UINSA Surabaya dan UIN Maliki Malang Sebut Peristiwa Kanjuruhan Tragedi Kemanusiaan
Sabtu, 08 Oktober 2022 - 02:45 WIB
SURABAYA - Doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan masih terus digelar masyarakat, termasuk kalangan kampus. Seperti yang dilakukan UINSA Surabaya dan UIN Maliki Malang pada Jumat (7/10/2022) malam.
Doa dan tahlil secara daring ini juga diikuti seluruh pimpinan dan civitas akademika Perguruan Tinggi Keislaman Swasta di lingkungan Kopertais Wilayah IV.
"Acara ini merupakan wujud solidaritas PTKI se-Jawa Timur terhadap korban dan keluarg korban tragedi Kanjuruhan," ujar Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki.
Baca juga: Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Panpel Arema FC Abdul Haris Tuntut PSSI dan PT LIB Minta Maaf
Baik Muzakki maupun Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malam, Prof. Dr. M. Zainuddin menekankan makna persaudaraan dan pentingnya solidaritas kepada saudara sebangsa dalam menanggung kedukaan.
Dalam acara ini juga dibacakan pernyataan sikap, yaitu tragedi Kanjuruhan bukan hanya tragedi sepak bola. Lebih dari itu, peristiwa itu adalah tragedi kemanusiaan.
Tragedi Kanjuruhan dengan korban jiwa sebanyak 131 orang, 406 orang luka ringan, 30 orang luka sedang, dan 29 orang luka ringan adalah tragedi yang mengoyak nilai-nilai kemanusiaan.
Tidak ada satu event sepak bola yang memakan korban dengan jumlah yang begitu fantastis sepanjang sejarah sepak bola tanah air, bahkan dunia.
Sekalipun demikian, tragedi dan kesedihan ini tidak akan melemahkan dan memecah belah bangsa. Sepak bola adalah olahraga yang selama ini telah berhasil menyatukan kita sebagai bangsa di tengah dorongan segelintir orang yang hendak memecah belah dengan isu-isu agama, ras, suku, dan golongan.
Doa dan tahlil secara daring ini juga diikuti seluruh pimpinan dan civitas akademika Perguruan Tinggi Keislaman Swasta di lingkungan Kopertais Wilayah IV.
"Acara ini merupakan wujud solidaritas PTKI se-Jawa Timur terhadap korban dan keluarg korban tragedi Kanjuruhan," ujar Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki.
Baca juga: Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Panpel Arema FC Abdul Haris Tuntut PSSI dan PT LIB Minta Maaf
Baik Muzakki maupun Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malam, Prof. Dr. M. Zainuddin menekankan makna persaudaraan dan pentingnya solidaritas kepada saudara sebangsa dalam menanggung kedukaan.
Dalam acara ini juga dibacakan pernyataan sikap, yaitu tragedi Kanjuruhan bukan hanya tragedi sepak bola. Lebih dari itu, peristiwa itu adalah tragedi kemanusiaan.
Tragedi Kanjuruhan dengan korban jiwa sebanyak 131 orang, 406 orang luka ringan, 30 orang luka sedang, dan 29 orang luka ringan adalah tragedi yang mengoyak nilai-nilai kemanusiaan.
Tidak ada satu event sepak bola yang memakan korban dengan jumlah yang begitu fantastis sepanjang sejarah sepak bola tanah air, bahkan dunia.
Sekalipun demikian, tragedi dan kesedihan ini tidak akan melemahkan dan memecah belah bangsa. Sepak bola adalah olahraga yang selama ini telah berhasil menyatukan kita sebagai bangsa di tengah dorongan segelintir orang yang hendak memecah belah dengan isu-isu agama, ras, suku, dan golongan.
tulis komentar anda