Megah! Begini Penampakan Istana Majapahit di Trowulan Hasil Artificial Intelligence

Sabtu, 18 Februari 2023 - 21:25 WIB
loading...
Megah! Begini Penampakan...
Kemegahan Istana Majapahit di Trowulan, hasil Artificial Intelligence (AI) yang diunggah akun TikTok @ainusantara. Foto/Dok. @ainusantara
A A A
Megah, dan menakjubkan. Begitu yang bisa digambarkan, ketika melihat Istana Majapahit di Trowulan. Gambaran kemegahan Istana Majapahit tersebut, terungkap dari hasil Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang diunggah akun TikTok @ainusantara.



Dalam unggahannya, @ainusantara memperlihatkan video singkat berdurasi 20 detik, yang menggambarkan beberapa rangkaian foto kondisi Istana Majapahit. Terlihat bangunan-bangunan menjulang tinggi, dan sangat megah.



Unggahan @ainusantara, yang dilengkapi dengan keterangan berbunyi "I asked AI to generate 'Majapahit Capital City' #majapahit #artificialintelligence", telah disukai oleh 62 ribu pengguna TikTok, dan dikomentari oleh 1.248 orang.



Video yang menggambarkan kemegahan Istana Majapahit, hasil AI tersebut, dikomentari akun @Humanity is shit: "Kalau dilihat dari desainnya, tidak terlalu jauh dengan Angkorwat di Kamboja. Tapi ya.. memang satu region jadi terpengaruh juga,".

Komentar @Humanity is shit juga dikomentari akun @ainusantara: "Betul, secara budaya dan arsitektural, jika ingin membayangkan bangunan Majapahit bisa melihat arsitektur Thailand dan Kamboja,".

Dilansir dari penakatolik.com, kemegahan Istana Majapahit juga digambarkan dalam catatan seorang Pastor Katolik Roma, yang pernah mengunjungi Trowulan. Pemuka agama Katolik yang pernah mendatangi pusat Kerajaan Majapahit itu, diketahui bernama Pastor Ordorico Mattiuzzi.

Megah! Begini Penampakan Istana Majapahit di Trowulan Hasil Artificial Intelligence


"Pastor Ordorico Mattiuzzi yang hidup pada tahun 1286-1331 tersebut, sempat membuat catatan singkat tentang kehidupan masyarakat Jawa. Pastor Mattiuzzi merupakan biarawan dari Ordo Fransiskan. Biarawan asal Asisi ini, diberi tugas Paus Yohanes XII mengunjungi Rusia Selatan, India, dan China," tulis penakatolik.com.

Perjalanan Pastor Mattiuzzi dimulai dengan kapal dari Venesia. Selama perjalanan sempat singgah di Pelabuhan Konstatinopel, Teluk Persia, Mumbai, Malabar, Srilangka, Madras, dan berbagai kepulauan di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, serta Kalimantan.

Dalam catatan perjalanannya ke Tanah Jawa, yang diungkap penakatolik.com, Pastor Mattiuzzi sangat terkagum-kagum dengan kehidupan orang-orang di Jawa. Hal ini membuatnya memutuskan tinggal beberapa waktu di Jawa, hingga masuk ke pedalaman.



Menjelang akhir hayatnya, Pastor Mattiuzzi sempat mendatangi Biata Santo Antonius di Padua, dan bertemu dengan temannya, William de Solona. Kepada temannya tersebut, dia meminta untuk membuatkan catatan tentang kisah-kisahnya selama berada di Jawa.

Salah satu yang dikisahkan, adalah ketakjuban Pastor Mattiuzzi kepada Raja Jawa yang memiliki istana besar dan mewah. Istana tersebut memiliki tangga lebar dan megah, anak tangganya berlapiskan emas dan perak. Seluruh dinding dilapisi emas tempa, dan terdapat gambar-gambar kesatria yang ukir dalam lapisan emas.

Setiap kesatria di dalam Istana Majapahit, juga disebut oleh Pastor Mattiuzzi menggunakan mahkota emas yang berhias beragam batu mulia. Atap istana terbuat dari emas murni, dan dindingnya dilapisi lempengan emas serta perak.

Megah! Begini Penampakan Istana Majapahit di Trowulan Hasil Artificial Intelligence


Kunjungan Pastor Mattiuzzi ke wilayah Majapahit, dilakukan sekitar tahun 1321-1322 Masehi. Pada masa itu, Majapahit berada di bawah pemerintahan Raja Jayanegara, yang merupakan putera dari Raden Wijaya.

Kehadiran orang Eropa ke Istana Majapahit, juga disebut oleh Riboet Darmosoetopo dalam tulisannya yang berjudul "Sejarah Perkembangan Majapahit", yang termuat dalam buku "700 Tahun Majapahit, Suatu Bunga Rampai".

Riboet Darmosoetopo menyebut dalam tulisannya, Gubernur Portugis di Malaka, Rui de Brito pada tahun 1514 Masehi menyebutkan ada dua raja "Kafir" yaitu raja Sunda, dan raja Jawa. Hal yang sama juga dituliskan oleh penulis Italia, Barbosa, yang menyebut raja "kafir" di pedalaman Jawa, pada tahun 1518 Masehi.



Sementara pada tahun 1522 Masehi, seorang ahli Italia lainnya, Antonio Pigafeta menyebutkan bahwa penguasa di Majapahit, adalah Pati Unus. Tulisan inilah yang mengisyaratkan bahwa kala itu Majapahit sudah masuk dalam kekuasaan kerajaan Demak.

Penakhlukan Majapahit oleh Demak, tak terlalu gamblang diceritakan dalam Serat Kanda, dan Serat Darmogandul. Riboet Darmosoetopo menduga, kematian Bhre Kertabhumi pada tahun 1478 masehi akibat serangan Dyah Ranawijaya, dijadikan sengkalan sirna ilang kertaning bumi dalam Babad Tanah Jawi.

Sementara, Slamet Muljana dalam bukunya yang berjudul "Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit", menyebutkan Kerajaan Majapahit memiliki ibu kota yang luas, lengkap dengan istananya. Beberapa bangunan beridiri megah, mulai dari alun-alun keraton hingga balai-balai yang menjadi bagian dari kompleks Istana Majapahit. Terdapat tembok batu, yang sekaligus menjadi benteng bagi keraton Majapahit.

Megah! Begini Penampakan Istana Majapahit di Trowulan Hasil Artificial Intelligence


Pintu besar di sebelah barat yang disebut purawaktra menghadap ke lapangan luas. Di tengah lapangan itu mengalir parit yang mengelilingi lapangan, di tepi benteng ditanami pohon beringin atau brahmastana, berderet-deret memanjang dan berbagai bentuknya. Di situlah tempat tunggu para perwira yang sedang meronda menjaga paseban.

Di sebelah utara ada lagu gapura, pintunya besi, alun-alun keraton membujur dari utara ke selatan. Di dalam benteng, terdapat pura di tengah-tengah benteng, yang terletak di sebelah timur pintu besi adalah panggung tinggi, lantainya berlapis batu putih, deretan gedung-gedung yang berhimpit membujur ke selatan. Di muka deretan gedung ini terdapat jalan yang membatasi alun-alun keraton dan gedung kompleks keraton.

Sedangkan di sebelah selatan panggung, merupakan balai prajurit tempat bermusyawarah para menteri, perwira, pendeta, dari tiga aliran agama, para pembantu raja, kepala daerah, dan kepala desa, baik dari ibu kota maupun dari luar pada tiap tanggal satu bulan caitra.



Sementara di sisi timur balai prajurit atau balai pertemuan menjulang rumah bertiga-tiga mengelilingi kuil Siwa yang tinggi. Di sebelah selatannya ialah gedung bersusun tempat tinggal para wipra, di sebelah barat tempat tinggal para wipra, membentang halaman berkaki tinggi. Di sebelah utara kuil Siwa, berdiri tegak gedung sang Buddha, atapnya bertingkat tiga, puncaknya penuh berukir.

Di sebelah selatan balai pertemuan adalah balai agung manguntur, dengan lapangan watangan yang luas di belakangnya. Di tengah utara adalah penangkilan, tempat duduk para pujangga dan para menteri. Bagian timur adalah tempat berkumpul para pendeta Siwa Buddha.

Sedangkan di selatannya, tersekat pintu-pintu adalah paseban yang teratur rapi. Ini bertemu dengan jalan dari utara ke selatan pertemuan itu merupakan jalan simpang empat atau jalan silang ke bagian selatan alun-alun.

Megah! Begini Penampakan Istana Majapahit di Trowulan Hasil Artificial Intelligence


Sepanjang jalan dari timur ke barat kanan kiri berjajar rumah-rumah. Deretan pohon tanjung membelah jalan dari timur ke barat. Di sebelah barat manguntur agak jauh, berdiri sebuah balai tempat berkerumun anggota tentara.

Halamannya sangat luas, di tengah halaman ada mandapa, tempat memelihara burung. Boleh dipastikan bahwa balai tersebut adalah tempat jaga para tentara, letaknya di sebelah selatan jalan dari timur ke barat dan di sebelah barat jalan dari utara ke selatan.



Di sebelah timur jalan ada paseban, yang membujur dari utara ke selatan, sampai pintu kedua dari istana. Di belakang pintu tersebut terdapat halaman sangat luas dan rata. Di sebelah timur halaman ada sebuah bangunan asri indah lagi tinggi. Di bangunan itulah baginda raja sambil duduk di balai witana menerima tamu yang datang menghadap, itulah ruang tamu raja.

Pada halaman keraton, ada berbagai balai mengelilinginya. Balai-balai ini termasuk kompleks keraton. Di mana atapnya bertingkat-tingkat, berdiri berkelompok-kelompok, masing-masing mempunyai pintunya sendiri. Kompleks istana ke timur sampai tembok benteng sebelah timur, ke selatan mencapai tembok benteng sebelah selatan.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2151 seconds (0.1#10.140)