Ekspedisi Jihad Pati Unus dan Pertempuran 3 Hari 3 Malam Melawan Portugis
Jum'at, 04 Februari 2022 - 05:05 WIB
Kekalahan ini membuat Pati Unus dan pasukannya remuk. Mereka kembali ke Tanah Jawa sebagai orang yang kalah.
Namun, bukan Pati Unus jika langsung menyerah. Sebaliknya, dia langsung melakukan evaluasi secara menyeluruh atas semua pasukan tempurnya yang dengan gampang dihancurkan oleh Portugis itu.
Pati Unus kembali mengumpulkan pasukannya dengan membuat armada besar. Sebanyak 375 kapal perang berhasil dia kumpulkan dari Tanah Gowa, Sulawesi, yang dikenal cakap dalam membuat kapal perang.
Di tengah kondisi dan suasa seperti itulah, Raden Patah mangkat. Meninggalnya Raden Patah, membuat Pati Unus harus fokus mengurus pemerintahan Kesultanan Demak, sambil terus memperkuat armada perangnya.
Pada 1521, 375 kapal perang yang dibuatnya telah selesai dibangun. Ekspedisi Jihad 2 ke Malaka pun segera disiapkan.
Serangan balasan ini dipimpin langsung oleh Pati Unus. Sayang, serangan besar-besaran ini telah diketahui oleh Portugis yang langsung disambut dengan meriam-meriam besar di benteng Malaka.
Setibanya di Malaka, pasukan besar Pati Unus langsung dibombardir meriam Portugis. Nahas, salah satu tembakan meriam mengenai kapal perang yang ditumpangi Pati Unus sebelum dia bisa mendarat hingga karam.
Pati Unus membayar sangat mahal serangan ini dengan nyawanya. Kematian Pati Unus disambut perang hingga darah penghabisan. Armada angkatan perang lalu diambil alih oleh Fadhulah Khan atau Tubagus Pasai atau Fatahillah.
Namun, bukan Pati Unus jika langsung menyerah. Sebaliknya, dia langsung melakukan evaluasi secara menyeluruh atas semua pasukan tempurnya yang dengan gampang dihancurkan oleh Portugis itu.
Pati Unus kembali mengumpulkan pasukannya dengan membuat armada besar. Sebanyak 375 kapal perang berhasil dia kumpulkan dari Tanah Gowa, Sulawesi, yang dikenal cakap dalam membuat kapal perang.
Di tengah kondisi dan suasa seperti itulah, Raden Patah mangkat. Meninggalnya Raden Patah, membuat Pati Unus harus fokus mengurus pemerintahan Kesultanan Demak, sambil terus memperkuat armada perangnya.
Pada 1521, 375 kapal perang yang dibuatnya telah selesai dibangun. Ekspedisi Jihad 2 ke Malaka pun segera disiapkan.
Baca Juga
Serangan balasan ini dipimpin langsung oleh Pati Unus. Sayang, serangan besar-besaran ini telah diketahui oleh Portugis yang langsung disambut dengan meriam-meriam besar di benteng Malaka.
Setibanya di Malaka, pasukan besar Pati Unus langsung dibombardir meriam Portugis. Nahas, salah satu tembakan meriam mengenai kapal perang yang ditumpangi Pati Unus sebelum dia bisa mendarat hingga karam.
Pati Unus membayar sangat mahal serangan ini dengan nyawanya. Kematian Pati Unus disambut perang hingga darah penghabisan. Armada angkatan perang lalu diambil alih oleh Fadhulah Khan atau Tubagus Pasai atau Fatahillah.
tulis komentar anda