Khawatir Ditutup, Pedagang Pasar Perumnas Cirebon Tolak Rapid Test Massal
Kamis, 11 Juni 2020 - 12:08 WIB
CIREBON - Pedagang Pasar Perumnas Kota Cirebon Jawa Barat menolak rapid test massal yang digelar Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Kamis(11/6/2020) siang. Penolakan sejumlah pedagang, menyusul adanya kabar aktivitas pasar akan dihentikan dan tidak beroperasi jika hasil rapid test massal ditemukan ada yang reaktif.
Ketakutan para pedagang sangat berdasar, lantaran sebelumnya Pasar Sumber di Kabupaten Cirebon juga ditutup, akibat ditemukanya pedagang yang dinyatakan positif COVID-19 . (Baca juga: Siswa SMP Dibacok Penjaga Sekolah saat Ambil Raport)
Akibat adanya penolakan para pedagang, membuat petugas terpaksa harus membujuk para pedagang yang terkesan tidak peduli adanya rapid test massal. Bahkan, petugas harus mendatangi lapak dan kios tempat jualan pedagang satu persatu agar menurut untuk di rapid test. (Baca juga: Tokoh Adat Sentani: Jangan Terprovokasi Isu Rasisme)
Salah satu pedagang mengaku kalau dirinya bukan menolak untuk di rapid test, tapi khawatir pasar akan ditutup jika ada yang diketahui reaktif dari hasil test. "Kalau pasar ditutup saya harus jualan apa untuk kebutuhan sehari hari," ucap Ani salah satu pedagang.
Sementara itu Kepala Pasar Perumnas, Sumaryani mengaku, meski ada penolakan dari sebagian pedagang namun rapid test massal tetap dilakukan. "Saya harus memberi pemahaman, terhadap para pedagang pentingnya rapid test," katanya.
Ketakutan para pedagang sangat berdasar, lantaran sebelumnya Pasar Sumber di Kabupaten Cirebon juga ditutup, akibat ditemukanya pedagang yang dinyatakan positif COVID-19 . (Baca juga: Siswa SMP Dibacok Penjaga Sekolah saat Ambil Raport)
Akibat adanya penolakan para pedagang, membuat petugas terpaksa harus membujuk para pedagang yang terkesan tidak peduli adanya rapid test massal. Bahkan, petugas harus mendatangi lapak dan kios tempat jualan pedagang satu persatu agar menurut untuk di rapid test. (Baca juga: Tokoh Adat Sentani: Jangan Terprovokasi Isu Rasisme)
Salah satu pedagang mengaku kalau dirinya bukan menolak untuk di rapid test, tapi khawatir pasar akan ditutup jika ada yang diketahui reaktif dari hasil test. "Kalau pasar ditutup saya harus jualan apa untuk kebutuhan sehari hari," ucap Ani salah satu pedagang.
Sementara itu Kepala Pasar Perumnas, Sumaryani mengaku, meski ada penolakan dari sebagian pedagang namun rapid test massal tetap dilakukan. "Saya harus memberi pemahaman, terhadap para pedagang pentingnya rapid test," katanya.
(shf)
tulis komentar anda