Malapetaka Asal Usul Trowulan Jadi Ibu Kota Kerajaan Majapahit
loading...
A
A
A
SEJARAH lebih mengenal Trowulan sebagai ibu kota Majapahit. Namun, tahukah anda bahwa ibu kota Majapahit juga pernah berada di Tarik. Namun, ada juga yang menyebut Daha, bekas ibu kota Kerajaan Kediri.
Perpindahan ibu kota Majapahit ke Daha, bahkan memicu peperangan hebat dengan Demak. Sekaligus naiknya Demak, sebagai Kerajaan Islam, pada awal abad ke-16 yang dipimpin oleh Raden Patah, penerus Kerajaan Majapahit.
Demikian, ulasan Cerita Pagi hari ini akan membahas tentang riwayat ibu kota kerajaan terbesar di Nusantara itu.
Berdasarkan catatan Tom Pires yang berjudul Suma Oriental, pada tahun 1513 di Pulau Jawa ada seorang raja bernama Bhatara Vigiaya atau Bhatara Wijaya. Ibu kota kerajaannya disebut-sebut berada di Dayo atau Daha.
Ada yang menarik dalam memoar Prof. Dr. Ayatrohaedi atau yang akrab disapa Mang Ayat, guru besar widyapurba dan widyabasa FS-FIB Ul. Ayatrohaedi mengungkap sosok yang menentukan Trowulan sebagai ibu kota Majapahit.
Katanya, semua bersumber dari Nagarakretagama, karya Pu Prapanca. Dalam karya itu, Prapanca melakukan penelitian sejarah modern. Dia mengunjungi sejumlah tempat suci, mewawancarai pendeta, dan meminjam prasasti.
"Kemudian bermulalah malapetaka itu, berupa penobatan Trowulan sebagai ibu kota Majapahit," tulisnya, seperti dikutip SINDOnews, dari buku memoar Ayatrohaedi, halaman 333.
Dilanjutkan dia, kitab Prapanca itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, pada 1917. Tahun 1920, Ir Mclaince-Pont, yang ditugaskan melakukan kunjungan kerja ke daerah Mojokerto dan sampai ke Trowulan.
Di Trowulan itu, dia menemukan sejumlah bangunan yang tidak lagi digunakan. Ada yang berbentuk gapura, candi, dan bangunan lain yang masih tampak utuh, namun sebenarnya sudah bagian dari reruntuhan.
Bangunan itu dirasa mirip dengan keadaan ibu kota Majapahit yang dipaparkan pada terjemahan Nagarakretagama.
"Maka, tanpa melakukan widyapurba karena dia bukan merupakan widyapurbaman, dengan yakin mengatakan bahwa itulah ibu kota Majapahit. Artinya, sejak 1920, Kota Trowulan itu dinobatkan sebagai ibu kota Majapahit," jelasnya.
Yang menjadi malapetaka, sejarah ibu kota Majapahit itu bukan ditetapkan widyapurbaman, tetapi insiyur dari Jatinegara.
Baca: Kudo Kardono Panglima Majapahit, Sepupu Gajah Mada Penumpas Pemberontakan Ra Kuti
Fakta itu menjadi semakin runyam, setelah semua peneliti Majapahit mengamini dugaan tersebut. Sehingga, menjadi kukuh lah Trowulan sebagai ibu kota kerajaan terbesar dan terkuat di Nusantara hingga hari ini.
Dalam sumber lainnya disebutkan, nama Trowulan sudah dikenal sejak awal abad ke-16. Wardenaar, pada 1815, telah menyebutnya sebagai ibu kota Majapahit. Tanpa ragu, dia juga menyebut Trowulan peninggalan Majapahit.
Saat ini, Trowulan dijadikan nama desa sekaligus kecamatan. Kecamatan Trowulan terdiri dari 16 desa dan hanya 6 desa yang ada peninggalan Majapahit, yakni Bejijong, Jati Pasar, Sentono Rejo, Wates Umpak, Temon, dan Trowulan.
Arkeolog AS Wibowo yang pernah bertugas lama di situs Trowulan, saat mencari asal usul nama Trowulan juga mengutip insinyur Mclaince-Pont. Sehingga, tepatlah yang dikatakan oleh Ayatrohaedi.
Demikian ulasan singkat Cerita Pagi hari ini ditutup, semoga memberikan manfaat. Kritik dan saran atas ulasan ini sangat diharapkan penulis.
Sumber Tulisan:
1. Adi Sudirman, Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Sampai Kontemporer, DIVA PRESS, buku elektronik.
2. Peri Mardiono, Sejarah kelam Majapahit, Araska Publishing, 2020.
3. Ayatrohaedi, 65 = 67 Catatan Acak-acakan dan Catatan Apa Adanya, Dunia Pustaka Jaya, 2011.
4. Sri Wintala Achmad, Perang Bubat 1279 Saka, Araska Publisher, 2019.
5. Fary SJ Oroh, Gajah Mada Rebirth, Daun Ilalang Publishing, 2016.
Lihat Juga: Kesetiaan Ronggolawe, Berani Pasang Badan demi Menyelamatkan Raden Wijaya Pendiri Majapahit
Perpindahan ibu kota Majapahit ke Daha, bahkan memicu peperangan hebat dengan Demak. Sekaligus naiknya Demak, sebagai Kerajaan Islam, pada awal abad ke-16 yang dipimpin oleh Raden Patah, penerus Kerajaan Majapahit.
