Kesetiaan Istri Patih Gajah Mada saat sang Suami Disalahkan Atas Tragedi Perang Bubat
Minggu, 11 September 2022 - 08:34 WIB
Nyawa Raja Sunda beserta permaisurinya melayang. Para Menak Sunda yang melihat rajanya terbunuh, mengamuk. Namun semua bukan tandingan Gajah Mada.
Satu-persatu binasa. Rencana indah pernikahan agung itu pun kandas. Raja Hayam Wuruk hanya bisa menyesali keadaan. Hayam Wuruk kehilangan selera menyentuh makanan dan minuman.
Raja Majapahit itu juga jarang tidur yang itu membuatnya jatuh sakit dan akhirnya mangkat. Tuntutan Raja Wengker menghukum Gajah Mada mendapat sokongan Raja Kahuripan. Dari berbagai sumber menyebut, Raja Wengker yang dimaksud adalah Raden Kuda Amreta atau Bhreng Prameswara ring Pamotan.
Raja Wengker yang bernama Abiseka Sri Wijayarajasa adalah suami Bhre Daha atau Haji Rajadewi. Operasi penangkapan Mahapatih Gajah Mada pun dijalankan. "Semua menteri, tanda, dan rakrian mengepung rumah sang patih amangku bumi Gajah Mada," kata Slamet Muljana.
Bala tentara Majapahit yang melakukan pengepungan bersorak-sorak. Di sekitar kediaman Gajah Mada, pasukan bersenjata lengkap dan siap perang itu, terus menerus membunyikan kentong titir. Mereka juga merangsek masuk ke halaman rumah Gajah Mada.
"Pagar halaman telah dirusak, batasnya telah terhapus. Bala tentara berdesak masuk halaman," tulis Slamet Muljana. Di dalam rumah, tidak ada satupun punggawa Gajah Mada yang berani ke luar.
Di dalam ruangan Istri Gajah Mada hanya bisa mondar-mandir gelisah.
Melihat banyaknya bala tentara Majapahit, istri Gajah Mada meminta suaminya menyerah. Dikisahkan dalam buku "Menuju Puncak Kemegahan, Sejarah Kerajaan Majapahit" Gajah Mada hanya mengenakan cawat geringsing.
Selembar kain putih menyelubungi tubuhnya dengan sabuk atmaraksi melingkari pinggangnya.
Kepungan bala tentara Majapahit tidak menggoyahkan semedinya. Anehnya, saat menerobos masuk, bala tentara Majapahit hanya menjumpai istri Gajah Mada dengan keris terhunus di tangan. Semua tempat digeledah.
Satu-persatu binasa. Rencana indah pernikahan agung itu pun kandas. Raja Hayam Wuruk hanya bisa menyesali keadaan. Hayam Wuruk kehilangan selera menyentuh makanan dan minuman.
Raja Majapahit itu juga jarang tidur yang itu membuatnya jatuh sakit dan akhirnya mangkat. Tuntutan Raja Wengker menghukum Gajah Mada mendapat sokongan Raja Kahuripan. Dari berbagai sumber menyebut, Raja Wengker yang dimaksud adalah Raden Kuda Amreta atau Bhreng Prameswara ring Pamotan.
Raja Wengker yang bernama Abiseka Sri Wijayarajasa adalah suami Bhre Daha atau Haji Rajadewi. Operasi penangkapan Mahapatih Gajah Mada pun dijalankan. "Semua menteri, tanda, dan rakrian mengepung rumah sang patih amangku bumi Gajah Mada," kata Slamet Muljana.
Bala tentara Majapahit yang melakukan pengepungan bersorak-sorak. Di sekitar kediaman Gajah Mada, pasukan bersenjata lengkap dan siap perang itu, terus menerus membunyikan kentong titir. Mereka juga merangsek masuk ke halaman rumah Gajah Mada.
"Pagar halaman telah dirusak, batasnya telah terhapus. Bala tentara berdesak masuk halaman," tulis Slamet Muljana. Di dalam rumah, tidak ada satupun punggawa Gajah Mada yang berani ke luar.
Di dalam ruangan Istri Gajah Mada hanya bisa mondar-mandir gelisah.
Melihat banyaknya bala tentara Majapahit, istri Gajah Mada meminta suaminya menyerah. Dikisahkan dalam buku "Menuju Puncak Kemegahan, Sejarah Kerajaan Majapahit" Gajah Mada hanya mengenakan cawat geringsing.
Selembar kain putih menyelubungi tubuhnya dengan sabuk atmaraksi melingkari pinggangnya.
Kepungan bala tentara Majapahit tidak menggoyahkan semedinya. Anehnya, saat menerobos masuk, bala tentara Majapahit hanya menjumpai istri Gajah Mada dengan keris terhunus di tangan. Semua tempat digeledah.
tulis komentar anda