Kesaksian Korban Tragedi Kanjuruhan, Naswa Ainur: Trauma Gas Air Mata dan Desak-desakkan
Rabu, 12 Oktober 2022 - 14:15 WIB
MALANG - Kevia Naswa Ainur Rohma (18) korban Tragedi Kanjuruhan hingga kini masih trauma dengan gas air mata dan desak-desakan usai kejadian mengerikan yang dialaminya di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Gadis yang tinggal di Perumahan New Puri Kartika Asri Blok M1-28 Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang ini menjadi salah satu saksi hidup Tragedi Kanjuruhan.
Sejak peristiwa menyeramkan pada Sabtu malam (1/10/2022) lalu, Naswa hingga kini masih trauma dan memilih menyendiri, menghindari keramaian-keramaian. Apalagi keramaiannya sifatnya banyak orang berdesakan, termasuk melihat video-video yang beredar ia pun begitu trauma.
"Ngeri-ngeri saja (kalau melihat keramaian), (memilih) menghindar. Trauma mungkin butuh waktu," kata Kevia Naswa Ainur Rohma ditemui di rumahnya, Rabu (12/10/2022).
Gadis cantik ini mengaku begitu trauma ketika melihat video yang berdesak-desakan dan tembakan gas air mata. "Trauma karena gas air mata sama desak-desakan, panik karena ramainya," ujarnya.
Selain trauma pada psikisnya, Kevia menjelaskan juga sempat kesulitan memfungsikan pergelangan tangan kanannya.
Tangan kanan ini seperti kaku dan sulit digerakkan, hal inilah yang membuatnya dibawa pihak keluarga ke sebuah klinik ortopedi di Kota Malang.
Gadis yang tinggal di Perumahan New Puri Kartika Asri Blok M1-28 Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang ini menjadi salah satu saksi hidup Tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga
Sejak peristiwa menyeramkan pada Sabtu malam (1/10/2022) lalu, Naswa hingga kini masih trauma dan memilih menyendiri, menghindari keramaian-keramaian. Apalagi keramaiannya sifatnya banyak orang berdesakan, termasuk melihat video-video yang beredar ia pun begitu trauma.
"Ngeri-ngeri saja (kalau melihat keramaian), (memilih) menghindar. Trauma mungkin butuh waktu," kata Kevia Naswa Ainur Rohma ditemui di rumahnya, Rabu (12/10/2022).
Gadis cantik ini mengaku begitu trauma ketika melihat video yang berdesak-desakan dan tembakan gas air mata. "Trauma karena gas air mata sama desak-desakan, panik karena ramainya," ujarnya.
Selain trauma pada psikisnya, Kevia menjelaskan juga sempat kesulitan memfungsikan pergelangan tangan kanannya.
Tangan kanan ini seperti kaku dan sulit digerakkan, hal inilah yang membuatnya dibawa pihak keluarga ke sebuah klinik ortopedi di Kota Malang.
tulis komentar anda