Sudah 10 Dokter Meninggal Karena COVID-19 di Surabaya
Rabu, 01 Juli 2020 - 13:06 WIB
SURABAYA - Kabar duka kembali menyelimuti para tenaga medis. Arief Basuki, dokter anastesi yang menjadi ujung tombak penanganan COVID-19 menghembuskan nafas terakhir akibat virus Corona. Dokter yang bertugas di Rumah Sakit Haji Surabaya itu meninggal setelah sempat dirawat intensif di RSUD dr Soetomo Surabaya.
Almarhum selama ini dikenal periang itu sepekan lalu sempat positif COVID-19 . Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya mengucapkan rasa duka mendalam. Ketua IDI Surabaya dr. Brahmana Askandar menuturkan, dr Arief merupakan dokter kesepuluh yang meninggal akibat COVID-19 di Surabaya dalam menjalankan tugasnya.(Baca: Bapak dan Anak di Mojokerto Nyaris Celaka saat Menangkap Ular Piton )
Ia pun berharap tak ada lagi tenaga medis yang meninggal karena COVID-19. "Semoga ini yang terakhir. Biar tak ada lagi tenaga kesehatan, baik dokter maupun tenaga kesehatan lainnya, yang meninggal akibat COVID-19,” ujar dr Brahmana, Rabu (1/7/2020).
Ia menambahkan, kondisi saat ini semua pihak harus bisa menjaga protokol kesehatan. Meskipun sudah tidak lagi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), para warga di Surabaya dan sekitarnya harus tetap patuh dan disiplin menjaga protokol kesehatan. “Kalau semuanya patuh protokol kesehatan, rumah sakit tak akan overload," ucapnya.
Almarhum selama ini dikenal periang itu sepekan lalu sempat positif COVID-19 . Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya mengucapkan rasa duka mendalam. Ketua IDI Surabaya dr. Brahmana Askandar menuturkan, dr Arief merupakan dokter kesepuluh yang meninggal akibat COVID-19 di Surabaya dalam menjalankan tugasnya.(Baca: Bapak dan Anak di Mojokerto Nyaris Celaka saat Menangkap Ular Piton )
Ia pun berharap tak ada lagi tenaga medis yang meninggal karena COVID-19. "Semoga ini yang terakhir. Biar tak ada lagi tenaga kesehatan, baik dokter maupun tenaga kesehatan lainnya, yang meninggal akibat COVID-19,” ujar dr Brahmana, Rabu (1/7/2020).
Ia menambahkan, kondisi saat ini semua pihak harus bisa menjaga protokol kesehatan. Meskipun sudah tidak lagi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), para warga di Surabaya dan sekitarnya harus tetap patuh dan disiplin menjaga protokol kesehatan. “Kalau semuanya patuh protokol kesehatan, rumah sakit tak akan overload," ucapnya.
(don)
tulis komentar anda