Pakar Teknologi Pangan dan Teknik Kimia Sebut Plastik Polikarbonat Tahan Panas
Senin, 21 Maret 2022 - 15:21 WIB
Dalam studi US FDA, air dari beberapa botol polikarbonat dianalisis dengan limit deteksi 0,05 ppb. Air tersebut disimpan selama 39 minggu. BPA hanya terdeteksi pada level yang sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,1 sampai 4,7 ppb. Botol-botol tersebut dinyatakan aman karena migrasi BPA yang kecil. Jumlah BPA yang termigrasi mencapai 4,7 ppb dikarenakan waktu penyimpanan air-air tersebut sangat lama, yaitu 39 minggu. “Dengan demikian, penggunaan botol-botol yang terbuat dari plastik polikarbonat yang pendek tidak berbahaya,” ungkap Ivan.
NIHS Jepang juga telah melakukan studi evaluasi untuk beberapa mug dan mangkok. Sama seperti penelitian terhadap botol bayi, senyawa yang digunakan untuk menganalisis adalah air dan 20% etanol dengan limit deteksi 0,5 ppb. Hasilnya adalah tidak ada BPA yang terdeteksi setelah 3 dari 5 produk dikontakkan dengan air selama 30 menit pada temperatur 95oC dan dengan 20% etanol selama 30 menit pada temperatur 60oC. Migrasi BPA terdeteksi pada dua produk lainnya, tapi tetap pada jumlah di bawah 5 ppb.
“Dengan adanya bukti-bukti tersebut, polikarbonat memiliki tingkat migrasi yang rendah ke dalam makanan dan minuman. Oleh karena itu, aplikasi polikarbonat sangat luas dalam produksi peralatan rumah dan dapur karena keamanannya. Banyak sekali produk-produk plastik yang terbuat dari polikarbonat telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Beberapa jenis polikarbonat digunakan dalam aplikasi medis karena aman dipanaskan pada temperatur 120oC, di mana temperatur tersebut berguna untukmensterilkanperalatan medis.
Marfun, staf dari perusahaan produsen kemasan plastik juga mengutarakan kalau mau dilihat dari sisi plastiknya sendiri, PC itu untuk meleleh butuh suhu di atas 200 derajat atau sekitar 230 derajat. Makanya, kata Marfun,galonPC ini masih bisa disterilkan sampai suhu sekitar 60 derajat untuk mematikan kuman sebelum digunakan kembali.
SoalgalonPC yang dipertanyakan sering diletakkan para penjualnya di tempat yang terkena matahari, menurutnya itu tidak sampai membuat migrasi BPA menjadi lebih banyak. Itu sangat kecil sekali atau bahkan tidak membuat BPA-nya bermigrasi sama sekali.
“Kalau bicara BPA berbahaya, semua juga tahu itu. Cuma kan ada batas toleransinya. Kalau begitu, ya jangan pakai plastik lah semua, karena semua plastik kan berbahaya,” ucapnya.
NIHS Jepang juga telah melakukan studi evaluasi untuk beberapa mug dan mangkok. Sama seperti penelitian terhadap botol bayi, senyawa yang digunakan untuk menganalisis adalah air dan 20% etanol dengan limit deteksi 0,5 ppb. Hasilnya adalah tidak ada BPA yang terdeteksi setelah 3 dari 5 produk dikontakkan dengan air selama 30 menit pada temperatur 95oC dan dengan 20% etanol selama 30 menit pada temperatur 60oC. Migrasi BPA terdeteksi pada dua produk lainnya, tapi tetap pada jumlah di bawah 5 ppb.
“Dengan adanya bukti-bukti tersebut, polikarbonat memiliki tingkat migrasi yang rendah ke dalam makanan dan minuman. Oleh karena itu, aplikasi polikarbonat sangat luas dalam produksi peralatan rumah dan dapur karena keamanannya. Banyak sekali produk-produk plastik yang terbuat dari polikarbonat telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Beberapa jenis polikarbonat digunakan dalam aplikasi medis karena aman dipanaskan pada temperatur 120oC, di mana temperatur tersebut berguna untukmensterilkanperalatan medis.
Marfun, staf dari perusahaan produsen kemasan plastik juga mengutarakan kalau mau dilihat dari sisi plastiknya sendiri, PC itu untuk meleleh butuh suhu di atas 200 derajat atau sekitar 230 derajat. Makanya, kata Marfun,galonPC ini masih bisa disterilkan sampai suhu sekitar 60 derajat untuk mematikan kuman sebelum digunakan kembali.
SoalgalonPC yang dipertanyakan sering diletakkan para penjualnya di tempat yang terkena matahari, menurutnya itu tidak sampai membuat migrasi BPA menjadi lebih banyak. Itu sangat kecil sekali atau bahkan tidak membuat BPA-nya bermigrasi sama sekali.
“Kalau bicara BPA berbahaya, semua juga tahu itu. Cuma kan ada batas toleransinya. Kalau begitu, ya jangan pakai plastik lah semua, karena semua plastik kan berbahaya,” ucapnya.
(tri)
tulis komentar anda