Kisah Gajah Mada Serang Samudra Pasai, Wilayah di Luar Target Sumpah Palapa
loading...
A
A
A
Gajah Mada berambisi menaklukkan seluruh kerajaan di Nusantara melalui Sumpah Palapa saat diangkat menjadi Mahapatih Amangkubhumi Kerajaan Majapahit pada tahun 1258 Saka (1334 M).
Gajah Mada yang awalnya disepelekan oleh para petinggi Majapahit akhirnya membuktikan ucapannya. Kelihaian strategi Gajah Mada pun akhirnya terbukti bisa menaklukkan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Tetapi ada beberapa wilayah yang dicoba untuk dikuasai meski tak disebutkan Gajah Mada di Sumpah Palapa-nya.
Pada Sumpah Palapa yang diucapkannya Gajah Mada menyebut target wilayah seperti Gurun, Seran (Seram), Tanjungpura, Kalimantan, Haru (Sumatera Utara), Pahang Malaysia, Dompo Sumbawa, Bali, Sunda, Palembang Sriwijaya, Tumasik Singapura.
Di luar wilayah tersebut ada wilayah yang seharusnya tidak masuk target Sumpah Palapa tetapi mencoba dikuasai oleh pasukan Kerajaan Majapahit.
Salah satu yang dikuasai Majapahit adalah wilayah Kerajaan Samudera Pasai di Lhokseumawe, Aceh. Sebagaimana dikutip dari buku "Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada" tulisan Sri Wintala Achmad, Kerajaan Samudra Pasai pernah mendapat serangan dari Majapahit yang diperkirakan pada 1345 atau 1350.
Saat itu pemerintahan Majapahit tengah dalam pimpinan raja Tribhuwana Wijaya Tunggadewi yang memerintah pada 1328 - 1350. Sementara Raja Hayam Wuruk naik tahta pada 1350, sehingga amat dimungkinkan serangan yang coba dibangun Majapahit ke Aceh juga saat awal - awal pemerintahan Hayam Wuruk.
Di mana saat itu Sumpah Palapa Gajah Mada telah diwujudkan dengan jalan peperangan.
Saat itu Kesultanan Samudra Pasai yang, tengah dipimpin Sultan Ahmad Malik az-Zahir mendapat serangan dari Kerajaan Majapahit yang membuat sang raja meninggalkan ibu kota kesultanan.
Sejak saat itu pula, Samudra Pasai mengalami keterpurukan. Kebangkitan Samudra baru muncul saat dipimpin oleh Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir pada 1383 - 1405.
Keberadaan Kesultanan Samudra Pasai ini dikisahkan pula melalui kitab Rihlah ila I-Masyirq karya Abu Abdullah ibn Batuthah pada 1304 - 1368.
Gajah Mada yang awalnya disepelekan oleh para petinggi Majapahit akhirnya membuktikan ucapannya. Kelihaian strategi Gajah Mada pun akhirnya terbukti bisa menaklukkan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Tetapi ada beberapa wilayah yang dicoba untuk dikuasai meski tak disebutkan Gajah Mada di Sumpah Palapa-nya.
Pada Sumpah Palapa yang diucapkannya Gajah Mada menyebut target wilayah seperti Gurun, Seran (Seram), Tanjungpura, Kalimantan, Haru (Sumatera Utara), Pahang Malaysia, Dompo Sumbawa, Bali, Sunda, Palembang Sriwijaya, Tumasik Singapura.
Di luar wilayah tersebut ada wilayah yang seharusnya tidak masuk target Sumpah Palapa tetapi mencoba dikuasai oleh pasukan Kerajaan Majapahit.
Salah satu yang dikuasai Majapahit adalah wilayah Kerajaan Samudera Pasai di Lhokseumawe, Aceh. Sebagaimana dikutip dari buku "Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada" tulisan Sri Wintala Achmad, Kerajaan Samudra Pasai pernah mendapat serangan dari Majapahit yang diperkirakan pada 1345 atau 1350.
Saat itu pemerintahan Majapahit tengah dalam pimpinan raja Tribhuwana Wijaya Tunggadewi yang memerintah pada 1328 - 1350. Sementara Raja Hayam Wuruk naik tahta pada 1350, sehingga amat dimungkinkan serangan yang coba dibangun Majapahit ke Aceh juga saat awal - awal pemerintahan Hayam Wuruk.
Di mana saat itu Sumpah Palapa Gajah Mada telah diwujudkan dengan jalan peperangan.
Saat itu Kesultanan Samudra Pasai yang, tengah dipimpin Sultan Ahmad Malik az-Zahir mendapat serangan dari Kerajaan Majapahit yang membuat sang raja meninggalkan ibu kota kesultanan.
Sejak saat itu pula, Samudra Pasai mengalami keterpurukan. Kebangkitan Samudra baru muncul saat dipimpin oleh Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir pada 1383 - 1405.
Keberadaan Kesultanan Samudra Pasai ini dikisahkan pula melalui kitab Rihlah ila I-Masyirq karya Abu Abdullah ibn Batuthah pada 1304 - 1368.