Gawat! Harimau Sumatera di Jambi Kurang dari 200 Ekor Akibat Konflik dengan Manusia

Minggu, 24 April 2022 - 15:48 WIB
Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh mengatakan sejauh ini populasi Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di Provinsi Jambi kurang dari 200 ekor yang tersebar di kawasan taman nasional. (Ist)
JAMBI - Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh mengatakan sejauh ini populasi Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) di Provinsi Jambi kurang dari 200 ekor yang tersebar di kawasan taman nasional.

"Di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Provinsi Jambi tercatat sebanyak 150 ekor, di Berbak Sembilan 25 ekor, kawasan Reki 5 ekor. Sementara di kawasan Bukit 30 sampai saat ini belum terdata," ujarnya, Minggu (24/4/2022).

Menurutnya, salah satu dari harimau di kawasan tersebut yang masuk ke permukiman warga hingga memangsa hewan ternak milik warga.



Akibatnya, terjadi konflik dengan manusia, tepatnya di wilayah Desa Nalogedang dan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi.

Beruntung, Harimau Sumatera jantan berhasil masuk ke dalam perangkap (box trap) yang dipasang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi pada pada tanggal 21 April 2022 sekitar pukul 07.40 WIB.

"Harimau tersebut masih berusia 8-10 tahun dengan berat badan mencapai 40 kg, dengan panjang keselurujan 217 cm, panjang taring atas 6,2 cm, panjang taring bawah 3,5 cm," ungkapnya. Baca: Goa Sunyaragi Jadi Rest Area, Pemudik Bisa Istirahat Sambil Berwisata.



Rahmad menambahkan, konflik ini terjadi di kebun masyarakat dengan status lahan Areal Penggunaan Lain (APL) berjarak sekira 1-2 km dari hutan produksi (HP) sekira 20 km dari kawasan TNKS.

"Sejak terjadinya konflik antara manusia dengan Datuk ini, sudah ada 11 ekor kambing dimangsa, dengan rincian 9 ekor di Desa Nalo Gedang 2 ekor di Desa Baru Nalo dan 2 ekor sapi," tuturnya. Baca Juga: Kendaraan Mengular di Pintu Keluar Tol Pejagan karena Ada Pasar Tumpah.

Namun, dia tidak menyebut pasti, penyebab harimau tersebut keluar dari kawasan hutan. Dirinya hanya menyebut, adanya aktivitas manusia diduga sedang melakukan aktifitas tambang ilegal di kawasan hutan tersebut, hingga membuat hariamau terganggu dan turun dari hutan habitatnya.
(nag)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content