Kisah Strategi Jenius Arya Wiraraja Hancurkan Singasari dan Besarkan Majapahit
loading...
A
A
A
Gagasan raja Kerajaan Singasari, Sri Kertanegara, untuk menyatukan Nusantara, ternyata diam-diam tidak disepakati oleh Arya Wiraraja. Kala itu, Arya Wiraraja menjabat sebagai seorang Demung atau pejabat Panca Tandha di Kerajaan Singsari.
Tugas Arya Wiraraja adalah sebagai pegawai kerajaan yang mengurusi rumah tangga. Ketidak harmonisan antara Kertanegara, dengan Arya Wiraraja tersebut, diduga menjadi awal hancurnya Kerajaan Singasari.
Arya Wiraraja melihat, Singasari tidak hanya akan meluaskan kekuasaan melalui kekuatan militer. Tapi juga akan menyebarkan agama Tantrayana, sekte Tantra Bhairawa. Para pengikut Tantra Bhairawa dikenal memiliki upacara ritual yang menyeramkan.
Mereka memiliki tradisi ritual pesta seks, minum darah, dan sekaligus menyantap daging manusia. Arya Wiraraja merasa memiliki kewajiban moral untuk mencegahnya. Karena dia seorang muslim.
"Arya Wiraraja oleh keturunannya-klan Arya Pinatih di Bali yang beragama Hindu-diyakini beragama Islam, terbukti dengan keberadaan makamnya yang setiap tahun diziarahi keturunannya," tulis Agus Sunyoto, dalam buku Atlas Wali Songo (2016).
Arya Wiraraja terhitung masih keponakan Kertanegara sendiri. Ia merupakan putra Nararya Kirana, Raja Kerajaan Lumajang, Jawa Timur, bawahan dari Kerajaan Singasari. Nararya Kirana dan Kertanegara adalah bersaudara.
Ketidaksetujuan Arya Wiraraja terhadap konsep penyatuan Nusantara, akhirnya diketahui oleh Kertanegara, dan itu membuat Raja Singasari murka. Jabatan Arya Wiraraja sebagai Demung atau pejabat Panca Tandha, dipreteli.
Baca Juga
Tugas Arya Wiraraja adalah sebagai pegawai kerajaan yang mengurusi rumah tangga. Ketidak harmonisan antara Kertanegara, dengan Arya Wiraraja tersebut, diduga menjadi awal hancurnya Kerajaan Singasari.
Arya Wiraraja melihat, Singasari tidak hanya akan meluaskan kekuasaan melalui kekuatan militer. Tapi juga akan menyebarkan agama Tantrayana, sekte Tantra Bhairawa. Para pengikut Tantra Bhairawa dikenal memiliki upacara ritual yang menyeramkan.
Mereka memiliki tradisi ritual pesta seks, minum darah, dan sekaligus menyantap daging manusia. Arya Wiraraja merasa memiliki kewajiban moral untuk mencegahnya. Karena dia seorang muslim.
"Arya Wiraraja oleh keturunannya-klan Arya Pinatih di Bali yang beragama Hindu-diyakini beragama Islam, terbukti dengan keberadaan makamnya yang setiap tahun diziarahi keturunannya," tulis Agus Sunyoto, dalam buku Atlas Wali Songo (2016).
Arya Wiraraja terhitung masih keponakan Kertanegara sendiri. Ia merupakan putra Nararya Kirana, Raja Kerajaan Lumajang, Jawa Timur, bawahan dari Kerajaan Singasari. Nararya Kirana dan Kertanegara adalah bersaudara.
Ketidaksetujuan Arya Wiraraja terhadap konsep penyatuan Nusantara, akhirnya diketahui oleh Kertanegara, dan itu membuat Raja Singasari murka. Jabatan Arya Wiraraja sebagai Demung atau pejabat Panca Tandha, dipreteli.