Penculikan Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin, Gambaran Pergolakan Politik Awal Kemerdekaan
Sabtu, 29 Januari 2022 - 17:10 WIB
Situasi makin panas ketika laskar Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) mulai bergerak menuju Solo. Laskar Pesindo merupakan organ sayap Partai Sosialis Indonesia (PSI) pimpinan Sutan Sjahrir.
“Pesindo memberikan ancaman perang terbuka kepada para penculik apabila Sjahrir tidak dibebaskan”.
Di ibu kota Yogyakarta, pasukan Pemuda Indonesia Maluku (PIM) didatangkan untuk menjaga keselamatan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Dua hari pasca pidato kecaman Bung Karno, Perdana Menteri Sutan Sjahrir dibebaskan. Penculik melepas Sjahrir dari tempat penahanannya di Desa Paras, lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah.
Namun di hari yang sama menimpa Menteri Pertahanan Amir Sjarifuddin. Rumah Amir Sjarifuddin di Kota Baru Yogyakarta, disatroni penculik dan mereka berhasil menerobos masuk.
Dua orang pengawal Amir tewas dalam baku tembak. “Para penculik membawa pergi Amir Sjarifuddin dengan sebuah truk,” tulis Pratama D Persadha.
Di tengah perjalanan Amir mampu membebaskan diri dengan merebut pistol sopir truk sekaligus mengancam si sopir untuk mengantarkan dirinya ke gedung kepresidenan.
Pada 3 Juli 1946 pemerintah Soekarno berhasil mengungkap dalang di balik aksi penculikan Perdana Menteri Sutan Sjahrir.
Terungkapnya aksi penculikan tersebut disusul penangkapan Panglima Divisi III Mayor Jenderal RP Sudarsono dan Muhammad Yamin.
Keduanya diringkus saat menghadap Bung Karno untuk menyodorkan surat pernyataan pembubaran Kabinet Sjahrir sekaligus mengusulkan pembentukan dewan pimpinan politik yang mempunyai kewenangan politik tertinggi.
“Pesindo memberikan ancaman perang terbuka kepada para penculik apabila Sjahrir tidak dibebaskan”.
Di ibu kota Yogyakarta, pasukan Pemuda Indonesia Maluku (PIM) didatangkan untuk menjaga keselamatan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Dua hari pasca pidato kecaman Bung Karno, Perdana Menteri Sutan Sjahrir dibebaskan. Penculik melepas Sjahrir dari tempat penahanannya di Desa Paras, lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah.
Namun di hari yang sama menimpa Menteri Pertahanan Amir Sjarifuddin. Rumah Amir Sjarifuddin di Kota Baru Yogyakarta, disatroni penculik dan mereka berhasil menerobos masuk.
Dua orang pengawal Amir tewas dalam baku tembak. “Para penculik membawa pergi Amir Sjarifuddin dengan sebuah truk,” tulis Pratama D Persadha.
Di tengah perjalanan Amir mampu membebaskan diri dengan merebut pistol sopir truk sekaligus mengancam si sopir untuk mengantarkan dirinya ke gedung kepresidenan.
Pada 3 Juli 1946 pemerintah Soekarno berhasil mengungkap dalang di balik aksi penculikan Perdana Menteri Sutan Sjahrir.
Terungkapnya aksi penculikan tersebut disusul penangkapan Panglima Divisi III Mayor Jenderal RP Sudarsono dan Muhammad Yamin.
Keduanya diringkus saat menghadap Bung Karno untuk menyodorkan surat pernyataan pembubaran Kabinet Sjahrir sekaligus mengusulkan pembentukan dewan pimpinan politik yang mempunyai kewenangan politik tertinggi.
tulis komentar anda