Kisah Bathara Katong, Balas Dendam Kematian Pasukan Muslim Melawan Ki Ageng Kutu

Senin, 20 Februari 2023 - 05:21 WIB
loading...
A A A
Pana berarti "paham" dan raga berarti "badan". Mereka memahami badannya, memahami asal muasal raganya, dan tahu pada akhir perjalanannya. Artinya, tahu kemuliaan sangkan paran, yang berarti asal dan tujuan hidup.

Ketika itu juga, pangeran cucu Bathara Katong ditetapkan oleh Sultan Trenggono sebagai adipati, dan seluruhnya sudah sepakat dengan para mukmin dan petinggi bahwa rumah selesai dibangun, sehingga dilakukanlah boyongan dan jumenengan (pengangkatan) menjadi adipati.

Sejak saat itulah, tahun-tahun pemerintahan Adipati Ponorogo III termasuk tenteram. Orang-orang Ponorogo yang maju dalam hal mempelajari agama Islam kian bertambah, hingga terkenal ke seluruh Pulau Jawa, bahwa orang-orang Ponorogo pintar mengaji kitab.

Setelah meninggal, Bathara Katong dimakamkan di dalam pagar Katongan, yang namanya kemudian diganti dengan Astana Bathara Katong. Di dalam, pagar rumah menjadi makam priayi yang lain dan empat saudaranya dimakamkan di Katongan tersebut.
(eyt)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2823 seconds (0.1#10.140)