Seorang Pejabat Inspektorat Pemprov Jatim Positif COVID-19

Senin, 15 Juni 2020 - 15:34 WIB
Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, Kohar Hari Santoso. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
SURABAYA - Seorang pejabat Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Inspektorat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur ( Jatim ) dikabarkan positif terinfeksi COVID-19.

(Baca juga: RUU HIP, DPR dan Pemerintah Harus Jelaskan Sila Ketuhanan yang Berkebudayaan )

Saat ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim tengah melakukan tracing ketat untuk mengetahui dari mana dia tertular dan kontak dengan siapa saja. ASN tersebut saat ini sedang dalam perawatan dan menjalani isolasi mandiri.

"Saat ini yang dikonfirmasi positif COVID-19 baru satu orang. Hari ini sudah dilakukan pemeriksaan pada 24 orang pegawai yang memiliki kontak erat dengan orang yang positif tersebut. Sebanyak 24 orang tersebut sedang dilakukan rapid test. Dimungkinkan siang ini hasil dari rapid test bisa diketahui dan bisa dilakukan penindakan jika memang ada yang didapatkan reaktif. Dang jika ada yang reaktif maka akan dilakukan tes swab," kata Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim , Kohar Hari Santoso di Gedung Negara Grahadi, Senin (15/6/2020).

(Baca juga: Tolak Anggapan Takut, Rigondeaux Siap Ladeni Inoue atau Donaire )



Sementara itu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim , Joni Wahyuhadi mengatakan, jika ada ASN Pemprov Jatim yang terinfeksi COVID-19 bisa dimaklumi. Sebab, tingkat penularan COVID-19 di Jatim ini memang masih tinggi. Dari sisi epidemiologi, angka penyebaran atau Rate of Transmission (RT) Jatim kini sebesar 1,32.

(Baca juga: Jaga Kebugaran, Yuk Tetap Olahraga Meski di Rumah Saja )

Artinya setiap satu orang pasien Covid-19 bisa menularkan kepada tiga orang. Angka RT terbesar disumbang dari Surabaya yang hampir 49,6 persen. Sedangkan Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) menyumbang 59,8 persen. "Jadi virus ini (COVID-19) menyerangnya tidak pandang si A si B siapa ASN atau bukan, jadi kita semua ini di zona merah yang dalam risiko," kata Joni.
(eyt)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More