Malapetaka Asal Usul Trowulan Jadi Ibu Kota Kerajaan Majapahit

Senin, 17 Januari 2022 - 05:01 WIB
Dilanjutkan dia, kitab Prapanca itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, pada 1917. Tahun 1920, Ir Mclaince-Pont, yang ditugaskan melakukan kunjungan kerja ke daerah Mojokerto dan sampai ke Trowulan.

Di Trowulan itu, dia menemukan sejumlah bangunan yang tidak lagi digunakan. Ada yang berbentuk gapura, candi, dan bangunan lain yang masih tampak utuh, namun sebenarnya sudah bagian dari reruntuhan.



Bangunan itu dirasa mirip dengan keadaan ibu kota Majapahit yang dipaparkan pada terjemahan Nagarakretagama.

"Maka, tanpa melakukan widyapurba karena dia bukan merupakan widyapurbaman, dengan yakin mengatakan bahwa itulah ibu kota Majapahit. Artinya, sejak 1920, Kota Trowulan itu dinobatkan sebagai ibu kota Majapahit," jelasnya.

Yang menjadi malapetaka, sejarah ibu kota Majapahit itu bukan ditetapkan widyapurbaman, tetapi insiyur dari Jatinegara.

Baca: Kudo Kardono Panglima Majapahit, Sepupu Gajah Mada Penumpas Pemberontakan Ra Kuti

Fakta itu menjadi semakin runyam, setelah semua peneliti Majapahit mengamini dugaan tersebut. Sehingga, menjadi kukuh lah Trowulan sebagai ibu kota kerajaan terbesar dan terkuat di Nusantara hingga hari ini.

Dalam sumber lainnya disebutkan, nama Trowulan sudah dikenal sejak awal abad ke-16. Wardenaar, pada 1815, telah menyebutnya sebagai ibu kota Majapahit. Tanpa ragu, dia juga menyebut Trowulan peninggalan Majapahit.

Saat ini, Trowulan dijadikan nama desa sekaligus kecamatan. Kecamatan Trowulan terdiri dari 16 desa dan hanya 6 desa yang ada peninggalan Majapahit, yakni Bejijong, Jati Pasar, Sentono Rejo, Wates Umpak, Temon, dan Trowulan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More