Pertempuran Sulsel Melawan Virus Corona Difokuskan di 4 Wilayah Ini
Selasa, 09 Juni 2020 - 06:48 WIB
Seiring berjalannya waktu, kasus itu mulai bisa dikendalikan dan secara bertahap kurva epidemi mulai melandai. Hal ini setelah ada upaya intervensi yang dilakukan pemerintah, misalnya PSBB tahap 1 dan 2 di Kota Makassar, termasuk PSBB Gowa. Hingga melalui isolasi mandiri terpusat melalui program duta wisata COVID-19.
"Dari sisi program, benefit program, kita sudah sampaikan kemarin dengan program yang telah dilakukan selama 72 hari (sejak intervensi dilakukan), itu kita mampu, provinsi Sulsel, mampu mencegah lahirnya kasus baru kurang lebih 750 kasus baru," urai Ridwan.
Dari sisi faktor output atau outcome dari program yang dilakukan turut berdampak pada angka kesembuhan yang tinggi atau mencapai 39%. Angka ini disebut lebih rendah dibanding negara ASEAN yang berada di atas 80%. Namun angka Sulsel diklaim masih lebih tinggi jika dibanding data secara nasional yang berkisar 30% kasus kesembuhan pasien.
Baca Juga :Melonjak 110, Positif Corona di Sulsel Tembus 2.014 Kasus
Kemudian dari sisi angka kasus kematian, dari hari ke hari juga dianggap mulai mengalami penurunan. Saat ini posisinya sudah berada di angka 5%. Kata Ridwan, angka kasus kematian di Sulsel tergolong rendah jika dibanding nasional di kisaran 5,9%.
Dari berbagai upaya intervensi dan program yang dilakukan, Sulsel dinilai mampu mengendalikan penularan secara massif. Saat ini, pertumbuhan kasus barunya sudah berada di kisaran angka 8-9%. Waktu penggandaan atau penularan virus pun melambat, butuh waktu delapan hari.
Maka berdasarkan perhitungannya, capaian angka reproduksi efektif Covid-19 (Rt) secara umum di Sulsel saat ini berada di angka 0,9. Angka ini masih fluktuatif, atau kata Ridwan, masih berkisar diantara 0,9 sampai 1,8.
Angka diharapkan bisa bertahan atau ditekan dibawah 1 selama dua atau tiga pekan kedepan. Sesuai dengan harapan Ketua Gugus Tugas Covid-19 Pusat saat berkunjung ke Makassar, bersama Menko PMK dan Menteri Kesehatan di Makassar, Minggu (07/06/2020) lalu.
"Jadi pergerakan angka ini sangat dinamis. Tergantung upaya-upaya yang kita lakukan secara bersama di dalam upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di Sulsel," kata Ridwan yang juga Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Sulsel.
Apalagi, puncak pandemi COVID-19 di Sulsel diprediksi akan terjadi di bulan Juni ini. Hal ini dikhawatirkan terjadi disamping mobilitas masyarakat di tengah beberapa kelonggaran aktivitas saat ini.
"Dari sisi program, benefit program, kita sudah sampaikan kemarin dengan program yang telah dilakukan selama 72 hari (sejak intervensi dilakukan), itu kita mampu, provinsi Sulsel, mampu mencegah lahirnya kasus baru kurang lebih 750 kasus baru," urai Ridwan.
Dari sisi faktor output atau outcome dari program yang dilakukan turut berdampak pada angka kesembuhan yang tinggi atau mencapai 39%. Angka ini disebut lebih rendah dibanding negara ASEAN yang berada di atas 80%. Namun angka Sulsel diklaim masih lebih tinggi jika dibanding data secara nasional yang berkisar 30% kasus kesembuhan pasien.
Baca Juga :Melonjak 110, Positif Corona di Sulsel Tembus 2.014 Kasus
Kemudian dari sisi angka kasus kematian, dari hari ke hari juga dianggap mulai mengalami penurunan. Saat ini posisinya sudah berada di angka 5%. Kata Ridwan, angka kasus kematian di Sulsel tergolong rendah jika dibanding nasional di kisaran 5,9%.
Dari berbagai upaya intervensi dan program yang dilakukan, Sulsel dinilai mampu mengendalikan penularan secara massif. Saat ini, pertumbuhan kasus barunya sudah berada di kisaran angka 8-9%. Waktu penggandaan atau penularan virus pun melambat, butuh waktu delapan hari.
Maka berdasarkan perhitungannya, capaian angka reproduksi efektif Covid-19 (Rt) secara umum di Sulsel saat ini berada di angka 0,9. Angka ini masih fluktuatif, atau kata Ridwan, masih berkisar diantara 0,9 sampai 1,8.
Angka diharapkan bisa bertahan atau ditekan dibawah 1 selama dua atau tiga pekan kedepan. Sesuai dengan harapan Ketua Gugus Tugas Covid-19 Pusat saat berkunjung ke Makassar, bersama Menko PMK dan Menteri Kesehatan di Makassar, Minggu (07/06/2020) lalu.
"Jadi pergerakan angka ini sangat dinamis. Tergantung upaya-upaya yang kita lakukan secara bersama di dalam upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di Sulsel," kata Ridwan yang juga Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Sulsel.
Apalagi, puncak pandemi COVID-19 di Sulsel diprediksi akan terjadi di bulan Juni ini. Hal ini dikhawatirkan terjadi disamping mobilitas masyarakat di tengah beberapa kelonggaran aktivitas saat ini.
tulis komentar anda