Diskusi Ilmiah di Untag Surabaya, TGB: Indonesia Miliki Dokumen Berbangsa Paling Religius
Selasa, 06 Desember 2022 - 09:27 WIB
TGB melanjutkan, di Indonesia berbicara budaya sesuai dengan sukunya, sepanjang budaya yang dikembangkan membawa kemuliaan, ketinggian dan mengarah kemaslahatan itu dapat disebut islami. Bahkan, bisa jadi lebih islami dibanding budaya di negara tempat lahirnya Islam.
Konsep ini dipahami, lanjutnya, dipahami secara luas oleh para pendiri bangsa, itu dapat dilihat ketika menyiapkan dokumen metayuridis seperti Pancasila ataupun UUD1945, dimana di dalamnya juga dirumuskan oleh ulama. "Mereka yakin yang dilakukan ini hal baik. Kita bersyukur, agama menyediakan demokrasi berkembang, " tambahnya.
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia ini mengingatkan, supaya masyarakat Indonesia tidak terbawa pada persepsi seolah-olah agama menjadi destruktif untuk kemanusiaan. Konflik paling mematikan di sejarah umat manusia, tak ada karena faktor agama.
"Konflik yang paling mematikan terkait ideologi, bukan karena agama, " tegasnya.
TGB mengatakan, Indonesia lahir bukan karena kompromi. Dokumen berbangsa menunjukkan para tokoh agama dan tokoh bangsa mengambil kebaikan dari agama. Membahas indonesia, lepas dari ego masing-masing. "Roemah Bhinneka bagian dari tanam kebaikan untuk masa depan, " tambahnya.
Acara yang dimoderatori Dr Chafid Wahyudi juga menghadirkan Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation KH Said Aqil Siradj, Ketua I PGIW Jawa Timur Pendeta Andri Purnawan, Dir Binmas Polda Jawa Timur Kombes Pol Asep Irpan Rosadi.
Konsep ini dipahami, lanjutnya, dipahami secara luas oleh para pendiri bangsa, itu dapat dilihat ketika menyiapkan dokumen metayuridis seperti Pancasila ataupun UUD1945, dimana di dalamnya juga dirumuskan oleh ulama. "Mereka yakin yang dilakukan ini hal baik. Kita bersyukur, agama menyediakan demokrasi berkembang, " tambahnya.
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia ini mengingatkan, supaya masyarakat Indonesia tidak terbawa pada persepsi seolah-olah agama menjadi destruktif untuk kemanusiaan. Konflik paling mematikan di sejarah umat manusia, tak ada karena faktor agama.
"Konflik yang paling mematikan terkait ideologi, bukan karena agama, " tegasnya.
TGB mengatakan, Indonesia lahir bukan karena kompromi. Dokumen berbangsa menunjukkan para tokoh agama dan tokoh bangsa mengambil kebaikan dari agama. Membahas indonesia, lepas dari ego masing-masing. "Roemah Bhinneka bagian dari tanam kebaikan untuk masa depan, " tambahnya.
Acara yang dimoderatori Dr Chafid Wahyudi juga menghadirkan Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation KH Said Aqil Siradj, Ketua I PGIW Jawa Timur Pendeta Andri Purnawan, Dir Binmas Polda Jawa Timur Kombes Pol Asep Irpan Rosadi.
(msd)
tulis komentar anda