Ditolak 5 RS di Makassar, Ibu Hamil Asal Bulukumba Meninggal bersama Bayinya

Minggu, 13 Desember 2020 - 15:12 WIB
loading...
Ditolak 5 RS di Makassar,...
Direktur RSUD Bulukumba dr Rizal bersama Kepala Dinas Kesehatan dr Wahyuni, memberikan klarifikasi terkait meninggalnya ibu hamil bersama bayinya, H, di Aula RSUD Bulukumba, Minggu (13/12/2020). Foto: SINDONews/Eky Hendrawan
A A A
BULUKUMBA - Seorang ibu hamil bersama jabang bayinya, H yang merupakan warga Bontobangun, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba tidak dapat diselamatkan setelah ditolak lima rumah sakit (RS) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) , Kamis (10/12/2020).

Kerabat korban, Faisal menyebutkan, seharusnya H bisa melahirkan dengan bantuan petugas medis yang menolongnya namun nahas malah ditolak pihak rumah sakit di Makassar, setelah dirujuk dari Bulukumba dan Bantaeng. “Pada Kamis, 10 Desember 2020 rumah sakit yang dimaksud adalah RS Labuang Baji, RS Kartini, RS Ananda, dan RS Pelamonia,” kata Faisal. (Baca Juga: Pos Polisi di Makassa Diteror Lagi, Pelaku Tinggalkan Surat Ancaman)

Meski akhirnya kata Faisal, kerabatnya itu sempat mendapat perawatan medis saat sampai di RSUP Wahidin Makassar , namun H sudah tidak kuat lagi hingga meninggal dunia. Ironisnya, jabang bayi yang dikandung H juga tidak dapat diselamatkan.

“Pukul 17.28 Wita ke RS Labuang Baji tapi ditolak karena tidak ada hasil rapid test. Pukul 18.22 Wita di RS Kartini, tidak ada ICU. Pukul 19.00 Wita di RS Ananda, ruang ICU sedang disterilkan,” beber kerabat korban, Faisal. (Baca Juga: Nekat Liburan Keluar Kota di Akhir Tahun, Balik ke Surabaya Wajib Lakukan Ini)

Kepala Puskesmas Bontobangun Kecamatan Rilau Ale dr Marwah yang menangani pasien tersebut pertama kali sebelum dirujuk mengatakan, kondisi ibu itu sedang mengalami kegawatdaruratan masuk di Puskesmas Bontobangun. “Puskesmas tetap memberikan pelayanan dan tetap berkomunikasi dengan rumah sakit Bulukumba,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr Wahyuni, Minggu, (13/12/2020).

Hanya saja kata dia, memang pada situasi tertentu, karena kondisinya keracunan kehamilan sehingga mengharuskan tindakan segera. “Sementara saat itu kondisi di rumah sakit ada petugas di kamar operasi yang terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga pada hari itu pelayanan kamar operasi ditutup sementara sambil menunggu di sterilkan,” bebernya. (Baca Juga: Gubernur Sulsel Resmikan Unit Pengelolaan Air Siap Minum Tiga Pulau)

Karena kondisinya dibutuhkan penanganan segera, pihak puskesmas langsung membawanya segera ke rumah sakit terdekat, dalam hal ini rumah sakit Bantaeng. Namun saat itu, rumah sakit Bantaeng juga kondisinya pasien penuh, sehingga puskesmas merujuk untuk dibawa sampai ke Makassar.
(nic)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2183 seconds (0.1#10.140)