Lumbung Pangan Jatim Jangkau Separuh Wilayah Provinsi
Senin, 06 Juli 2020 - 22:02 WIB
SURABAYA - Layanan Lumbung Pangan Jatim kembali diperluas. Mulai Rabu (8/7/2020), layanan pembelian online sembako murah dan gratis ongkos kirim (ongkir) ini akan menjangka delapan kabupaten kota di Jatim. Antara lain, Jombang, Nganjuk, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Probolinggo, Kota Probolinggo dan Kota Madiun.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tren belanja online masyarakat Jatim mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat di Lumbung Pangan yang sejauh ini sudah ada di sebelas kabupaten kota di Jatim.
“Ternyata dari datanya transaksi belanja online cukup besar. Di di tengah pandemi COVID-19, kita mendorong agar ada adaptasi baru yang dilakukan di masyarakat, termasuk dalam hal belanja bahan pangan,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Senin (6/7/2020). (Baca: Terdampak Pandemi, Karyawan Hotel Bintang Lima Jadi Tukang Cukur Keliling )
Di Lumbung Pangan Jatim, pembelanjaan didorong dengan metode online dengan stimulus bebas biaya pengiriman. Baik yang memesan lewat website maupun pesan dari aplikasi perpesanan WhatsApp. “Dalam rentang sepekan dari tanggal 26 Juni 2020 hingga 3 Juli 2020, rata-rata pembelanjaan online masyarakat di Lumbung Pangan Jatim berkisar antara 350 hingga 470 transaksi setiap harinya,” ujarnya.
Dengan melihat kesiapan infrastruktur pengiriman yang ada, maka Lumbung Pangan Jatim memutuskan untuk memperluas layanan ke delapan daerah tersebut. Untuk warga di delapan daerah tersebut yang ingin belanja sembako murah di Lumbung Pangan Jatim bisa memilih belanja via website di https://lumbungpanganjatim.com/ dengan pembayaran lewat bank.
“Pembelian sembako ini akan dikirimkan langsung ke alamat pembeli dari Jatim Expo Surabaya menggunakan jasa pengiriman PT Pos Indonesia. Maksimal waktu pengiriman adalah dua hari,” imbuh Khofifah.
Pembelian bahan pangan murah dengan harga di bawah pasar bisa dilakukan dengan minimal pembelian Rp60.000 dan maksimal berat pembelanjaan adalah 20 kilogram (kg). “Kami berharap dengan perluasan yang kami lakukan bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas. Tentunya selain adaptasi baru transisi menuju new normal, kami juga ingin agar masyarakat mendapatkan rasa tenang karena ada ketersediaan bahan pangan yang murah dan melimpah,” pungkas Khofifah. (Baca: Terdampak Pandemi, Karyawan Hotel Bintang Lima Jadi Tukang Cukur Keliling )
Dengan perluasan di delapan daerah ini, maka Lumbung Pangan Jatim telah hadir di 19 kabupaten kota. Selain di delapan kabupaten kota yang tersebut di atas, layanan Lumbung Pangan Jatim juga sudah lebih dulu dibuka di Kota Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Kota Mojokerto, Pasuruan, Kota Pasuruan, Bangkalan, Malang, Kota Malang dan Kota Batu. Dengan begitu kini Lumbung Pangan Jatim sudah ada di separo daerah di wilayah Jatim yang memiliki 38 kabupaten/kota.
Sejak dibuka pada tanggal 21 April 2020, transaksi Lumbung Pangan Jatim terus meningkat. Hingga 5 Juli 2020, transaksi penjualan di Lumbung Pangan Jatim mencapai Rp8,1 miliar. Selain menyediakan pembelanjaan via online, masyarakat juga tetap bisa belanja via offline di Jatim Expo hingga 21 Juli 2020. Saat ini sedang dibahas opsi perpanjangan layanan offlinenya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tren belanja online masyarakat Jatim mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat di Lumbung Pangan yang sejauh ini sudah ada di sebelas kabupaten kota di Jatim.
“Ternyata dari datanya transaksi belanja online cukup besar. Di di tengah pandemi COVID-19, kita mendorong agar ada adaptasi baru yang dilakukan di masyarakat, termasuk dalam hal belanja bahan pangan,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Senin (6/7/2020). (Baca: Terdampak Pandemi, Karyawan Hotel Bintang Lima Jadi Tukang Cukur Keliling )
Di Lumbung Pangan Jatim, pembelanjaan didorong dengan metode online dengan stimulus bebas biaya pengiriman. Baik yang memesan lewat website maupun pesan dari aplikasi perpesanan WhatsApp. “Dalam rentang sepekan dari tanggal 26 Juni 2020 hingga 3 Juli 2020, rata-rata pembelanjaan online masyarakat di Lumbung Pangan Jatim berkisar antara 350 hingga 470 transaksi setiap harinya,” ujarnya.
Dengan melihat kesiapan infrastruktur pengiriman yang ada, maka Lumbung Pangan Jatim memutuskan untuk memperluas layanan ke delapan daerah tersebut. Untuk warga di delapan daerah tersebut yang ingin belanja sembako murah di Lumbung Pangan Jatim bisa memilih belanja via website di https://lumbungpanganjatim.com/ dengan pembayaran lewat bank.
“Pembelian sembako ini akan dikirimkan langsung ke alamat pembeli dari Jatim Expo Surabaya menggunakan jasa pengiriman PT Pos Indonesia. Maksimal waktu pengiriman adalah dua hari,” imbuh Khofifah.
Pembelian bahan pangan murah dengan harga di bawah pasar bisa dilakukan dengan minimal pembelian Rp60.000 dan maksimal berat pembelanjaan adalah 20 kilogram (kg). “Kami berharap dengan perluasan yang kami lakukan bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas. Tentunya selain adaptasi baru transisi menuju new normal, kami juga ingin agar masyarakat mendapatkan rasa tenang karena ada ketersediaan bahan pangan yang murah dan melimpah,” pungkas Khofifah. (Baca: Terdampak Pandemi, Karyawan Hotel Bintang Lima Jadi Tukang Cukur Keliling )
Dengan perluasan di delapan daerah ini, maka Lumbung Pangan Jatim telah hadir di 19 kabupaten kota. Selain di delapan kabupaten kota yang tersebut di atas, layanan Lumbung Pangan Jatim juga sudah lebih dulu dibuka di Kota Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Kota Mojokerto, Pasuruan, Kota Pasuruan, Bangkalan, Malang, Kota Malang dan Kota Batu. Dengan begitu kini Lumbung Pangan Jatim sudah ada di separo daerah di wilayah Jatim yang memiliki 38 kabupaten/kota.
Sejak dibuka pada tanggal 21 April 2020, transaksi Lumbung Pangan Jatim terus meningkat. Hingga 5 Juli 2020, transaksi penjualan di Lumbung Pangan Jatim mencapai Rp8,1 miliar. Selain menyediakan pembelanjaan via online, masyarakat juga tetap bisa belanja via offline di Jatim Expo hingga 21 Juli 2020. Saat ini sedang dibahas opsi perpanjangan layanan offlinenya.
(don)
tulis komentar anda