Dunia Industri Kembali Beroperasi, Waspadai Pencemaran Lingkungan
Selasa, 23 Juni 2020 - 14:31 WIB
SEMARANG - Pandemi Covid-19 telah melemahkan sektor perekonomian di Tanah Air. Banyak buruh yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan perusahaan tak beroperasi guna mengurangi beban pengeluaran.
Setelah tiga bulan menjalani masa-masa berat, kini perlahan dunia industri kembali bergeliat. Asap cerobong pabrik kembali mengepul diiringi deru suara mesin yang menggema untuk menggerakkan roda-roda perekonomian.(Baca juga: Biaya Rapid Test Jadi Beban Tambahan bagi Mahasiswa Saat Pandemi )
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) mengembangkan digital center teknologi pencegahan pencemaran industri. Di antaranya menggunakan Sistem Informasi Digital Berbasis Revolusi Industri 4.0 (SINDI) dan integrasi Adaptive Monitoring System (AiMS) sebagai teknologi monitoring kualitas lingkungan industri secara realtime.
"Melalui sistem ini kami punya dua pilot project. Yang pertama sudah kami tempatkan di industri untuk memonitoring emisi secara online karena menggunakan teknologi IoT. Kemudian sistem monitoring air limbah yang dioperasikan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik BBTPPI," kata Kepala BBTPPI Semarang Ali Murtopo, Selasa (23/6/2020).
Dengan sistem ini, industri akan mendapatkan kemudahan sekaligus kecepatan pelaporan kualitas lingkungan industri yang baik. Tujuannya untuk evaluasi internal maupun sebagai basis pelaporan kepada pihak eksternal.(Baca juga: Satu Polisi di Rembang Meninggal Akibat Serangan COVID-19 )
“SINDI 4.0 dan AiMS yang terintegrasi ini merupakan salah satu solusi industri terkait pelaporan kualitas lingkungan dalam jaringan sesuai dengan protokol kesehatan di era new normal selama dan pasca-pandemi Covid-19 nanti, jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan kunjungan kerja di BBTPPI Semarang.
Perangkat online monitoring kualitas lingkungan tersebut telah diaplikasikan di beberapa industri seperti industri tekstil garmen di kabupaten Semarang, PT. Ungaran Sari Garments dan industri crumb rubber di Semarang, CV. Jadi Jaya Makmur.
“Dengan aplikasi teknologi online monitoring ini, keseluruhan data emisi dari industri tersebut dapat dianalisis secara realtime dan terhubung dalam sistem informasi digital (SINDI) untuk dapat digunakan sebagai evaluasi dan analisis kualitas lingkungan industri,” tandasnya.
Agus menegaskan, pihaknya telah meminta kepada seluruh satker di lingkungan Kemenperin untuk mengaplikasikan teknologi revolusi industri 4.0 guna meningkatkan pelayanannya.
Setelah tiga bulan menjalani masa-masa berat, kini perlahan dunia industri kembali bergeliat. Asap cerobong pabrik kembali mengepul diiringi deru suara mesin yang menggema untuk menggerakkan roda-roda perekonomian.(Baca juga: Biaya Rapid Test Jadi Beban Tambahan bagi Mahasiswa Saat Pandemi )
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) mengembangkan digital center teknologi pencegahan pencemaran industri. Di antaranya menggunakan Sistem Informasi Digital Berbasis Revolusi Industri 4.0 (SINDI) dan integrasi Adaptive Monitoring System (AiMS) sebagai teknologi monitoring kualitas lingkungan industri secara realtime.
"Melalui sistem ini kami punya dua pilot project. Yang pertama sudah kami tempatkan di industri untuk memonitoring emisi secara online karena menggunakan teknologi IoT. Kemudian sistem monitoring air limbah yang dioperasikan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik BBTPPI," kata Kepala BBTPPI Semarang Ali Murtopo, Selasa (23/6/2020).
Dengan sistem ini, industri akan mendapatkan kemudahan sekaligus kecepatan pelaporan kualitas lingkungan industri yang baik. Tujuannya untuk evaluasi internal maupun sebagai basis pelaporan kepada pihak eksternal.(Baca juga: Satu Polisi di Rembang Meninggal Akibat Serangan COVID-19 )
“SINDI 4.0 dan AiMS yang terintegrasi ini merupakan salah satu solusi industri terkait pelaporan kualitas lingkungan dalam jaringan sesuai dengan protokol kesehatan di era new normal selama dan pasca-pandemi Covid-19 nanti, jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan kunjungan kerja di BBTPPI Semarang.
Perangkat online monitoring kualitas lingkungan tersebut telah diaplikasikan di beberapa industri seperti industri tekstil garmen di kabupaten Semarang, PT. Ungaran Sari Garments dan industri crumb rubber di Semarang, CV. Jadi Jaya Makmur.
“Dengan aplikasi teknologi online monitoring ini, keseluruhan data emisi dari industri tersebut dapat dianalisis secara realtime dan terhubung dalam sistem informasi digital (SINDI) untuk dapat digunakan sebagai evaluasi dan analisis kualitas lingkungan industri,” tandasnya.
Agus menegaskan, pihaknya telah meminta kepada seluruh satker di lingkungan Kemenperin untuk mengaplikasikan teknologi revolusi industri 4.0 guna meningkatkan pelayanannya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda