Hayam Wuruk Raja yang Sering Blusukan ke Pelosok Wilayah Lihat Kondisi Rakyatnya
loading...
A
A
A
RAJA Hayam Wuruk merupakan raja yang membawa Kerajaan Majapahit ke masa kejayaan. Saat memerintah, konon Raja Hayam Wuruk kerap kali melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan keliling wilayah kekuasaan Majapahit. Disebutkan kekuasaan Majapahit mencapai Pulau Sumatera dan semenanjung Malaya.
Dikisahkan, sebagaimana tertulis dalam buku 'Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit' karya Slamet Muljana, Hayam Wuruk kerap keliling daerah setelah musim penghujan mengadakan perjalanan ke daerah dekat - dekat Majapahit, seperti Jalagiri, Blitar, Polaman, Daha, dan sebagainya.
Daerah bernama Desa Perdikan Jalagiri yang terletak tidak jauh sebelah timur Majapahit , serta Wewe Pikatan di Tjandi Lima. Biasanya Hayam Wuruk berkunjung ke lokasi tersebut dengan berjalan kaki.
Bila tidak ke lokasi tersebut, biasanya Hayam Wuruk suka berkunjung ke Pala untuk melakukan ziarah ke Candi Siwa. Kemudian Hayam Wuruk meneruskan perjalanan menuju Blitar, Jimur, Silaahrit, Polaman, Daha, dan Janggala. Saat melakukan perjalanan ini biasanya Hayam Wuruk diiringi segenap pembesar-pembesar pemerintah pusat Majapahit.
Tercatat pada tahun 1355 Masehi Hayam Wuruk juga melakukan perjalanan lumayan jauh ke Pajang, kemudian ke Lasem, yang berada di Rembang, Jawa Tengah pada 1354 Masehi. Hayam Wuruk juga pernah melakukan perjalanan ke pantai selatan pada 1357 Masehi, ia juga pernah melalui hutan terus ke Lodaja, Teto, Sideman, pada 1359 Masehi.
Hayam Wuruk juga tercatat pernah mengunjungi Lumajang sekitar bulan Agustus-September 1359 Masehi atau 1281 Saka, pada peninggalan agama Hindu. Perhatian Hayam Wuruk terhadap desa-desa dan bangunan ternyata juga disambut oleh para penghuni desa dan warga yang didatangi.
Perjalanan berkeliling itu dimaksud untuk menyaksikan sendiri keadaan kehidupan rakyat kecil di desa-desa di wilayah Majapahit. Kunjungan ini juga sekaligus untuk menyaksikan pelaksanaan amanat beliau sendiri kepada petugas pemerintah pusat di daerah. Mengingat Hayam Wuruk adalah pribadi yang tak puas dengan hanya menerima laporan saja.
Hayam Wuruk ingin menyaksikan sendiri keadaan rakyat di desa-desa yang sulit dikunjungi orang sekalipun. Oleh sebab itu Hayam Wuruk kerap kali menelusuri wilayah-wilayah di sulit diakses, bahkan hingga tepi laut. Konon perjalanan Hayam Wuruk dan pejabat Majapahit ini kerap memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Betapa pun tempat yang sulit dijangkau dan tersembunyi Hayam Wuruk menyempatkan diri untuk mengunjungi rakyatnya di pelosok wilayah. Blusukan Raja Hayam Wuruk inilah yang juga membuat masyarakat nyaman dan aman.
Bahkan para pendeta, para resi, dan para petapa yang kerap tinggal di pantai, gunung, hutan belantara, dan tempat-tempat sunyi untuk bertapa brata, bersemedi merasa aman.
Lihat Juga: Kisah 3 Jenderal Mongol Dihukum Cambuk oleh Khubilai Khan Gara-gara Gagal Kalahkan Majapahit
Dikisahkan, sebagaimana tertulis dalam buku 'Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit' karya Slamet Muljana, Hayam Wuruk kerap keliling daerah setelah musim penghujan mengadakan perjalanan ke daerah dekat - dekat Majapahit, seperti Jalagiri, Blitar, Polaman, Daha, dan sebagainya.
Baca Juga
Daerah bernama Desa Perdikan Jalagiri yang terletak tidak jauh sebelah timur Majapahit , serta Wewe Pikatan di Tjandi Lima. Biasanya Hayam Wuruk berkunjung ke lokasi tersebut dengan berjalan kaki.
Bila tidak ke lokasi tersebut, biasanya Hayam Wuruk suka berkunjung ke Pala untuk melakukan ziarah ke Candi Siwa. Kemudian Hayam Wuruk meneruskan perjalanan menuju Blitar, Jimur, Silaahrit, Polaman, Daha, dan Janggala. Saat melakukan perjalanan ini biasanya Hayam Wuruk diiringi segenap pembesar-pembesar pemerintah pusat Majapahit.
Tercatat pada tahun 1355 Masehi Hayam Wuruk juga melakukan perjalanan lumayan jauh ke Pajang, kemudian ke Lasem, yang berada di Rembang, Jawa Tengah pada 1354 Masehi. Hayam Wuruk juga pernah melakukan perjalanan ke pantai selatan pada 1357 Masehi, ia juga pernah melalui hutan terus ke Lodaja, Teto, Sideman, pada 1359 Masehi.
Hayam Wuruk juga tercatat pernah mengunjungi Lumajang sekitar bulan Agustus-September 1359 Masehi atau 1281 Saka, pada peninggalan agama Hindu. Perhatian Hayam Wuruk terhadap desa-desa dan bangunan ternyata juga disambut oleh para penghuni desa dan warga yang didatangi.
Perjalanan berkeliling itu dimaksud untuk menyaksikan sendiri keadaan kehidupan rakyat kecil di desa-desa di wilayah Majapahit. Kunjungan ini juga sekaligus untuk menyaksikan pelaksanaan amanat beliau sendiri kepada petugas pemerintah pusat di daerah. Mengingat Hayam Wuruk adalah pribadi yang tak puas dengan hanya menerima laporan saja.
Hayam Wuruk ingin menyaksikan sendiri keadaan rakyat di desa-desa yang sulit dikunjungi orang sekalipun. Oleh sebab itu Hayam Wuruk kerap kali menelusuri wilayah-wilayah di sulit diakses, bahkan hingga tepi laut. Konon perjalanan Hayam Wuruk dan pejabat Majapahit ini kerap memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Betapa pun tempat yang sulit dijangkau dan tersembunyi Hayam Wuruk menyempatkan diri untuk mengunjungi rakyatnya di pelosok wilayah. Blusukan Raja Hayam Wuruk inilah yang juga membuat masyarakat nyaman dan aman.
Bahkan para pendeta, para resi, dan para petapa yang kerap tinggal di pantai, gunung, hutan belantara, dan tempat-tempat sunyi untuk bertapa brata, bersemedi merasa aman.
Lihat Juga: Kisah 3 Jenderal Mongol Dihukum Cambuk oleh Khubilai Khan Gara-gara Gagal Kalahkan Majapahit
(don)