Mencoba Bertahan di Masa Sulit, Kisah Pelaku UKM Hadapi Pandemi Covid

Rabu, 24 Juni 2020 - 13:04 WIB
Produk kerajinan dan ukiran bambu karya pelaku UKM di Kampung Desa Cijenuk, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, yang terimbas COVID-19 dan butuh perhatian pemerintah. Foto-Foto/SINDOnews/Adi Haryanto B
BANDUNG BARAT - Berawal dari keinginan untuk mengembangkan potensi dan sumber daya alam menjadi barang bernilai jual tinggi, Yudiana Ansor (35) mulai coba membuat kerajinan berbahan dasar bambu. Sudah dari sejak 1,5 tahun ke belakang aktivitasnya tersebut digelutinya dengan penuh ketekunan.

Meski awalnya tidak memiliki keahlian khusus dan belajar secara autodidak, warga Kampung Cijenuk, RT 04/04, Desa Cijenuk, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu, sekarang sudah mampu menghasilkan puluhan produk kerajinan bambu. Kualitasnya juga mumpuni dan tidak kalah dengan produk luar.

Produknya seperti gelas minum, termos, cangkir, tas selendang, tas anyaman, dan masih banyak lagi. Semua itu dibuat dengan hand made berdasarkan kreativitas dan imajinasinya. Ada juga produk termos air panas yang sudah jadi, dimodifikasi sedemikian rupa sehingga berbalut bambu dan ada ukirannya.

"Saya belajar semua ini autodidak dan sampai sekarang juga sambil terus belajar, menggali ide-ide produk baru," kata Yudiana kepada SINDOnews, Rabu (24/6/2020). (Baca: Memasuki New Normal, Sepeda Banyak Diburu Warga Cirebon )

Di awal-awal merintis usaha, pria bersahaja ini mengaku menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah. Mulai dari permodalan, bahan baku, hingga persaingan dengan pemodal besar. Namun berkat kegigihan, tekad kuat, dan pantang menyerah, akhirnya produk-produknya bisa diterima pasar dan banyak dipesan oleh masyarakat.



Seperti yang sudah rutin berjalan, dipasok dan dijual di Kota Bandung hingga ke sentra-sentra wisata di daerah Lembang. Agar konsumen tidak merasa bosan, dirinya terus melakukan inovasi dan mencari kreasi-kreasi baru yang sedang menjadi tren di kalangan generasi milenial. Pasalnya selain untuk digunakan sehari-hari, produknya pun cocok untuk dijadikan souvenir.

Namun dikala usahanya sedang berada di jalur kesuksesan, ujian datang dengan kehadiran pandemi COVID-19. Praktis sebagai usaha kecil rumahan dengan modal pas-pasan, roda perekonomiannya juga terkena dampaknya. Pesanan yang biasanya deras mengalir kini berhenti total. Di sisi lain dia harus tetap mempertahankan usaha dan kehidupan keluarganya dari pandemi.

"Kalau sekarang usaha kerajinan sangat terpukul dengan adanya COVID-19. Harapan saya, semoga ada perhatian dan bantuan pemerintah daerah ataupun pusat, agar usaha kecil seperti ini tidak gulung tikar. Misalnya permodalan atau dana stimulus yang bisa digunakan supaya tetap bertahan," ucapnya yang tetap optimistis usahanya akan semakin berkembang.

Kepala Desa Cijenuk Anggara Sahbudin menilai, keberadaan UKM menjadi salah satu sektor yang bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Ini dikarenakan multiplier effect-nya sangat banyak, dari mulai penyediaan bahan baku, proses pembuatan, hingga distribusi penjualannya. Tidak heran banyak warga yang terlibat di UKM kerajinan berbahan bambu tersebut.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More