Pasca Putusan Kasus Demo Anarkhis, Tokoh Adat Minta Warga Papua Jaga Kedamaian
Kamis, 18 Juni 2020 - 19:36 WIB
JAYAPURA - Tokoh adat wilayah Skow, Kota Jayapura, Ondoafi Stanis Tanfa Chilong mengajak masyarakat Papua untuk menjaga dan mendukung kamtibmas supaya aman dan damai. Ajakan itu disampaikan pasca putusan majelis hakim terhadap 7 terdakwa kasus demo anarkis yang disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Berkaitan dengan putusan hukum terkait tujuh mahasiswa Papua di PN Balikpapan, mari kita bersama menjaga kenyamanan dan kerukunan hidup, jaga kamtibmas bersama-sama," katanya, Kamis (18/6/2020). Menjaga dan mendukung kamtibmas, kata dia, bukan saja menjadi tugas dari aparat keamanan Polri atau TNI, tetapi menjadi tanggungjawab bersama masyarakat. (Baca juga: Ketua Adat Mamta Tabi Papua Minta Hormati Proses Hukum 7 Terdakwa Demo Anarkis)
"Karena lingkungan yang aman dan nyaman dambaan kita semua. Sehingga Kamtibmas perlu dijaga bersama, tinggal saling koordinasi dan komunikasi yang lancar," katanya. Terkait dengan keputusan hukum bagi 7 warga Papua di PN Balikpapan, Stanis menilai bahwa prosesnya sudah berjalan dengan baik. Apalagi tuntutan hukum dari jaksa penuntut umum (JPU) beda jauh dengan putusan dari hakim, sehingga hal itu patut diapresiasi. (Baca juga: Warga Papua Ajak Semua Pihak Bersama Cegah Rasisme)
"Saya kira kita semua harus hargai proses hukum dan juga putusannya yang diberikan, tidak perlu lagi gelar aksi yang menentang kebijakan yang sudah sangat berpihak kepada kita," katanya.
Menyinggung soal 1 Juli yang diperingati sebagai HUT dari kelompok yang berseberangan dengan pemerintah, Stanis meminta bahwa hal itu tidak patut dibesar-besarkan, karena saat ini otonomi khusus ( Otsus ) telah berlaku di Tanah Papua. Sehingga semua pihak terutama para generasi muda lebih mementingkan masa depan.
"Jangan terlalu lama nostalgia dengan kisah lalu, yang belum tentu bisa seperti masa kini. Jika mau dibandingkan dengan tetangga (PNG) kita, hidup di Papua jauh lebih baik, karena kita semua diberikan kesempatan yang sama, sekolah dan bisa kerja dimana saja," katanya.
Stanis mengajak kepada semua pihak untuk bersatu, bersama-sama membangun Papua di semua bidang dari pada ribut dengan kisah lalu dan tidak memikirkan masa depan. "Anak-anak kita butuh sekolah, butuh kemajuan bukan penderitaan, kita yang orang tua seharusnya mendukung yang baik, bukan sebaliknya. Mari kita semua berkarya dibidang masing-masing, tak perlu saling menjatuhkan karena saat ini pemerintah terus perhatikan Papua," tandasnya.
"Berkaitan dengan putusan hukum terkait tujuh mahasiswa Papua di PN Balikpapan, mari kita bersama menjaga kenyamanan dan kerukunan hidup, jaga kamtibmas bersama-sama," katanya, Kamis (18/6/2020). Menjaga dan mendukung kamtibmas, kata dia, bukan saja menjadi tugas dari aparat keamanan Polri atau TNI, tetapi menjadi tanggungjawab bersama masyarakat. (Baca juga: Ketua Adat Mamta Tabi Papua Minta Hormati Proses Hukum 7 Terdakwa Demo Anarkis)
"Karena lingkungan yang aman dan nyaman dambaan kita semua. Sehingga Kamtibmas perlu dijaga bersama, tinggal saling koordinasi dan komunikasi yang lancar," katanya. Terkait dengan keputusan hukum bagi 7 warga Papua di PN Balikpapan, Stanis menilai bahwa prosesnya sudah berjalan dengan baik. Apalagi tuntutan hukum dari jaksa penuntut umum (JPU) beda jauh dengan putusan dari hakim, sehingga hal itu patut diapresiasi. (Baca juga: Warga Papua Ajak Semua Pihak Bersama Cegah Rasisme)
"Saya kira kita semua harus hargai proses hukum dan juga putusannya yang diberikan, tidak perlu lagi gelar aksi yang menentang kebijakan yang sudah sangat berpihak kepada kita," katanya.
Menyinggung soal 1 Juli yang diperingati sebagai HUT dari kelompok yang berseberangan dengan pemerintah, Stanis meminta bahwa hal itu tidak patut dibesar-besarkan, karena saat ini otonomi khusus ( Otsus ) telah berlaku di Tanah Papua. Sehingga semua pihak terutama para generasi muda lebih mementingkan masa depan.
"Jangan terlalu lama nostalgia dengan kisah lalu, yang belum tentu bisa seperti masa kini. Jika mau dibandingkan dengan tetangga (PNG) kita, hidup di Papua jauh lebih baik, karena kita semua diberikan kesempatan yang sama, sekolah dan bisa kerja dimana saja," katanya.
Stanis mengajak kepada semua pihak untuk bersatu, bersama-sama membangun Papua di semua bidang dari pada ribut dengan kisah lalu dan tidak memikirkan masa depan. "Anak-anak kita butuh sekolah, butuh kemajuan bukan penderitaan, kita yang orang tua seharusnya mendukung yang baik, bukan sebaliknya. Mari kita semua berkarya dibidang masing-masing, tak perlu saling menjatuhkan karena saat ini pemerintah terus perhatikan Papua," tandasnya.
(shf)
tulis komentar anda