Kelompok Tani di Bulukumba Terima Bantuan Rumpon dan Keramba Rumput Laut
Jum'at, 31 Desember 2021 - 08:02 WIB
BULUKUMBA - Kelompok tani di Kabupaten Bulukumba mendapatkan bantuan rumpon dan keramba rumput laut. Rinciannya, 5 kelompok tani mendapatkan 11 unit rumpon, sedangkan 4 lainnya mendapatkan 10 unit keramba rumput laut.
Bantuan yang anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Tahun 2021 itu diserahkan langsung oleh Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf.
Andi Utta, sapan akrabnya, mengklaim keramba tersebut adalah yang pertama kali diterapkan di Sulsel. Wilayah lain yang sudah menggunakannya adalah Taiwan, sedangkan daerah lain di Indonesia yaitu Batam, Sumatera dan Jawa.
Dikatakan, penggunaan keramba pada budidaya rumput laut bisa lebih maksimal, lebih tertata rapi dan tidak mengganggu sebagaimana jika menggunakan tali bentangan yang selama ini dilakukan petani rumput laut.
Andi Utta mengaku pernah mendengar bahwa penggunaan keramba yang berbahan pipa paralon sudah pernah dicoba di sekitar perairan Kecamatan Gantarang, namun tidak berhasil karena menggunakan pipa 2 inci yang menyebabkan tidak bertahan lama. Sementara keramba yang dihibahkan ke kelompok tani rumput laut ini adalah pipa paralon ukuran 4 inci.
“Jika menggunakan keramba bisa menghasilkan produksi rumput laut tiga kali lipat dari penggunaan tali bentangan,” ungkapnya.
Sementara untuk rumpon, Andi Utta menyebut alat tersebut bukan alat tangkap tapi lebih pada pengganti terumbu karang sebagai tempat hidup planton yang menjadi makanan ikan sehingga akan menarik ikan untuk berkumpul di sekitar rumpon.
Adapun rumpon yang dibagikan tersebut, Andi Utta menjamin lebih kuat karena menggunakan tali berkualitas dengan ukuran 24, bukan tali ukuran 18 sebagaimana yang digunakan nelayan selama ini.
Bantuan yang anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Tahun 2021 itu diserahkan langsung oleh Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf.
Andi Utta, sapan akrabnya, mengklaim keramba tersebut adalah yang pertama kali diterapkan di Sulsel. Wilayah lain yang sudah menggunakannya adalah Taiwan, sedangkan daerah lain di Indonesia yaitu Batam, Sumatera dan Jawa.
Dikatakan, penggunaan keramba pada budidaya rumput laut bisa lebih maksimal, lebih tertata rapi dan tidak mengganggu sebagaimana jika menggunakan tali bentangan yang selama ini dilakukan petani rumput laut.
Andi Utta mengaku pernah mendengar bahwa penggunaan keramba yang berbahan pipa paralon sudah pernah dicoba di sekitar perairan Kecamatan Gantarang, namun tidak berhasil karena menggunakan pipa 2 inci yang menyebabkan tidak bertahan lama. Sementara keramba yang dihibahkan ke kelompok tani rumput laut ini adalah pipa paralon ukuran 4 inci.
“Jika menggunakan keramba bisa menghasilkan produksi rumput laut tiga kali lipat dari penggunaan tali bentangan,” ungkapnya.
Sementara untuk rumpon, Andi Utta menyebut alat tersebut bukan alat tangkap tapi lebih pada pengganti terumbu karang sebagai tempat hidup planton yang menjadi makanan ikan sehingga akan menarik ikan untuk berkumpul di sekitar rumpon.
Adapun rumpon yang dibagikan tersebut, Andi Utta menjamin lebih kuat karena menggunakan tali berkualitas dengan ukuran 24, bukan tali ukuran 18 sebagaimana yang digunakan nelayan selama ini.
tulis komentar anda