Solar di Sebuku Kalimantan Utara Langka, Aktivitas Warga Terhambat
Rabu, 14 Desember 2022 - 12:11 WIB
NUNUKAN - Antrean panjang terjadi di SPBU Sebuku, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Antrean ini disebabkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar sudah langka. Akibat kelangkan BBM ini aktivitas ekonomi masyarakat terganggu.
Minimnya ketersediaan solar di wilayah Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan ini dikeluhkan masyarakat. Ilyas, sopir truk mengatakan, banyak aktivitas penting menyangkut perputaran ekonomi di daerah ini sangat bergantung pada ketersediaan BBM jenis solar.
"Selain digunakan pada sarana angkutan transportasi laut untuk angkutan barang-barang sembako, solar juga sangat dibutuhkan untuk kendaraan angkutan darat, terutama kendaraan dump truk yang dijadikan masyarakat sebagai usaha angkutan hasil panen perkebunan kelapa sawit," bebet Ilyas, Rabut (14/12/2022).
SPBU di Kecamatan Sebuku, lanjut dia, hanya mendapat jatah satu kali pasokan solar dalam sebulan. "Dengan pasokan hanya sebanyak lima ton per bula, persediaan solar itu sudah habis didistribusikan paling lama dua hari. Selanjutnya menunggu pasokan berikut pada bulan berikutnya. Pasokan tersebut tentu saja sangat tidak mencukupi," tuturnya.
Asbar, tokoh masyarakat Sebuku mengatakan, akibat langkanya BBM jenis solar ini, tidak jarang para sopir harus membeli eceran di luar SPBU yang harganya mencapai Rp18 ribu per liter. "Jauh dari harga di SPBU yang hanya Rp6.800 per liter," ujarnya.
Asbar berharap kelangkaan BBM di wilayahnya menjadi perhatian pemerintah daerah, provinsi dan pusat.
Minimnya ketersediaan solar di wilayah Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan ini dikeluhkan masyarakat. Ilyas, sopir truk mengatakan, banyak aktivitas penting menyangkut perputaran ekonomi di daerah ini sangat bergantung pada ketersediaan BBM jenis solar.
"Selain digunakan pada sarana angkutan transportasi laut untuk angkutan barang-barang sembako, solar juga sangat dibutuhkan untuk kendaraan angkutan darat, terutama kendaraan dump truk yang dijadikan masyarakat sebagai usaha angkutan hasil panen perkebunan kelapa sawit," bebet Ilyas, Rabut (14/12/2022).
SPBU di Kecamatan Sebuku, lanjut dia, hanya mendapat jatah satu kali pasokan solar dalam sebulan. "Dengan pasokan hanya sebanyak lima ton per bula, persediaan solar itu sudah habis didistribusikan paling lama dua hari. Selanjutnya menunggu pasokan berikut pada bulan berikutnya. Pasokan tersebut tentu saja sangat tidak mencukupi," tuturnya.
Baca Juga
Asbar, tokoh masyarakat Sebuku mengatakan, akibat langkanya BBM jenis solar ini, tidak jarang para sopir harus membeli eceran di luar SPBU yang harganya mencapai Rp18 ribu per liter. "Jauh dari harga di SPBU yang hanya Rp6.800 per liter," ujarnya.
Asbar berharap kelangkaan BBM di wilayahnya menjadi perhatian pemerintah daerah, provinsi dan pusat.
(don)
tulis komentar anda