9 Warga India di Sleman Positif Covid-19
Kamis, 23 April 2020 - 18:46 WIB
SLEMAN - Gugus tugas penangganan Covid-19 Sleman melakukan rapid diagnostic test (RDT) terhadap 15 warga India yang tinggal di Masjid Al Ittihad Dusun Kocoran, Caturtunggal, Depok, Sleman.
Warga India itu merupakan anggota jamaah tabligh internasional dan sudah berada di Sleman sejak satu bulan terakhir lantaran tak bisa pulang ke negaranya lantaran lockdown. Sehingga mereka tidak bisa kembali ke India.
Koordinator bidang operasi gugus tugas penangganan Covid-19 Sleman, Joko Hastaryo mengatakan RDT sudah dilakukan dua hari lalu, hasilnya 9 orang diketahui positif dan enam orang negatif. 9 orang yang hasilnya positif langsung dilakukan pemeriksaan swab di RSA UGM dan untuk perawatannya di rumah sakit Hardjolukito dengan status pasien dalam pengawasan (PDP).
"Enam orang yang negatif, kita serahkan ke BPBD DIY untuk dicarikan tempat isolasi mandiri," kata Joko Kamis (23/4/2020).
Selain melakukan RDT kepada 15 WNA, juga melakukan rapid test terhadap takmir dan jamaah yang rutin datang ke masjid tersebut. Ada 14 orang yang dites, dan enam di antaranya menunjukkan hasil reaktif. Mereka akan menjalani uji swab di RSUD Sleman dan RS PDHI Kalasan.
Pengurus RW 05 Dusun Kocoran, Rochpradejono mengatakan 15 WNA India itu tiba sejak pertengahan Maret 2020. Mereka datang dalam dua rombongan terpisah. Grup pertama yang datang sebanyak tujuh orang, disusul rombongan kedua seminggu setelahnya.
Berdasar informasi yang dia terima, kedatangan jamaah tabligh ini untuk keperluan silaturahmi. Tujuan datang ke Sleman disebut hanya untuk transit mereka lantaran mereka terjebak tidak bisa pulang ke India yang sudah memberlakukan lockdown.
“Selama menumpang di masjid, para WNA itu menjalani isolasi. Mereka ditempatkan di lantai dua sehingga terpisah dari aktivitas keseharian warga,” paparnya.
Pengurus lingkungan setempat juga aktif melaporkan keberadaan orang asing itu kepada instansi berwenang seperti Kantor Imigrasi, dan kepolisian. Hingga kemudian, Selasa (21/4) kemarin mereka menjalani prosedur rapid test Covid-19.
“Setelah diketahui ada yang hasilnya reaktif, takmir memutuskan untuk menutup sementara masjid bagi orang luar. Hanya warga setempat yang diperbolehkan salat di sini," tandasnya.
Warga India itu merupakan anggota jamaah tabligh internasional dan sudah berada di Sleman sejak satu bulan terakhir lantaran tak bisa pulang ke negaranya lantaran lockdown. Sehingga mereka tidak bisa kembali ke India.
Koordinator bidang operasi gugus tugas penangganan Covid-19 Sleman, Joko Hastaryo mengatakan RDT sudah dilakukan dua hari lalu, hasilnya 9 orang diketahui positif dan enam orang negatif. 9 orang yang hasilnya positif langsung dilakukan pemeriksaan swab di RSA UGM dan untuk perawatannya di rumah sakit Hardjolukito dengan status pasien dalam pengawasan (PDP).
"Enam orang yang negatif, kita serahkan ke BPBD DIY untuk dicarikan tempat isolasi mandiri," kata Joko Kamis (23/4/2020).
Selain melakukan RDT kepada 15 WNA, juga melakukan rapid test terhadap takmir dan jamaah yang rutin datang ke masjid tersebut. Ada 14 orang yang dites, dan enam di antaranya menunjukkan hasil reaktif. Mereka akan menjalani uji swab di RSUD Sleman dan RS PDHI Kalasan.
Pengurus RW 05 Dusun Kocoran, Rochpradejono mengatakan 15 WNA India itu tiba sejak pertengahan Maret 2020. Mereka datang dalam dua rombongan terpisah. Grup pertama yang datang sebanyak tujuh orang, disusul rombongan kedua seminggu setelahnya.
Berdasar informasi yang dia terima, kedatangan jamaah tabligh ini untuk keperluan silaturahmi. Tujuan datang ke Sleman disebut hanya untuk transit mereka lantaran mereka terjebak tidak bisa pulang ke India yang sudah memberlakukan lockdown.
“Selama menumpang di masjid, para WNA itu menjalani isolasi. Mereka ditempatkan di lantai dua sehingga terpisah dari aktivitas keseharian warga,” paparnya.
Pengurus lingkungan setempat juga aktif melaporkan keberadaan orang asing itu kepada instansi berwenang seperti Kantor Imigrasi, dan kepolisian. Hingga kemudian, Selasa (21/4) kemarin mereka menjalani prosedur rapid test Covid-19.
“Setelah diketahui ada yang hasilnya reaktif, takmir memutuskan untuk menutup sementara masjid bagi orang luar. Hanya warga setempat yang diperbolehkan salat di sini," tandasnya.
(nun)
tulis komentar anda