Sakit, ABK Kapal Kargo Berbendera Panama Dievakuasi SAR Aceh
Jum'at, 12 Juni 2020 - 20:11 WIB
ACEH - Seorang ABK dari kapal kargo berbendera Panama dievakuasi tim Basarnas Banda Aceh, karena mengalami sakit di bagian usus.
Proses evakuasi dilakukan dengan standar protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran virus corona. Rapid tes dilakukan sebelum korban dinaikkan ke kapal KN Kresna milik Basarnas Aceh, Jumat (12/6/2020).
Proses evakuasi berjalan cukup lancar, tanpa perlu ditandu korban berjalan sendiri menaiki kapal SAR dengan di dampingi oleh petugas menggunakan APD lengkap.
Setelah hasil rapid tes menyatakan negatif atau tanpa reaktif. Korban langsung di evakuasi ke daratan Pelabuhan Ulee Lheu, dan langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans.
Kepala Kantor Basarnas Banda Aceh Budiono kepada sejumlah wartawan mengatakan, kapal tersebut merupakan kapal kargo, rutenya dari Brazil menuju Singapura. "Saat dalam perjalanan salah satu ABK mengalami sakit, sehingga kaptennya menghubungi Basarnas Banda Aceh untuk proses evakuasi," sebutnya.
Dikatakan, ABK tersebut merupakan warga negara Filipina, setelah mengevakuasi ABK nya, kapal kargo tersebut melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Singapura.
"Hasil rapid tes, korban terkonfirmasi negatif, kondisinya normal. ABK tersebut memgalami sakit di ulu hati, diperkirakan sakit lambung, usai divakuasi, ABK tersebut yang langsung dibawa ke rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan," sebutnya.
Sementara, Kordinator Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) pelabuhan Ulee Lheu, Fery Irawan mengatakan, meskipun hasil rapid tes menyatakan negatif, tapi pihaknya tetap merekomendasikan untuk dilakukan uji swab di rumah sakit rujukan. (Baca: Diduga Positif Corona, Wali Kota Tidore Dievakuasi Tim Medis).
"Hasil pemeriksaan rapid tes yang dilakukan oleh petugas tadi, menunjukkan hasil non reaktif. Walaupun demikian berdasarkan protokol kesehatan untuk penanganan Covid-19 untuk pendatang luar negeri, kita rekomendasikan agar tetap dilakukan uji swab RT PCR di rumah sakit rujukan," kata Fery.
Menurutnya, dari diagnosa sementara yang dilakukan oleh tim medis, korban mengalami Irilius Paraliting, atau terjadi penyumbatan pada usus. "Kalau bahasa umum penyumbatan di perut, sehingga mengalami nyeri perut, dari gejala klinis yang muncul, arahnya ke penyumbatan usus," pungkasnya.
Lihat Juga: Cerita Istri Agung sebelum Kapal Terbalik di Perairan Jepang, Ombak Besar dan Tetap Puasa
Proses evakuasi dilakukan dengan standar protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran virus corona. Rapid tes dilakukan sebelum korban dinaikkan ke kapal KN Kresna milik Basarnas Aceh, Jumat (12/6/2020).
Proses evakuasi berjalan cukup lancar, tanpa perlu ditandu korban berjalan sendiri menaiki kapal SAR dengan di dampingi oleh petugas menggunakan APD lengkap.
Setelah hasil rapid tes menyatakan negatif atau tanpa reaktif. Korban langsung di evakuasi ke daratan Pelabuhan Ulee Lheu, dan langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans.
Kepala Kantor Basarnas Banda Aceh Budiono kepada sejumlah wartawan mengatakan, kapal tersebut merupakan kapal kargo, rutenya dari Brazil menuju Singapura. "Saat dalam perjalanan salah satu ABK mengalami sakit, sehingga kaptennya menghubungi Basarnas Banda Aceh untuk proses evakuasi," sebutnya.
Dikatakan, ABK tersebut merupakan warga negara Filipina, setelah mengevakuasi ABK nya, kapal kargo tersebut melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Singapura.
"Hasil rapid tes, korban terkonfirmasi negatif, kondisinya normal. ABK tersebut memgalami sakit di ulu hati, diperkirakan sakit lambung, usai divakuasi, ABK tersebut yang langsung dibawa ke rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan," sebutnya.
Sementara, Kordinator Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) pelabuhan Ulee Lheu, Fery Irawan mengatakan, meskipun hasil rapid tes menyatakan negatif, tapi pihaknya tetap merekomendasikan untuk dilakukan uji swab di rumah sakit rujukan. (Baca: Diduga Positif Corona, Wali Kota Tidore Dievakuasi Tim Medis).
"Hasil pemeriksaan rapid tes yang dilakukan oleh petugas tadi, menunjukkan hasil non reaktif. Walaupun demikian berdasarkan protokol kesehatan untuk penanganan Covid-19 untuk pendatang luar negeri, kita rekomendasikan agar tetap dilakukan uji swab RT PCR di rumah sakit rujukan," kata Fery.
Menurutnya, dari diagnosa sementara yang dilakukan oleh tim medis, korban mengalami Irilius Paraliting, atau terjadi penyumbatan pada usus. "Kalau bahasa umum penyumbatan di perut, sehingga mengalami nyeri perut, dari gejala klinis yang muncul, arahnya ke penyumbatan usus," pungkasnya.
Lihat Juga: Cerita Istri Agung sebelum Kapal Terbalik di Perairan Jepang, Ombak Besar dan Tetap Puasa
(nag)
tulis komentar anda