Trump Bantah Laporan yang Menyebut Kim Jong Un Sakit Parah

Jum'at, 24 April 2020 - 20:05 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Foto: Istimewa
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump membantah laporan berita yang menyatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sakit parah, bahkan ia menyebutnya sebagai berita "palsu".

"Saya pikir laporan itu tidak benar," kata Trump pada briefing Gedung Putih dilansir dari Al Jazeera, Jumat, (24/04/2020), menambahkan bahwa ia mendengar laporan itu didasarkan pada "dokumen lama".

"Kami memiliki hubungan yang baik dengan Korea Utara, saya memiliki hubungan yang baik dengan Kim Jong Un, dan saya harap dia baik-baik saja. Dan saya pikir itu adalah laporan palsu," tambah Trump.



Presiden mengelak ketika ditanya kapan terakhir kali ia melakukan kontak dengan Kim.

"Saya tidak ingin mengatakan. Saya tidak akan mengatakan itu. Kami memiliki hubungan yang baik dengan Korea Utara, sebaik yang Anda bisa," katanya.

Daily NK, sebuah situs web yang berbasis di Seoul, melaporkan pada Senin malam bahwa Kim, yang diyakini berusia 36 tahun, pulih setelah menjalani prosedur Penyakit kardiovaskular (Cardiovasculer Diseases/CVD) pada 12 April.

Itu mengutip satu sumber tanpa nama di Korea Utara.

Dua pejabat pemerintah Korea Selatan menolak laporan CNN berikutnya yang mengutip seorang pejabat AS, yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa AS "memantau intelijen" bahwa Kim berada dalam bahaya besar setelah operasi jantung.

Kim adalah pemimpin turun-temurun generasi ketiga, berkuasa setelah ayahnya, Kim Jong Il, meninggal pada 2011 karena serangan jantung.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kim meluncurkan serangan diplomatik untuk mempromosikan dirinya sebagai pemimpin dunia, mengadakan tiga pertemuan dengan Trump, empat dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan lima dengan Presiden China Xi Jinping.

Dia adalah pemimpin Korea Utara pertama yang melintasi perbatasan ke Korea Selatan untuk bertemu Moon pada 2018. Kedua Korea secara teknis masih berperang, karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Kim telah berupaya agar sanksi internasional terhadap negaranya mereda, tetapi telah menolak untuk membongkar program senjata nuklirnya yang merupakan permintaan AS.
(agn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content