Kisah Strategi Jenius Arya Wiraraja Hancurkan Singasari dan Besarkan Majapahit

Kamis, 02 Februari 2023 - 10:30 WIB
loading...
Kisah Strategi Jenius Arya Wiraraja Hancurkan Singasari dan Besarkan Majapahit
Candi Singasari, dipercaya sebagai makam dari raja terakhir Kerajaan Singsari, Kertanegara yang dibunuh oleh Jayakatwang. Foto/Dok.SINDOnews/Yuswantoro
A A A
Gagasan raja Kerajaan Singasari, Sri Kertanegara, untuk menyatukan Nusantara, ternyata diam-diam tidak disepakati oleh Arya Wiraraja. Kala itu, Arya Wiraraja menjabat sebagai seorang Demung atau pejabat Panca Tandha di Kerajaan Singsari.



Tugas Arya Wiraraja adalah sebagai pegawai kerajaan yang mengurusi rumah tangga. Ketidak harmonisan antara Kertanegara, dengan Arya Wiraraja tersebut, diduga menjadi awal hancurnya Kerajaan Singasari.



Arya Wiraraja melihat, Singasari tidak hanya akan meluaskan kekuasaan melalui kekuatan militer. Tapi juga akan menyebarkan agama Tantrayana, sekte Tantra Bhairawa. Para pengikut Tantra Bhairawa dikenal memiliki upacara ritual yang menyeramkan.



Mereka memiliki tradisi ritual pesta seks, minum darah, dan sekaligus menyantap daging manusia. Arya Wiraraja merasa memiliki kewajiban moral untuk mencegahnya. Karena dia seorang muslim.

"Arya Wiraraja oleh keturunannya-klan Arya Pinatih di Bali yang beragama Hindu-diyakini beragama Islam, terbukti dengan keberadaan makamnya yang setiap tahun diziarahi keturunannya," tulis Agus Sunyoto, dalam buku Atlas Wali Songo (2016).

Arya Wiraraja terhitung masih keponakan Kertanegara sendiri. Ia merupakan putra Nararya Kirana, Raja Kerajaan Lumajang, Jawa Timur, bawahan dari Kerajaan Singasari. Nararya Kirana dan Kertanegara adalah bersaudara.

Ketidaksetujuan Arya Wiraraja terhadap konsep penyatuan Nusantara, akhirnya diketahui oleh Kertanegara, dan itu membuat Raja Singasari murka. Jabatan Arya Wiraraja sebagai Demung atau pejabat Panca Tandha, dipreteli.

Oleh Kertanegara ia diangkat menjadi Raja Madura, yang sebetulnya adalah sebuah hukuman. Pengangkatan menjadi Raja Madura adalah upaya Singasari membenturkan Arya Wiraraja dengan Nararya Cakrawardana, Raja Madura.



Arya Wiraraja merupakan keponakan sekaligus menantu Nararya Cakrawardana. Menjadi Raja Madura juga sama halnya merampas hak Banyak Wide, putera Nararya Chakrawardana. Dalam Atlas Wali Songo disebutkan, Banyak Wide merupakan ayah Adipati Tuban Ranggalawe.

Keputusan Raja Kertanegara tak bisa ditolak. Namun Arya Wiraraja diam-diam melawan. Secara sembunyi-sembunyi ia membangun persekutuan dengan kerajaan Glang Glang. Arya Wiraraja meminta Jayakatwang, suami bibinya untuk menyerang Singasari. Ia meminjam tangan Jayakatwang yang sudah lama berseteru dengan Kertanegara.

Arya Wiraraja tahu, Singasari tengah mengalihkan kekuatan militer utamanya ke Pamalayu. Dalam misi penyatuan Nusantara, Singasari menjalankan ekspedisi Pamalayu. Kerajaan-kerajaan di kawasan Melayu (Sumatera) berusaha ditaklukkan.

Situasi itu adalah kesempatan besar untuk Jayakatwang segera melakukan penyerangan. Tak berlangsung lama, mendadak muncul serangan dari pasukan Jayakatwang ke Singasari. Istana Singasari diserbu sekaligus diobrak-abrik hingga berakibat tewasnya Raja Kertanegara.

Empat putri Kertanegara bersama Sanggrama Wijaya atau Raden Wijaya, yakni menantu Kertanegara berhasil meloloskan diri. Dalam situasi terjepit, Wijaya meminta suaka politik ke Madura, dan oleh Arya Wiraraja diterima. Sebab keduanya terhitung masih saudara sepupu.



Atas saran Arya Wiraraja pula, Raden Wijaya berangsur-angsur mampu memperbaiki hubungan dengan Jayakatwang. Bahkan Jayakatwang menghadiahi tanah berupa hutan belantara di wilayah Tarik.

Bersama dua orang putranya, yakni Arya Nambi dan Arya Menak Koncar, Arya Wiraraja diam-diam membangun kekuatan bersama Raden Wijaya. Setelah menghancurkan Jayakatwang, yakni juga meminjam tangan pasukan Kubilai Khan, Arya Wiraraja dan Raden Wijaya lantas mendirikan Kerajaan Majapahit (1293).

Atas jasa besarnya, Arya Wiraraja dihadiahi Raden Wijaya (Raja Majapahit pertama) wilayah Lumajang, di mana ia sekaligus dinobatkan sebagai raja. Raden Wijaya juga mengangkat Arya Nambi, putra Arya Wiraraja sebagai mahapatih Majapahit.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1886 seconds (0.1#10.140)