Riwayat Ken Arok dan Kutukan Keris Empu Gandring
Kamis, 19 Januari 2023 - 05:13 WIB
Saat terjadi perang antara Raja Kediri Kertajaya dengan kaum brahmana, Ken Arok mengangkat dirinya menjadi Raja Tumapel, pada 1222 Masehi, dengan gelar Sri Ranggah Raja Batara Sang Amurwabumi.
Perang pecah di Desa Ganter, dengan kemenangan telak Tumapel. Dalam perang itu, Ken Arok menggunakan nama julukan Bhatara Syiwa, karena Kertajaya mengatakan Kediri hanya bisa dikalahkan oleh Bhatara Syiwa.
Ken Arok memerintah Kerajaan Singasari selama lima tahun, dari 1222-1227 Masehi. Pada 1227, Ken Arok tewas ditikam keris empu Gandring oleh orang suruhan Anuspati, anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung.
Anuspati tidak terima dengan kematian Tunggul Ametung yang dibunuh dengan keris empu Gandring oleh Ken Arok. Selanjutnya, Ken Arok dimakamkan di Kegenengan, dalam bangunan Siwa-Budha.
Sampai di sini ulasan singkat riwayat Ken Arok, dan kutukan keris empu Gandring diakhiri. Semoga bermanfaat.
Sumber tulisan:
1. Otto Sukatno, CR dan Untung Mulyono, Pararaton: Rekonstruksi Sebuah Novel dan Tafsir atas Serat (Kitab), Nusamedia, Bukel, 2021.
2. Otto Sukatno, CR dan Untung Mulyono, Pararaton: Kerajaan Tumapel (Singhasari) dan Majapahit, Nusamedia, Bukel, 2021.
3. Langit Kresna Hariadi, Gajah Mada, Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Tiga Serangkai, 2008.
Perang pecah di Desa Ganter, dengan kemenangan telak Tumapel. Dalam perang itu, Ken Arok menggunakan nama julukan Bhatara Syiwa, karena Kertajaya mengatakan Kediri hanya bisa dikalahkan oleh Bhatara Syiwa.
Ken Arok memerintah Kerajaan Singasari selama lima tahun, dari 1222-1227 Masehi. Pada 1227, Ken Arok tewas ditikam keris empu Gandring oleh orang suruhan Anuspati, anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung.
Anuspati tidak terima dengan kematian Tunggul Ametung yang dibunuh dengan keris empu Gandring oleh Ken Arok. Selanjutnya, Ken Arok dimakamkan di Kegenengan, dalam bangunan Siwa-Budha.
Sampai di sini ulasan singkat riwayat Ken Arok, dan kutukan keris empu Gandring diakhiri. Semoga bermanfaat.
Sumber tulisan:
1. Otto Sukatno, CR dan Untung Mulyono, Pararaton: Rekonstruksi Sebuah Novel dan Tafsir atas Serat (Kitab), Nusamedia, Bukel, 2021.
2. Otto Sukatno, CR dan Untung Mulyono, Pararaton: Kerajaan Tumapel (Singhasari) dan Majapahit, Nusamedia, Bukel, 2021.
3. Langit Kresna Hariadi, Gajah Mada, Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Tiga Serangkai, 2008.
tulis komentar anda