Dr Oen, Dokter Pejuang Kemerdekaan, Penolong Wong Cilik hingga Jenderal Sudirman

Jum'at, 15 April 2022 - 05:01 WIB
Namun, sang ayah bersikeras meminta Oen menjadi pengusaha seperti dirinya. Keteguhan hati Oen bergeming. Oen menolak permintaan ayahnya. Setelah melalui perjalanan panjang, sang ayah akhirnya mengizinkan Oen melanjutkan sekolah di Kedokteran STOVIA.

STOVIA dikenal sebuah sekolah dokter yang terkenal selama pergerakan kemerdekaan. Pada tahun 1932, Oen Boen Ing lulus menjadi Sarjana Kedokteran. Sejak itu, Oen mulai tahun itu ia kerap disapa Dokter Oen.

Pada masa perang kemerdekaan pecah, jiwa kemanusiaan Dr Oen terpanggil membantu para pejuang. Pada masa Serangan Umum Solo tahun 1949, saat pasukan Slamet Riyadi berjibaku melawan tentara NICA, Dr Oen tidak peduli dengan desingan peluru Belanda yang berseliweran.

Dr Oen dengan berani memasuki wilayah Republik Indonesia dan menolong pasukan-pasukan yang terluka. Dr Oen sering berlari sendirian memasuki rumah-rumah yang dijadikan tempat pasukan yang terluka dengan membawa obat bedah.

Kenangan banyak tentara pejuang utamanya prajurit Tentara Pelajar tentang Dokter Oen menjadi penghargaan sendiri. Dr Oen dengan gagah berani menantang Belanda yang melarang dokter masuk ke wilayah Republik.

Pengabdian dokter Oen jauh dari sekadar mengobati pasien miskin. Sang dokter juga menyelundupkan penisilin untuk Jenderal Sudirman yang tengah bergerilya melawan Belanda. Saat itu susah sekali mendapatkan obat tersebut. Dr Oen pula yang membantu mengobati para pejuang saat perang kemerdekaan.

Dokter Oen orang yang amat sederhana, seluruh daya hidupnya digunakan untuk menolong orang lain. Ia membuka praktek di rumahnya di wilayah Pasar Legi Solo, uniknya Dokter Oen selalu membuka Praktek jam 3 pagi, Dokter Oen senang dengan angka 3, ia lahir 3 Maret 1903 artinya : 333, angka 3 dalam mitologi angka Cina adalah "berlari" atau ada arti lain "mengubah" Dokter Oen berprinsip mengubah dari yang sakit menjadi sehat.



Orang-orang susah seperti tukang becak, pedagang kecil, tukang sapu jalanan, kuli pasar semuanya berobat ke Dokter Oen, di pojok ruang praktek ada kotak uang, bagi pasien semampunya memasukkan uang di kotak uang itu, hal ini ia lakukan sama dengan kakeknya.

Tidak jarang Dokter Oen malah nombok, pernah suatu saat ada orang terkena penyakit lever parah, dokter Oen dengan tekun mengobati, bila tahu pasiennya adalah orang miskin, ia selalu bertanya "naik apa ke sini" bila dijawabnya naik becak, ia sendiri yang membayari ongkos becak si sakit. Dokter Oen ikhlas membantu pasien siapapun orangnya, pintu rumahnya selalu terbuka.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content