Pariwisata Kembali Bangkit, Pengelola Wisata Wajib Terapkan CHSE
Sabtu, 26 Maret 2022 - 02:30 WIB
BANDUNG BARAT - Sektor pariwisata diprediksi mengalami kebangkitan di tahun ini seiring dengan kasus pandemi COVID-19 yang semakin melandai dan pelonggaran kebijakan aturan dari pemerintah.
Mengantisipasi hal tersebut, para pengelola wisata harus mempersiapkan diri terkait dengan tempat penyelenggara dan pendukung kegiatan pariwisata yang memenuhi aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan (CHSE).
Baca juga: Jembatan Gantung Mendadak Ambruk, Puluhan Siswa SMP Al Huda Terjatuh ke Sungai Cileueur
"Ekonomi kreatif dan pariwisata diprediksi kembali bangkit. Mungkin sekarang pergerakan pariwisata masih 50%, tapi ke depan akan terus menggeliat dan itu harus diantisipasi oleh pelaku wisata," kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendy usai sosialisasi SNI 9042:2021 di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (25/3/2022).
Politisi Partai Demokrat ini membandingkan, di Eropa orang sudah bebas keluar masuk negara lain dan jarang yang beraktivitas memakai masker. Indonesia memang terbilang terlambat, namun itu bisa dimaklumi karena pintu masuk ke negara ini banyak dan vaksinasi yang belum menyasar semua pihak.
Namun dalam menghadapi kebangkitan pariwisata, pengelola wisata tetap harus mengedepankan protokol kesehatan selain CHSE. Bahkan masker menjadi elemen penting yang harus selalu disiapkan, meski tidak selalu dipakai. Seperti di Lembang yang mayoritas objek wisatanya di ruang terbuka, relatif lebih aman.
"Saya juga minta agar tes antigen harus gratis agar tidak jadi beban tambahan bagi wisatawan. Di luar negeri pun antigen gratis bisa diambil dimana saja, seperti di minimarket atau hotel, jadi orang bisa tes sendiri," tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), KBB, Heri Partomo menyebutkan, ada sekitar 15 objek wisata, hotel, dan restoran yang sudah memiliki sertifikat CHSE
(Cleanliness, Health, Safety, dan Environment). Sebab itu menjadi standar wajib untuk meyakinkan wisatawan supaya datang dan merasa nyaman saat berkunjung.
Saat ini, lanjut dia, kondisi bisnis pariwisata di KBB sedang beranjak pulih setelah dihantam pandemi COVID-19 lebih dari dua setengah tahun. Kunjungan wisatawan ke sejumlah tempat wisata khususnya di kawasan wisata Lembang mulai meningkat lagi dan ekonomi juga mulai bangkit.
"Pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah Lembang jadi penyumbang PAD paling besar untuk KBB dari retribusi dan pajak. Makanya kita terus dorong dan siapkan di era baru kebangkitan pariwisata agar sejalan dengan program pemerintah pusat," tandasnya.
Mengantisipasi hal tersebut, para pengelola wisata harus mempersiapkan diri terkait dengan tempat penyelenggara dan pendukung kegiatan pariwisata yang memenuhi aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan (CHSE).
Baca juga: Jembatan Gantung Mendadak Ambruk, Puluhan Siswa SMP Al Huda Terjatuh ke Sungai Cileueur
"Ekonomi kreatif dan pariwisata diprediksi kembali bangkit. Mungkin sekarang pergerakan pariwisata masih 50%, tapi ke depan akan terus menggeliat dan itu harus diantisipasi oleh pelaku wisata," kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendy usai sosialisasi SNI 9042:2021 di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (25/3/2022).
Politisi Partai Demokrat ini membandingkan, di Eropa orang sudah bebas keluar masuk negara lain dan jarang yang beraktivitas memakai masker. Indonesia memang terbilang terlambat, namun itu bisa dimaklumi karena pintu masuk ke negara ini banyak dan vaksinasi yang belum menyasar semua pihak.
Namun dalam menghadapi kebangkitan pariwisata, pengelola wisata tetap harus mengedepankan protokol kesehatan selain CHSE. Bahkan masker menjadi elemen penting yang harus selalu disiapkan, meski tidak selalu dipakai. Seperti di Lembang yang mayoritas objek wisatanya di ruang terbuka, relatif lebih aman.
"Saya juga minta agar tes antigen harus gratis agar tidak jadi beban tambahan bagi wisatawan. Di luar negeri pun antigen gratis bisa diambil dimana saja, seperti di minimarket atau hotel, jadi orang bisa tes sendiri," tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), KBB, Heri Partomo menyebutkan, ada sekitar 15 objek wisata, hotel, dan restoran yang sudah memiliki sertifikat CHSE
(Cleanliness, Health, Safety, dan Environment). Sebab itu menjadi standar wajib untuk meyakinkan wisatawan supaya datang dan merasa nyaman saat berkunjung.
Saat ini, lanjut dia, kondisi bisnis pariwisata di KBB sedang beranjak pulih setelah dihantam pandemi COVID-19 lebih dari dua setengah tahun. Kunjungan wisatawan ke sejumlah tempat wisata khususnya di kawasan wisata Lembang mulai meningkat lagi dan ekonomi juga mulai bangkit.
"Pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayah Lembang jadi penyumbang PAD paling besar untuk KBB dari retribusi dan pajak. Makanya kita terus dorong dan siapkan di era baru kebangkitan pariwisata agar sejalan dengan program pemerintah pusat," tandasnya.
(msd)
tulis komentar anda