Polda Jambi Bongkar Ilegal Drilling Antar Provinsi, Hasil Produksi 10 Ribu Liter Minyak Bumi
loading...

Polda Jambi membongkar pengelolaan minyak bumi antarprovinsi di Desa Jebak, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jambi. Dua pemolot (penambang minyak tanpa izin) dan barang bukti diamankan. Foto: Azhari Sultan Jambi
A
A
A
BATANGHARI - Tim operasi khusus ilegal drilling Ditreskrimsus Polda Jambi membongkar pengelolaan minyak bumi antarprovinsi di Desa Jebak, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jambi.
Dua pemolot (penambang minyak tanpa izin) dan sejumlah barang bukti diamankan petugas. Dalam aksinya, mereka diupah Rp50 ribu per drum.
"Penangkapan dilakukan dalam dua hari berturut-turut pada akhir bulan lalu. Inisial pemolot yakni AP dan MW," ujar Kasubdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Jambi AKBP Wendi Oktariansyah, Minggu (2/3/2025).
Dari hasil penyelidikan, aktivitas illegal drilling yang mereka lakukan berlangsung hampir 16 jam setiap hari. "Hasil produksinya mencapai 10.000 liter minyak bumi. Para pekerja mendapatkan upah Rp50.000 per drum dengan kapasitas drum 220 liter," katanya.
Sopir yang bertugas mengangkut minyak bumi ilegal memperoleh bayaran sebesar Rp4.250.000 per perjalanan atau per satu trip.
"Tujuan diangkut ke pengelolaan minyak dari Batanghari ke Desa Bayat, Bayung Lincir Muba, Sumsel," ucapnya.
Dalam satu minggu mereka bisa mengangkut minyak hingga 5 kali. "Sedangkan pemilik minyak berinisial N masih diburu petugas," kata Wendi.
Kasubbid Penmas Humas Polda Jambi Kompol Amin Nasution menambahkan operasi khusus ilegal drilling ini akan terus dilakukan untuk memberantas kegiatan ilegal yang marak di wilayah Jambi.
"Selain untuk menegakkan hukum, operasi ini juga bertujuan menjaga kelestarian lingkungan dari dampak eksploitasi minyak ilegal," ujarnya.
Dua pemolot (penambang minyak tanpa izin) dan sejumlah barang bukti diamankan petugas. Dalam aksinya, mereka diupah Rp50 ribu per drum.
"Penangkapan dilakukan dalam dua hari berturut-turut pada akhir bulan lalu. Inisial pemolot yakni AP dan MW," ujar Kasubdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Jambi AKBP Wendi Oktariansyah, Minggu (2/3/2025).
Dari hasil penyelidikan, aktivitas illegal drilling yang mereka lakukan berlangsung hampir 16 jam setiap hari. "Hasil produksinya mencapai 10.000 liter minyak bumi. Para pekerja mendapatkan upah Rp50.000 per drum dengan kapasitas drum 220 liter," katanya.
Sopir yang bertugas mengangkut minyak bumi ilegal memperoleh bayaran sebesar Rp4.250.000 per perjalanan atau per satu trip.
"Tujuan diangkut ke pengelolaan minyak dari Batanghari ke Desa Bayat, Bayung Lincir Muba, Sumsel," ucapnya.
Dalam satu minggu mereka bisa mengangkut minyak hingga 5 kali. "Sedangkan pemilik minyak berinisial N masih diburu petugas," kata Wendi.
Kasubbid Penmas Humas Polda Jambi Kompol Amin Nasution menambahkan operasi khusus ilegal drilling ini akan terus dilakukan untuk memberantas kegiatan ilegal yang marak di wilayah Jambi.
"Selain untuk menegakkan hukum, operasi ini juga bertujuan menjaga kelestarian lingkungan dari dampak eksploitasi minyak ilegal," ujarnya.
(jon)