Secapa AD Jadi Klaster Baru, Ridwan Kamil: Warga Jangan Khawatir, yang Penting Ingat 3 M
Jum'at, 10 Juli 2020 - 14:20 WIB
"Contoh, di awal-awal kan laporannya 200 (orang) yah, maka kami sampaikan kepada masyarakat sesuai informasi. Di hari berikutnya, setelah ada pengumuman dari pusat, diumumkannya 962. Itu kalau ditotal, dilaporkannya kan sebetulnya dalam tiga hari, totalnya 1.200-an (orang)," terang dia.
"Saya lihat datanya, misalkan kemarin 962, yang dari secapanya 910, berarti sisanya pola normal. Di luar itu, sebenarnya angka Jabar rata rata 40, 60, 50 , yang isu (positif lebih dari) 2.000 itu belum dengar laporannya. Tapi Pak Doni Monardo sudah menyatakan data tidak boleh ditutup-tutupi. Kalau baik bilang baik, kalau buruk bilang buruk, semuanya hadapi bersama sama," sambung Kang Emil memaparkan.
Oleh karenanya, dia mengintruksikan jajaran gugus tugas Provinsi Jabar dan Kota Bandung untuk melakukan pelacakan keluarga siswa Secapa AD yang dinyatakan positif COVID-19 itu. Terlebih, kata dia, setiap siswa memiliki jatah pesiar sehari dalam sepekan. (BACA JUGA: Bangkitkan Ekonomi saat Pandemi, Ini Strategi Pemprov Jabar)
"Kalau kesiapan rumah sakit, dari 1.200 itu mayoritas OTG, hanya 17 yang di Rudah Sakit Dustira. Karena Angkatan Darat (TNI AD) juga sudah punya sistem yang kuat, maka sebagian (siswa) juga dibawa ke Jakarta di RSPAD Gatot Subroto. Jadi, beban di non-Dustria dan non-RSPAD belum ada. Sementara per hari ini, ketersian rumah sakit di Jawa Barat baru 27 persen, masih terkendali," bebernya.
Kang Emil menambahkan, berkaca dari klaster Secapa AD, COVID-19 menular tak pandang bulu. Orang tua, anak-anak, hingga siswa Secapa AD berpotensi terpapar COVID-19. Karenanya, dia kembali mengimbau masyarakat untuk selalu menetapkan protokol pencegahan COVID-19.
"Ini bukti COVID-19 tidak pilih-pilih, di Amerika Latin Presiden Brazil, Honduras, Bolivia positif (COVID-19). Sebelum obatnya datang, cara melawannya 3 M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak). Itu saja modalnya," tandasnya.
"Saya lihat datanya, misalkan kemarin 962, yang dari secapanya 910, berarti sisanya pola normal. Di luar itu, sebenarnya angka Jabar rata rata 40, 60, 50 , yang isu (positif lebih dari) 2.000 itu belum dengar laporannya. Tapi Pak Doni Monardo sudah menyatakan data tidak boleh ditutup-tutupi. Kalau baik bilang baik, kalau buruk bilang buruk, semuanya hadapi bersama sama," sambung Kang Emil memaparkan.
Oleh karenanya, dia mengintruksikan jajaran gugus tugas Provinsi Jabar dan Kota Bandung untuk melakukan pelacakan keluarga siswa Secapa AD yang dinyatakan positif COVID-19 itu. Terlebih, kata dia, setiap siswa memiliki jatah pesiar sehari dalam sepekan. (BACA JUGA: Bangkitkan Ekonomi saat Pandemi, Ini Strategi Pemprov Jabar)
"Kalau kesiapan rumah sakit, dari 1.200 itu mayoritas OTG, hanya 17 yang di Rudah Sakit Dustira. Karena Angkatan Darat (TNI AD) juga sudah punya sistem yang kuat, maka sebagian (siswa) juga dibawa ke Jakarta di RSPAD Gatot Subroto. Jadi, beban di non-Dustria dan non-RSPAD belum ada. Sementara per hari ini, ketersian rumah sakit di Jawa Barat baru 27 persen, masih terkendali," bebernya.
Kang Emil menambahkan, berkaca dari klaster Secapa AD, COVID-19 menular tak pandang bulu. Orang tua, anak-anak, hingga siswa Secapa AD berpotensi terpapar COVID-19. Karenanya, dia kembali mengimbau masyarakat untuk selalu menetapkan protokol pencegahan COVID-19.
"Ini bukti COVID-19 tidak pilih-pilih, di Amerika Latin Presiden Brazil, Honduras, Bolivia positif (COVID-19). Sebelum obatnya datang, cara melawannya 3 M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak). Itu saja modalnya," tandasnya.
(vit)
tulis komentar anda