Diguyur Hujan 2 Hari, 5 Kecamatan di Karawang Terendam Banjir
Senin, 13 Desember 2021 - 11:47 WIB
KARAWANG - Banjir di Karawang sejak Sabtu (11/12/2021) lalu melanda 5 kecamatan di Karawang, Jawa Barat. Sejak Senin dini hari air mulai surut dan hanya tersisa satu dusun yaitu Dusun Kampek, Desa Karangligar yang masih banjir.
"Pagi ini tinggal satu dusun saja yang masih banjir yaitu Dusun Kampek Desa Karangligar. Sedangkan 6 desa lainnya sudah surut dari 7 desa di 5 kecamatan, " kata Kepala Pelaksana BPBD Karawang Yasin Nasrudin, Senin (13/12/2021).
Menurut Yasin, banjir datang sejak Sabtu malam. Banjir menyebabkan tujuh desa terendam, yaitu Desa Karangligar di Kecamatan Telukjambe Barat, Kelurahan Karawang Kulon dan Tanjungmekar di Kecamatan Karawang Barat, dan Desa Kamurang di Kecamatan Tirtamulya.
Kemudian pada Minggu (12/12/2021) banjir juga merendam Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan dan Kecamatan Banyusari.
"Sementara ini sudah surut, tapi kami tetap siaga karena musim hujan masih berlangsung. Perahu karet juga sudah kita tempatkan di sejumlah kecamatan yang rawan banjir," katanya.
Yasin mengatakan, meski rumahnya terendam banjir, namun warga menolak untuk diungsikan. Mereka lebih memilih menunggu air surut dari pada tinggal di pengungsian.
"Mungkin karena alasan menjaga barang berharga mereka menolak mengungsi," katanya.
"Pagi ini tinggal satu dusun saja yang masih banjir yaitu Dusun Kampek Desa Karangligar. Sedangkan 6 desa lainnya sudah surut dari 7 desa di 5 kecamatan, " kata Kepala Pelaksana BPBD Karawang Yasin Nasrudin, Senin (13/12/2021).
Menurut Yasin, banjir datang sejak Sabtu malam. Banjir menyebabkan tujuh desa terendam, yaitu Desa Karangligar di Kecamatan Telukjambe Barat, Kelurahan Karawang Kulon dan Tanjungmekar di Kecamatan Karawang Barat, dan Desa Kamurang di Kecamatan Tirtamulya.
Kemudian pada Minggu (12/12/2021) banjir juga merendam Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan dan Kecamatan Banyusari.
"Sementara ini sudah surut, tapi kami tetap siaga karena musim hujan masih berlangsung. Perahu karet juga sudah kita tempatkan di sejumlah kecamatan yang rawan banjir," katanya.
Yasin mengatakan, meski rumahnya terendam banjir, namun warga menolak untuk diungsikan. Mereka lebih memilih menunggu air surut dari pada tinggal di pengungsian.
"Mungkin karena alasan menjaga barang berharga mereka menolak mengungsi," katanya.
(shf)
tulis komentar anda