Untung Surapati, Sosok Budak yang Menggerakkan Teman Seperjuangannya Lawan Belanda
Jum'at, 19 Agustus 2022 - 08:02 WIB
Untung Surapati merupakan salah satu sosok yang turut berjuang mengusir penjajah Belanda dari Indonesia. Tapi siapa yang menyangka sebelum dikenal sebagai pahlawan dan turut berjuang melawan penjajah, Untung Surapati adalah seorang budak.
Dikisahkan dalam buku "Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati" karya Sri Wintala Achmad, ia terlahir bukan dengan nama Untung Surapati melainkan Untung. Kisah panjangnya dimulai saat berusia 7 tahun, Untung kecil telah dijual menjadi budak. Untung dijual sebagai budak oleh kapten Van Berber dari Makassar, pada Kapten Moor pada tahun 1667, tujuh tahun setelah kelahirannya pada tahun 1660 di Bali.
Saat dewasa berusia 20 tahun, Untung Surapati menjalin asmara dengan Suzanne, putri dari sang majikan Edele Heer Moor. Nahas hubungan asmaranya dengan Suzanne, ternyata diketahui oleh sang majikan. Ia pun akhirnya dipenjarakan oleh Moor. Tapi konon berkat siasat cerdik dari Untung Surapati, ia berhasil keluar dari penjara. Ia bekerja sama dengan 60 budak yang turut di penjara oleh Moor.
Tak hanya sekedar kabur sendiri, Untung Surapati turut mengajak ke-60 orang budak yang membantunya. Alhasil ia dan para budak lain berhasil kabur satu per satu. Tapi pasukan VOC Belanda mencoba terus mengejar mereka. Konon mereka dihujani oleh timah panas hingga seluruh pengikut Untung Surapati tewas.
Tetapi nasib baik menaungi Untung Surapati, ia selamat dan berhasil bersembunyi. Untung Surapati bersembunyi di sebuah padang ilalang di tengah hutan lebat. Di sanalah akhir ia menggalang kekuatan pasukan. Sejumlah orang-orang dari berbagai daerah Bugis, Makassar, Ambon, dan Melayu, konon akhirnya bergabung dengan Untung Surapati.
Perlawanan pun dilakukan pertama oleh Untung Surapati dan pasukannya. Tapi sayang Untung Surapati dan anak buahnya berhasil ditumpas oleh tentara VOC, banyak pasukan Untung Surapati yang menjadi korban.
Bahkan dikisahkan hanya tinggal 40 orang pasukan yang masih hidup, dan melarikan diri kembali. Mereka kembali melarikan diri memasuki hutan belantara dan bersembunyi di padang ilalang. Kemudian mereka berlari menuju Cianjur, dan berlanjut ke Cirebon.
Setibanya di Cirebon, Untung Surapati beserta pengikutnya bermaksud mencari perlindungan kepada Sultan Cirebon yakni Sultan Anom Abil Makarimi Muhammad Badarudin, yang kala itu memerintahkan di Keraton Kasepuhan Cirebon pada tahun 1677-1723. Tetapi maksud Untung Surapati dihalangi oleh Pangeran Surapati, putra angkat Sultan Cirebon yang konon angkuh.
Terjadilah perseteruan antara Untung Surapati dengan Pangeran Surapati, anak sultan Cirebon. Pertengkaran ini konon akhirnya sampai ke telinga Sultan Anom Abil Makarimi. Mengetahui yang bersalah anaknya Pangeran Surapati, sultan memerintahkan untuk menghukum mati sang anak angkatnya. Sepeninggal Pangeran Surapati, Sultan Cirebon ini memberikan nama tambahan Surapati, di belakang nama Untung.
Dikisahkan dalam buku "Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati" karya Sri Wintala Achmad, ia terlahir bukan dengan nama Untung Surapati melainkan Untung. Kisah panjangnya dimulai saat berusia 7 tahun, Untung kecil telah dijual menjadi budak. Untung dijual sebagai budak oleh kapten Van Berber dari Makassar, pada Kapten Moor pada tahun 1667, tujuh tahun setelah kelahirannya pada tahun 1660 di Bali.
Baca Juga
Saat dewasa berusia 20 tahun, Untung Surapati menjalin asmara dengan Suzanne, putri dari sang majikan Edele Heer Moor. Nahas hubungan asmaranya dengan Suzanne, ternyata diketahui oleh sang majikan. Ia pun akhirnya dipenjarakan oleh Moor. Tapi konon berkat siasat cerdik dari Untung Surapati, ia berhasil keluar dari penjara. Ia bekerja sama dengan 60 budak yang turut di penjara oleh Moor.
Tak hanya sekedar kabur sendiri, Untung Surapati turut mengajak ke-60 orang budak yang membantunya. Alhasil ia dan para budak lain berhasil kabur satu per satu. Tapi pasukan VOC Belanda mencoba terus mengejar mereka. Konon mereka dihujani oleh timah panas hingga seluruh pengikut Untung Surapati tewas.
Tetapi nasib baik menaungi Untung Surapati, ia selamat dan berhasil bersembunyi. Untung Surapati bersembunyi di sebuah padang ilalang di tengah hutan lebat. Di sanalah akhir ia menggalang kekuatan pasukan. Sejumlah orang-orang dari berbagai daerah Bugis, Makassar, Ambon, dan Melayu, konon akhirnya bergabung dengan Untung Surapati.
Perlawanan pun dilakukan pertama oleh Untung Surapati dan pasukannya. Tapi sayang Untung Surapati dan anak buahnya berhasil ditumpas oleh tentara VOC, banyak pasukan Untung Surapati yang menjadi korban.
Baca Juga
Bahkan dikisahkan hanya tinggal 40 orang pasukan yang masih hidup, dan melarikan diri kembali. Mereka kembali melarikan diri memasuki hutan belantara dan bersembunyi di padang ilalang. Kemudian mereka berlari menuju Cianjur, dan berlanjut ke Cirebon.
Setibanya di Cirebon, Untung Surapati beserta pengikutnya bermaksud mencari perlindungan kepada Sultan Cirebon yakni Sultan Anom Abil Makarimi Muhammad Badarudin, yang kala itu memerintahkan di Keraton Kasepuhan Cirebon pada tahun 1677-1723. Tetapi maksud Untung Surapati dihalangi oleh Pangeran Surapati, putra angkat Sultan Cirebon yang konon angkuh.
Terjadilah perseteruan antara Untung Surapati dengan Pangeran Surapati, anak sultan Cirebon. Pertengkaran ini konon akhirnya sampai ke telinga Sultan Anom Abil Makarimi. Mengetahui yang bersalah anaknya Pangeran Surapati, sultan memerintahkan untuk menghukum mati sang anak angkatnya. Sepeninggal Pangeran Surapati, Sultan Cirebon ini memberikan nama tambahan Surapati, di belakang nama Untung.
(don)
tulis komentar anda