Alasan Ekonomi, Pedagang Pakaian di Pusat Niaga Palopo Ngotot Tetap Jualan
Jum'at, 24 April 2020 - 12:47 WIB
PALOPO - Dengan alasan ekonomi dan persoalan perut, pedagang pakaian di Pusat Niaga Palopo (PNP) ngotot akan tetap menjual di tengah pandemi covid-19 selama bulan Ramadhan tahun ini.
Ini disampaikan dan dipertegas seratusan pedagang pakaian PNP saat mendatangi kantor DPRD Palopo, Jumat (24/4/2020). Mereka mengaku keputusan ini terpaksa mereka ambil karena desakan ekonomi dan persoalan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti makanan.
"Jika kami tidak menjual kami mau makan apa, kami mau bayar tagihan PDAM, tagihan listrik pakai apa, belum lagi tagihan kredit," ujar Mirna salah seorang pedagang, Jumat (24/4/2020).
"Kami mengerti kondisi saat ini sehingga pemerintah melarang sejumlah aktivitas tetapi pemerintah juga harus paham kondisi kami masyarakat kecil, tidak kerja, tidak jualan, kami juga susah makan," lanjutnya.
Sementara itu, Syarifuddin, salah seorang koordinator pedagang saat penyampaian aspirasi menceritakan, mereka sebenarnya telah melakukan komunikasi dengan Wali Kota Palopo.
Secara tegas Wali Kota Palopo melarang mereka berjualan di PNP selama pandemi covid-19, kecuali bagi pedagang makanan.
"Saya sudah ketemu Pak Wali dan beliau tetap tidak mengizinkan kami untuk jualan. Beliau katakan, jika ada yang tetap ingin menjual dia juga tidak bisa memaksa. Namun Pak Wali ingatkan, jika ada dampak negatifnya bisa membahayakan orang lain, bukan hanya warga yang berjualan di PNP," kata Syarifuddin mengutip pernyataan wali kota.
Syarifuddin mengatakan, dia dan pedagang pakaian lainnya tetap akan jualan dan membuka toko dan los mereka saat ini.(Baca juga: Pemkot Palopo Terima Bantuan Ratusan APD Atasi Covid-19 )
Dia menjelaskan, pedagang PNP tetap akan mengantisipasi penyebaran covid-19 dengan menggunakan masker, jaga jarak serta menyiapkan tempat cuci tangan di beberapa titik di PNP.
Ini disampaikan dan dipertegas seratusan pedagang pakaian PNP saat mendatangi kantor DPRD Palopo, Jumat (24/4/2020). Mereka mengaku keputusan ini terpaksa mereka ambil karena desakan ekonomi dan persoalan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti makanan.
"Jika kami tidak menjual kami mau makan apa, kami mau bayar tagihan PDAM, tagihan listrik pakai apa, belum lagi tagihan kredit," ujar Mirna salah seorang pedagang, Jumat (24/4/2020).
"Kami mengerti kondisi saat ini sehingga pemerintah melarang sejumlah aktivitas tetapi pemerintah juga harus paham kondisi kami masyarakat kecil, tidak kerja, tidak jualan, kami juga susah makan," lanjutnya.
Sementara itu, Syarifuddin, salah seorang koordinator pedagang saat penyampaian aspirasi menceritakan, mereka sebenarnya telah melakukan komunikasi dengan Wali Kota Palopo.
Secara tegas Wali Kota Palopo melarang mereka berjualan di PNP selama pandemi covid-19, kecuali bagi pedagang makanan.
"Saya sudah ketemu Pak Wali dan beliau tetap tidak mengizinkan kami untuk jualan. Beliau katakan, jika ada yang tetap ingin menjual dia juga tidak bisa memaksa. Namun Pak Wali ingatkan, jika ada dampak negatifnya bisa membahayakan orang lain, bukan hanya warga yang berjualan di PNP," kata Syarifuddin mengutip pernyataan wali kota.
Syarifuddin mengatakan, dia dan pedagang pakaian lainnya tetap akan jualan dan membuka toko dan los mereka saat ini.(Baca juga: Pemkot Palopo Terima Bantuan Ratusan APD Atasi Covid-19 )
Dia menjelaskan, pedagang PNP tetap akan mengantisipasi penyebaran covid-19 dengan menggunakan masker, jaga jarak serta menyiapkan tempat cuci tangan di beberapa titik di PNP.
Lihat Juga :
tulis komentar anda