Wali Kota Madiun: Covid-19 Kita Rem, Ekonomi Kita Gas
Senin, 29 November 2021 - 12:32 WIB
"Ke depan, anak-anak TK yang ingin latihan manasik haji tidak usah pergi jauh-jauh. Mereka bisa datang ke Kota Madiun. Busnya diparkir di Jalan Jawa kemudian berjalan untuk thawaf di miniatur Kakbah di Jalan Pahlawan. Jarak antara Jalan Jawa dengan Jalan Pahlawan ini sekitar 200 meter. ” tutur Maidi.
Anak-anak yang pasti datang bersama orangtua mereka itu diarahkan untuk belanja guna mendatangkan pendapatan ke Kota Madiun. Rute dari area parkir menuju ke Taman Sumber Wangi ini melintasi kawasan kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) I Madiun di Jalan Pahlawan. Pedestrian di kawasan ini juga disulap agar bisa menjadi lokasi display bagi UMKM.
”Kita menyediakan windows display. Silakan UMKM dari Magetan ke Ponorogo. Kita sediakan tempatnya, tidak bayar,” katanya.
Untuk mendatangkan wisatawan, Pemkot Madiun sudah menyiapkan sejumlah event besar pada 2022. Sebanyak enam artis nasional dikontrak untuk memeriahkan event di Kota Madiun. Ada pameran bonsai, mobil antik, burung hingga latihan pencak silat seni tingkat internasional.
”Kuncinya di penanganan Covid-19. Kita ini di level 1. Kalau bisa, kita tekan hingga hijau. Begitu Covid terkendali, kegiatan wisata kita gas. Kota ini bisa hidup 24 jam,” ucap Maidi.
Wali Kota Maidi juga memiliki visi pembangunan berkelanjutan. Setelah menanam sejuta bunga untuk menghiasi Kota Madiun, dia menggerakkan sekolah-sekolah untuk belajar mengenai budidaya lebah. Bahkan Kota Madiun juga memiliki taman agrowisata Ngrowo Bening untuk budidaya tanaman dan lebah.
”Pohon dan bunga menghasilkan oksigen. Saya tiap dua minggu sekali juga panen madu. Bunga itu di samping keindahan bagi manusia dan berguguran harus jadi madu,” kata Maidi berfilosofi.
Menurut Maidi, dalam pembangunan berkelanjutan, satu biaya memiliki enam fungsi untuk manusia dan kehidupan. Seperti pembangunan pohon pule yang ditanam di berbagai perempatan, dan pertigaan di Kota Madiun. Rencananya akan ada 12 titik yang akan ditanami pohon pule raksasa ini.
”Apa maknanya? Pada musim penghujan, pohon ini bisa menyerap air. Pada musim kemarau bisa kerindangan tempat berteduh. Dan kita ingin menunjukan kepada anak cucu kita kalau ingin lihat pohon tidak usah ke hutan. Di Kota Madiun juga ada pohon besar, pohon sebenarnya bukan foto,” katanya.
Anak-anak yang pasti datang bersama orangtua mereka itu diarahkan untuk belanja guna mendatangkan pendapatan ke Kota Madiun. Rute dari area parkir menuju ke Taman Sumber Wangi ini melintasi kawasan kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) I Madiun di Jalan Pahlawan. Pedestrian di kawasan ini juga disulap agar bisa menjadi lokasi display bagi UMKM.
”Kita menyediakan windows display. Silakan UMKM dari Magetan ke Ponorogo. Kita sediakan tempatnya, tidak bayar,” katanya.
Untuk mendatangkan wisatawan, Pemkot Madiun sudah menyiapkan sejumlah event besar pada 2022. Sebanyak enam artis nasional dikontrak untuk memeriahkan event di Kota Madiun. Ada pameran bonsai, mobil antik, burung hingga latihan pencak silat seni tingkat internasional.
”Kuncinya di penanganan Covid-19. Kita ini di level 1. Kalau bisa, kita tekan hingga hijau. Begitu Covid terkendali, kegiatan wisata kita gas. Kota ini bisa hidup 24 jam,” ucap Maidi.
Wali Kota Maidi juga memiliki visi pembangunan berkelanjutan. Setelah menanam sejuta bunga untuk menghiasi Kota Madiun, dia menggerakkan sekolah-sekolah untuk belajar mengenai budidaya lebah. Bahkan Kota Madiun juga memiliki taman agrowisata Ngrowo Bening untuk budidaya tanaman dan lebah.
”Pohon dan bunga menghasilkan oksigen. Saya tiap dua minggu sekali juga panen madu. Bunga itu di samping keindahan bagi manusia dan berguguran harus jadi madu,” kata Maidi berfilosofi.
Menurut Maidi, dalam pembangunan berkelanjutan, satu biaya memiliki enam fungsi untuk manusia dan kehidupan. Seperti pembangunan pohon pule yang ditanam di berbagai perempatan, dan pertigaan di Kota Madiun. Rencananya akan ada 12 titik yang akan ditanami pohon pule raksasa ini.
”Apa maknanya? Pada musim penghujan, pohon ini bisa menyerap air. Pada musim kemarau bisa kerindangan tempat berteduh. Dan kita ingin menunjukan kepada anak cucu kita kalau ingin lihat pohon tidak usah ke hutan. Di Kota Madiun juga ada pohon besar, pohon sebenarnya bukan foto,” katanya.
tulis komentar anda