu. Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri mengatakan, situasi di Wamena sudah berangsur kondusif.
"Situasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, telah berangsur kondusif. Pemkab Jayawijaya, terus berupaya merangkul para tokoh masyrakat dan agama, untuk membantu meredam situasi di Wamena," ujar Mathius.
Lebih lanjut, jenderal polisi bintang dua tersebut mengatakan Polda Papua, telah melakukan penambahan personel keamanan dengan mengirimkan satu kompi bantuan dari Satuan Brimob Polda Papua, ke Wamena, untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan susulan.
Mathius juga menegaskan, kerusuhan yang terjadi di Wamena, dipicu oleh berita bohong atau hoaks tentang penculikan anak. Persoalan berita bohong tersebut, sempat ditangani polisi dengan melakukan mediasi.
Sayangnya, saat mediasi masih berjalan, sebagian warga terprovokasi oleh berita bohong tersebut, dan akhirnya melakukan tindakan brutal hingga pecah kerusuhan di wilayah pusat pemerintahan Provinsi Papua Pegunungan tersebut, pada Kamis (23/2/2023).
"Kerusuhan ini mengakibatkan 10 orang meninggal dunia, termasuk dua pedagang kelontong. Kerusuhan juga mengakibatkan 18 korban luka-luka termasuk anggota kepolisian," imbuh Mathius.
Dua ruko dan sejumlah kios milik warga di Wamena, juga mengalami kerusakan akibat menjadi sasaran amukan massa. Mathius mengatakan, sampai saat ini aparat kepolisian dibantu TNI masih melakukan pengamanan di sejumlah titik di Kota Wamena, untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
"Kami mohon maaf dan turut berduka cita atas peristiwa di Wamena, hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Kami berharap, masyarakat tidak begitu saja percaya dengan berita-berita bohong, sehingga memicu terjadinya kerusuhan. Peristiwa ini semoga menjadi bahan pembelajaran, agar tidak terulang kembali," pungkasnya.
Lihat Juga: Pilkada Kota Sukabumi, Pasangan Serasi Fahmi-Dida Hadirkan Kampanye yang Sejuk dan Membahagikan Masyarakat
Korban luka-luka merupakan petugas gabungan yang berupaya meredam kerusuhan. Dari sebanyak 18 orang korban luka-luka tersebut, satu di antaranya merupakan perwira polisi dan satu prajurit TNI.
Aparat gabungan yang menjadi korban luka-luka dalam kerusuhan tersebut, rata-rata terkena anak panah dan lemparan batu. Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri mengatakan, situasi di Wamena sudah berangsur kondusif.
Baca Juga
"Situasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, telah berangsur kondusif. Pemkab Jayawijaya, terus berupaya merangkul para tokoh masyrakat dan agama, untuk membantu meredam situasi di Wamena," ujar Mathius.
Lebih lanjut, jenderal polisi bintang dua tersebut mengatakan Polda Papua, telah melakukan penambahan personel keamanan dengan mengirimkan satu kompi bantuan dari Satuan Brimob Polda Papua, ke Wamena, untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan susulan.
Mathius juga menegaskan, kerusuhan yang terjadi di Wamena, dipicu oleh berita bohong atau hoaks tentang penculikan anak. Persoalan berita bohong tersebut, sempat ditangani polisi dengan melakukan mediasi.
Sayangnya, saat mediasi masih berjalan, sebagian warga terprovokasi oleh berita bohong tersebut, dan akhirnya melakukan tindakan brutal hingga pecah kerusuhan di wilayah pusat pemerintahan Provinsi Papua Pegunungan tersebut, pada Kamis (23/2/2023).
"Kerusuhan ini mengakibatkan 10 orang meninggal dunia, termasuk dua pedagang kelontong. Kerusuhan juga mengakibatkan 18 korban luka-luka termasuk anggota kepolisian," imbuh Mathius.
Baca Juga
Dua ruko dan sejumlah kios milik warga di Wamena, juga mengalami kerusakan akibat menjadi sasaran amukan massa. Mathius mengatakan, sampai saat ini aparat kepolisian dibantu TNI masih melakukan pengamanan di sejumlah titik di Kota Wamena, untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
"Kami mohon maaf dan turut berduka cita atas peristiwa di Wamena, hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Kami berharap, masyarakat tidak begitu saja percaya dengan berita-berita bohong, sehingga memicu terjadinya kerusuhan. Peristiwa ini semoga menjadi bahan pembelajaran, agar tidak terulang kembali," pungkasnya.
Lihat Juga: Pilkada Kota Sukabumi, Pasangan Serasi Fahmi-Dida Hadirkan Kampanye yang Sejuk dan Membahagikan Masyarakat
(eyt)