Demikian, ulasan Cerita Pagi hari ini akan membahas tentang riwayat ibu kota kerajaan terbesar di Nusantara itu.
Berdasarkan catatan Tom Pires yang berjudul Suma Oriental, pada tahun 1513 di Pulau Jawa ada seorang raja bernama Bhatara Vigiaya atau Bhatara Wijaya. Ibu kota kerajaannya disebut-sebut berada di Dayo atau Daha.
Ada yang menarik dalam memoar Prof. Dr. Ayatrohaedi atau yang akrab disapa Mang Ayat, guru besar widyapurba dan widyabasa FS-FIB Ul. Ayatrohaedi mengungkap sosok yang menentukan Trowulan sebagai ibu kota Majapahit.
Katanya, semua bersumber dari Nagarakretagama, karya Pu Prapanca. Dalam karya itu, Prapanca melakukan penelitian sejarah modern. Dia mengunjungi sejumlah tempat suci, mewawancarai pendeta, dan meminjam prasasti.
Baca Juga
"Kemudian bermulalah malapetaka itu, berupa penobatan Trowulan sebagai ibu kota Majapahit," tulisnya, seperti dikutip SINDOnews, dari buku memoar Ayatrohaedi, halaman 333.
Dilanjutkan dia, kitab Prapanca itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, pada 1917. Tahun 1920, Ir Mclaince-Pont, yang ditugaskan melakukan kunjungan kerja ke daerah Mojokerto dan sampai ke Trowulan.
Di Trowulan itu, dia menemukan sejumlah bangunan yang tidak lagi digunakan. Ada yang berbentuk gapura, candi, dan bangunan lain yang masih tampak utuh, namun sebenarnya sudah bagian dari reruntuhan.
Bangunan itu dirasa mirip dengan keadaan ibu kota Majapahit yang dipaparkan pada terjemahan Nagarakretagama.
"Maka, tanpa melakukan widyapurba karena dia bukan merupakan widyapurbaman, dengan yakin mengatakan bahwa itulah ibu kota Majapahit. Artinya, sejak 1920, Kota Trowulan itu dinobatkan sebagai ibu kota Majapahit," jelasnya.
Yang menjadi malapetaka, sejarah ibu kota Majapahit itu bukan ditetapkan widyapurbaman, tetapi insiyur dari Jatinegara.
Baca: Kudo Kardono Panglima Majapahit, Sepupu Gajah Mada Penumpas Pemberontakan Ra Kuti
Fakta itu menjadi semakin runyam, setelah semua peneliti Majapahit mengamini dugaan tersebut. Sehingga, menjadi kukuh lah Trowulan sebagai ibu kota kerajaan terbesar dan terkuat di Nusantara hingga hari ini.
Dalam sumber lainnya disebutkan, nama Trowulan sudah dikenal sejak awal abad ke-16. Wardenaar, pada 1815, telah menyebutnya sebagai ibu kota Majapahit. Tanpa ragu, dia juga menyebut Trowulan peninggalan Majapahit.
Saat ini, Trowulan dijadikan nama desa sekaligus kecamatan. Kecamatan Trowulan terdiri dari 16 desa dan hanya 6 desa yang ada peninggalan Majapahit, yakni Bejijong, Jati Pasar, Sentono Rejo, Wates Umpak, Temon, dan Trowulan.
Arkeolog AS Wibowo yang pernah bertugas lama di situs Trowulan, saat mencari asal usul nama Trowulan juga mengutip insinyur Mclaince-Pont. Sehingga, tepatlah yang dikatakan oleh Ayatrohaedi.
Demikian ulasan singkat Cerita Pagi hari ini ditutup, semoga memberikan manfaat. Kritik dan saran atas ulasan ini sangat diharapkan penulis.
Sumber Tulisan:
1. Adi Sudirman, Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Sampai Kontemporer, DIVA PRESS, buku elektronik.
2. Peri Mardiono, Sejarah kelam Majapahit, Araska Publishing, 2020.
3. Ayatrohaedi, 65 = 67 Catatan Acak-acakan dan Catatan Apa Adanya, Dunia Pustaka Jaya, 2011.
4. Sri Wintala Achmad, Perang Bubat 1279 Saka, Araska Publisher, 2019.
5. Fary SJ Oroh, Gajah Mada Rebirth, Daun Ilalang Publishing, 2016.
Lihat Juga: Kesetiaan Ronggolawe, Berani Pasang Badan demi Menyelamatkan Raden Wijaya Pendiri Majapahit
(hsk)