Sastra dan Lingkungan Selalu Mengintai di Masa Pandemi
Rabu, 01 Juli 2020 - 06:31 WIB
"Karya sastra juga bisa tampil sebagai ramalan-ramalan tentang masa depan. Misalkan tentang wabah Corona ini, Albert Camus pernah menciptakan karya sastra berjudul 'Sampar', yaitu wabah yang menyerang umat manusia," jelas penulis novel Jatisaba itu.
(Baca juga: Curhat Anak Yatim Piatu di Medan Viral, Rumahnya Dirusak Bandar Sabu )
Visiting Scholar di Untag Surabaya, John Charles Ryan menyampikan, karya sastra seringkali merupakan refleksi penulis terhadap kondisi lingkungan yang dihadapinya. Salah satu contoh adalah kebakaran hutan di Australia, hilangnya fungsi lingkungan bagi hewan-hewan, menjadi inspirasi bagi penulis.
"Memahami tradisi penggunaan tanaman atau tumbuh-tumbuhan dalam karya sastra memerlukan kajian teori yang luas, gaya yang bervariasi, dan latihan yang cukup sehingga menemukan kemungkinan penggunaan bahasa baru. Banyak puisi, khususnya sepuluh tahun terakhir, memandang tanaman secara lebih luas, dari sekedar objek yang indah atau benda yang dieksploitasi," jelasnya.
(Baca juga: Curhat Anak Yatim Piatu di Medan Viral, Rumahnya Dirusak Bandar Sabu )
Visiting Scholar di Untag Surabaya, John Charles Ryan menyampikan, karya sastra seringkali merupakan refleksi penulis terhadap kondisi lingkungan yang dihadapinya. Salah satu contoh adalah kebakaran hutan di Australia, hilangnya fungsi lingkungan bagi hewan-hewan, menjadi inspirasi bagi penulis.
"Memahami tradisi penggunaan tanaman atau tumbuh-tumbuhan dalam karya sastra memerlukan kajian teori yang luas, gaya yang bervariasi, dan latihan yang cukup sehingga menemukan kemungkinan penggunaan bahasa baru. Banyak puisi, khususnya sepuluh tahun terakhir, memandang tanaman secara lebih luas, dari sekedar objek yang indah atau benda yang dieksploitasi," jelasnya.
(eyt)
Lihat Juga :
tulis komentar anda