Secapa AD Jadi Klaster Baru, Ridwan Kamil: Warga Jangan Khawatir, yang Penting Ingat 3 M
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat , Ridwan Kamil meminta masyarakat tidak terlalu mengkhawatirkan munculnya klaster baru penyebaran COVID-19 di Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD).
Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar itu menyatakan, masyarakat tak perlu khawatir menyikapi klaster Secapa AD. Terlebih, klaster baru tersebut berada di lingkungan militer yang tingkat kedisiplinannya sangat tinggi, sehingga karantina pun lebih mudah dilakukan.
"Masyarakat jangan terlalu khawatir, kalau satu titik, apalagi militer itu lebih disiplin dalam lokalisir karantinanya dan orang berlatar belakang militer memiliki fisik yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melakukan isolasi," ujar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (10/7/2020). (BACA JUGA: Kapal Esa Windu Ditemukan Mati Mesin di Tengah Laut, 3 Nelayan Selamat)
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyebutkan, dari ratusan siswa Secapa AD yang sudah dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19, hanya 17 siswa di antaranya yang menjalani perawatan di rumah sakit. Kondisi tersebut menurutnya mengindikasikan bahwa proses penyembuhan siswa yang terpapar COVID-19 akan lebih cepat.
"Karena yang masuk ke lembaga pendidikan itu adalah orang yang sehat, kuat. Dari pengalaman klaster (Setukpa Polri) Sukabumi, angka kesembuhannya itu hampir 100 persen," sebutnya.
Beredar kabar, penyebaran virus di klaster Secapa AD ini berawal pada 21 Juni 2020 saat sejumlah siswa melaksanakan pesiar (libur). Kemudian, pada 25 Juni 2020, tiga orang siswa dan 1 orang PNS perawat KSA Secapa AD berobat di Rumah Sakit Dustira. Setelah menjalani rapid tes, mereka dinyatakan reaktif. Begitupun swab test hasilnya positif.
Dalam info yang beredar di kalangan wartawan itu pun disebutkan bahwa pada 30 Juni 2020, rapid test terhadap 188 orang di Secapa AD hasilnya reaktif dan berdasarkan pemeriksaan lanjutan dengan swab test hasilnya 178 positif COVID-19.
Kemudian, pada 2 Juli 2020, dari 836 siswa dan organik di lingkungan Secapa AD yang melakukan swab test massal terdapat 669 orang postif COVID-19. Hingga 7 Juli 2020, diperoleh data bahwa diperoleh hasil swab test 1.200 orang positif COVID-19.
Disinggung mengenai hal itu, Ridwan Kamil menyatakan, pihaknya belum bisa memastikan kabar tersebut.
"Contoh, di awal-awal kan laporannya 200 (orang) yah, maka kami sampaikan kepada masyarakat sesuai informasi. Di hari berikutnya, setelah ada pengumuman dari pusat, diumumkannya 962. Itu kalau ditotal, dilaporkannya kan sebetulnya dalam tiga hari, totalnya 1.200-an (orang)," terang dia.
"Saya lihat datanya, misalkan kemarin 962, yang dari secapanya 910, berarti sisanya pola normal. Di luar itu, sebenarnya angka Jabar rata rata 40, 60, 50 , yang isu (positif lebih dari) 2.000 itu belum dengar laporannya. Tapi Pak Doni Monardo sudah menyatakan data tidak boleh ditutup-tutupi. Kalau baik bilang baik, kalau buruk bilang buruk, semuanya hadapi bersama sama," sambung Kang Emil memaparkan.
Oleh karenanya, dia mengintruksikan jajaran gugus tugas Provinsi Jabar dan Kota Bandung untuk melakukan pelacakan keluarga siswa Secapa AD yang dinyatakan positif COVID-19 itu. Terlebih, kata dia, setiap siswa memiliki jatah pesiar sehari dalam sepekan. (BACA JUGA: Bangkitkan Ekonomi saat Pandemi, Ini Strategi Pemprov Jabar)
"Kalau kesiapan rumah sakit, dari 1.200 itu mayoritas OTG, hanya 17 yang di Rudah Sakit Dustira. Karena Angkatan Darat (TNI AD) juga sudah punya sistem yang kuat, maka sebagian (siswa) juga dibawa ke Jakarta di RSPAD Gatot Subroto. Jadi, beban di non-Dustria dan non-RSPAD belum ada. Sementara per hari ini, ketersian rumah sakit di Jawa Barat baru 27 persen, masih terkendali," bebernya.
Kang Emil menambahkan, berkaca dari klaster Secapa AD, COVID-19 menular tak pandang bulu. Orang tua, anak-anak, hingga siswa Secapa AD berpotensi terpapar COVID-19. Karenanya, dia kembali mengimbau masyarakat untuk selalu menetapkan protokol pencegahan COVID-19.
