Wali Kota Madiun: Covid-19 Kita Rem, Ekonomi Kita Gas
Senin, 29 November 2021 - 12:32 WIB
KOTA MADIUN - Kepemimpinan Wali Kota Madiun Maidi bersama Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya Ayu Miko Saputri belum genap tiga tahun. Namun kerja keras keduanya dalam menyeimbangkan penanganan Covid-19 dan pembangunan infrastruktur, sudah menampakan tanda-tanda berhasil.
Kota Madiun merias diri di tengah badai Covid-19. Pembangunan Pahlawan Street Centre (PSC) yang digadang-gadang sebagai pusat wisata kini sudah mencapai 80 persen. Kawasan Jalan Pahlawan Kota Madiun itu tampak semakin rapi dan semarak dengan pedestrian lebar 3 meter, ratusan bangku taman bergaya eropa, lampu kota, dan bunga tabebuya di mana-mana.
Ikon kota dunia seperti Patung Merlion, Menara Eiffel, Menara Big Ben, Tower Zam-zam, dan Kakbah juga sudah berdiri megah. Taman Sumber Umis di samping Balai Kota Madiun juga sudah tembus hampir 150 meter ke arah selatan. Kawasan Patung Merlion ini dijadikan sebagai pasar seni, tempat display yang bisa digunakan untuk kegiatan pameran skala regional maupun nasional.
Itulah capaian pembangunan Kota Madiun di bawah kepemimpinan Wali Kota Maidi. Semua pembangunan itu bersumber dari APBD dan program corporate social responsibility (CSR) perusahaan di Kota Madiun. ”Tahun 2022, Covid-19 kita rem, dan ekonomi kita gas. Saya akan meluncurkan 1.000 lapak, 1.000 UMKM yang ditempatkan di 27 kelurahan,” ujar Wali Kota Maidi ditemui di bawah gazebo Taman Sumber Umis, samping Balai Kota Madiun, Selasa (16/11/2021).
Menurut Maidi, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat Covid-19 sempat membuat roda perekonomian di Kota Madiun tersendat. Beragam kebijakan diambil agar ekonomi kembali pulih. Salah satunya dengan aplikasi Pro UMKM. Aplikasi ini mencatat pembelian yang dilakukan aparatur sipil negara (ASN) Kota Madiun kepada UMKM dan pedagang kaki lima.
”Setelah dua bulan tercatat ada Rp8,1 miliar transaksi. Semua data tercatat di aplikasi ini,” ujar mantan Sekda Kota Madiun ini.
Menurut Maidi, hal ini menjadi modal kuat untuk pemulihan ekonomi pada tahun depan. Kota Madiun dirancang menjadi kota wisata yang ramah lingkungan di Jawa Timur bagian barat. Karena tidak memiliki wisata alam, Kota Madiun mengambil daya tarik ikon-ikon kota dunia. Tidak ada orang yang tidak ingin pergi ke Mekkah dan Madinah.
"Tidak ada orang yang tidak ingin pergi ke Singapura, Perancis dan Inggris. ”Karena itu kita buatkan Menara Eiffel, Menara jam London, Kincir Angin di Belanda. Tujuannya agar orang tidak pergi ke luar negeri. Cukup pergi ke Kota Madiun. Tanpa paspor. Bisa beli suvenirnya sesuai negara atau ikon kota dunia,” katanya.
Konsep Wali Kota Maidi menyasar wisatawan keluarga dengan memadukan tiga M, yakni Mekkah, Madinah dan Madiun. Dia menyontohkan. Jalan Jawa yang menjadi satu kawasan Jalan Pahlawan, telah dibangun area parkir mirip tenda masjid Nabawi di Madinah dengan kapasitas 15 bus.
Kota Madiun merias diri di tengah badai Covid-19. Pembangunan Pahlawan Street Centre (PSC) yang digadang-gadang sebagai pusat wisata kini sudah mencapai 80 persen. Kawasan Jalan Pahlawan Kota Madiun itu tampak semakin rapi dan semarak dengan pedestrian lebar 3 meter, ratusan bangku taman bergaya eropa, lampu kota, dan bunga tabebuya di mana-mana.
Ikon kota dunia seperti Patung Merlion, Menara Eiffel, Menara Big Ben, Tower Zam-zam, dan Kakbah juga sudah berdiri megah. Taman Sumber Umis di samping Balai Kota Madiun juga sudah tembus hampir 150 meter ke arah selatan. Kawasan Patung Merlion ini dijadikan sebagai pasar seni, tempat display yang bisa digunakan untuk kegiatan pameran skala regional maupun nasional.
Itulah capaian pembangunan Kota Madiun di bawah kepemimpinan Wali Kota Maidi. Semua pembangunan itu bersumber dari APBD dan program corporate social responsibility (CSR) perusahaan di Kota Madiun. ”Tahun 2022, Covid-19 kita rem, dan ekonomi kita gas. Saya akan meluncurkan 1.000 lapak, 1.000 UMKM yang ditempatkan di 27 kelurahan,” ujar Wali Kota Maidi ditemui di bawah gazebo Taman Sumber Umis, samping Balai Kota Madiun, Selasa (16/11/2021).
Menurut Maidi, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat Covid-19 sempat membuat roda perekonomian di Kota Madiun tersendat. Beragam kebijakan diambil agar ekonomi kembali pulih. Salah satunya dengan aplikasi Pro UMKM. Aplikasi ini mencatat pembelian yang dilakukan aparatur sipil negara (ASN) Kota Madiun kepada UMKM dan pedagang kaki lima.
”Setelah dua bulan tercatat ada Rp8,1 miliar transaksi. Semua data tercatat di aplikasi ini,” ujar mantan Sekda Kota Madiun ini.
Menurut Maidi, hal ini menjadi modal kuat untuk pemulihan ekonomi pada tahun depan. Kota Madiun dirancang menjadi kota wisata yang ramah lingkungan di Jawa Timur bagian barat. Karena tidak memiliki wisata alam, Kota Madiun mengambil daya tarik ikon-ikon kota dunia. Tidak ada orang yang tidak ingin pergi ke Mekkah dan Madinah.
"Tidak ada orang yang tidak ingin pergi ke Singapura, Perancis dan Inggris. ”Karena itu kita buatkan Menara Eiffel, Menara jam London, Kincir Angin di Belanda. Tujuannya agar orang tidak pergi ke luar negeri. Cukup pergi ke Kota Madiun. Tanpa paspor. Bisa beli suvenirnya sesuai negara atau ikon kota dunia,” katanya.
Konsep Wali Kota Maidi menyasar wisatawan keluarga dengan memadukan tiga M, yakni Mekkah, Madinah dan Madiun. Dia menyontohkan. Jalan Jawa yang menjadi satu kawasan Jalan Pahlawan, telah dibangun area parkir mirip tenda masjid Nabawi di Madinah dengan kapasitas 15 bus.
tulis komentar anda