RS Simpang, Perjalanan Penuh Wabah dan Penampung Korban Perang

Senin, 06 Juli 2020 - 04:59 WIB
(Baca juga: Kisah Penculikan Sutan Sjahrir dan Kudeta Pertama di RI )

Dalam catatan Ruslan Abdul Ghani yang ditulisnya dalam bingkai buku berjudul 100 Hari di Surabaya mengembarkan begitu detail bagaimana pertempuran di Surabaya saat itu yang memakan banyak korban jiwa. Tiap hari, ada 100 pejuang yang gugur di halaman rumah sakit ini dan harus dikubur dengan segera.

Berbagai cerita pun menghiasi perjalanan RS Simpang. Termasuk keberadaan makam di RS Simpang juga ditemukan dalam arsip DHD’45, arsip yang ditulis oleh Mochammad Thalib, salah satu pelaku penguburan di RS Simpang.

Catatan itu menunjukan secara gamblang bagaimana suasana perang, kepanikan, dan peran RS Simpang dalam penanganan korban perang yang begitu heoik di Kota Pahlawan.

"… Waktu sore kami mengangkut kayu jati satu truk untuk menguburkan orang-orang yang jadi korban di halaman CBZ. Kami bertengkar dengan Prof. Sjaaf disuruh mengubur di Taman Makam Pahlawan, tetapi kami kubur di halaman belakang CBZ.”

Para jenazah dikuburkan dengan senapannya. Satu lubang berisi enam jenazah, saat tulang belulang diangkat ada beberapa pecahan logam yang masih tertancap di tulang mereka.

Dari beberapa sumber cerita, lokasi kuburan massal ini berada di belakang Patung Suro dan Boyo yang berdiri di tepian Sungai Kalimas, dan belakang Plaza Surabaya yang dijadikan lahan parkir. Dari perjalanan panjuang RS Simpang, semua bisa melihat wabah dan berbagai penyakit lainnya akan bisa dilewati.
(eyt)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More