"Ini bukti COVID-19 tidak pilih-pilih, di Amerika Latin Presiden Brazil, Honduras, Bolivia positif (COVID-19). Sebelum obatnya datang, cara melawannya 3 M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak). Itu saja modalnya," tandasnya.
Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar itu menyatakan, masyarakat tak perlu khawatir menyikapi klaster Secapa AD. Terlebih, klaster baru tersebut berada di lingkungan militer yang tingkat kedisiplinannya sangat tinggi, sehingga karantina pun lebih mudah dilakukan.
"Masyarakat jangan terlalu khawatir, kalau satu titik, apalagi militer itu lebih disiplin dalam lokalisir karantinanya dan orang berlatar belakang militer memiliki fisik yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melakukan isolasi," ujar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (10/7/2020). (BACA JUGA: Kapal Esa Windu Ditemukan Mati Mesin di Tengah Laut, 3 Nelayan Selamat)
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyebutkan, dari ratusan siswa Secapa AD yang sudah dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19, hanya 17 siswa di antaranya yang menjalani perawatan di rumah sakit. Kondisi tersebut menurutnya mengindikasikan bahwa proses penyembuhan siswa yang terpapar COVID-19 akan lebih cepat.
"Karena yang masuk ke lembaga pendidikan itu adalah orang yang sehat, kuat. Dari pengalaman klaster (Setukpa Polri) Sukabumi, angka kesembuhannya itu hampir 100 persen," sebutnya.
Beredar kabar, penyebaran virus di klaster Secapa AD ini berawal pada 21 Juni 2020 saat sejumlah siswa melaksanakan pesiar (libur). Kemudian, pada 25 Juni 2020, tiga orang siswa dan 1 orang PNS perawat KSA Secapa AD berobat di Rumah Sakit Dustira. Setelah menjalani rapid tes, mereka dinyatakan reaktif. Begitupun swab test hasilnya positif.
Dalam info yang beredar di kalangan wartawan itu pun disebutkan bahwa pada 30 Juni 2020, rapid test terhadap 188 orang di Secapa AD hasilnya reaktif dan berdasarkan pemeriksaan lanjutan dengan swab test hasilnya 178 positif COVID-19.
Kemudian, pada 2 Juli 2020, dari 836 siswa dan organik di lingkungan Secapa AD yang melakukan swab test massal terdapat 669 orang postif COVID-19. Hingga 7 Juli 2020, diperoleh data bahwa diperoleh hasil swab test 1.200 orang positif COVID-19.
Disinggung mengenai hal itu, Ridwan Kamil menyatakan, pihaknya belum bisa memastikan kabar tersebut.
"Contoh, di awal-awal kan laporannya 200 (orang) yah, maka kami sampaikan kepada masyarakat sesuai informasi. Di hari berikutnya, setelah ada pengumuman dari pusat, diumumkannya 962. Itu kalau ditotal, dilaporkannya kan sebetulnya dalam tiga hari, totalnya 1.200-an (orang)," terang dia.
"Saya lihat datanya, misalkan kemarin 962, yang dari secapanya 910, berarti sisanya pola normal. Di luar itu, sebenarnya angka Jabar rata rata 40, 60, 50 , yang isu (positif lebih dari) 2.000 itu belum dengar laporannya. Tapi Pak Doni Monardo sudah menyatakan data tidak boleh ditutup-tutupi. Kalau baik bilang baik, kalau buruk bilang buruk, semuanya hadapi bersama sama," sambung Kang Emil memaparkan.
Oleh karenanya, dia mengintruksikan jajaran gugus tugas Provinsi Jabar dan Kota Bandung untuk melakukan pelacakan keluarga siswa Secapa AD yang dinyatakan positif COVID-19 itu. Terlebih, kata dia, setiap siswa memiliki jatah pesiar sehari dalam sepekan. (BACA JUGA: Bangkitkan Ekonomi saat Pandemi, Ini Strategi Pemprov Jabar)
"Kalau kesiapan rumah sakit, dari 1.200 itu mayoritas OTG, hanya 17 yang di Rudah Sakit Dustira. Karena Angkatan Darat (TNI AD) juga sudah punya sistem yang kuat, maka sebagian (siswa) juga dibawa ke Jakarta di RSPAD Gatot Subroto. Jadi, beban di non-Dustria dan non-RSPAD belum ada. Sementara per hari ini, ketersian rumah sakit di Jawa Barat baru 27 persen, masih terkendali," bebernya.
Kang Emil menambahkan, berkaca dari klaster Secapa AD, COVID-19 menular tak pandang bulu. Orang tua, anak-anak, hingga siswa Secapa AD berpotensi terpapar COVID-19. Karenanya, dia kembali mengimbau masyarakat untuk selalu menetapkan protokol pencegahan COVID-19.
"Ini bukti COVID-19 tidak pilih-pilih, di Amerika Latin Presiden Brazil, Honduras, Bolivia positif (COVID-19). Sebelum obatnya datang, cara melawannya 3 M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak). Itu saja modalnya," tandasnya.
(vit)