Positif Corona, Jenazah Dai Ditolak Keluarga dan Warga
Senin, 13 April 2020 - 16:23 WIB
PASURUAN - Seorang penceramah atau dai asal Jakarta berinisial MI (52) meninggal dunia setelah dinyatakan positif terpapar virus corona.
MI datang ke Kota Pasuruan pada 23 Maret 2020 untuk memberikan ceramah agama. Namun, pada 2 April 2020, dia mengeluhkan sakit flu dan batuk lalu dilarikan ke sebuah rumah sakit swasta di Kota Pasuruan dan dirujuk ke RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.
"Pada tanggal 10 April 2020, pasien tersebut meninggal dunia dan dinyatakan positif terpapar virus corona," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo.
Setelah diketahui positif terpapar virus corona, jenazah korban mendapatkan penolakan dari keluarganya di Jakarta. Selain itu juga ditolak untuk dimakamkan di wilayah Kabupaten Pasuruan.
"Karena banyak penolakan dan batas waktu pemakamannya maksimal lima jam setelah dinyatakan meninggal dunia. Maka kami putuskan untuk dimakamkan di wilayah Kota Pasuruan," papar Teno.
Dia juga menegaskan, telah menyiapkan lokasi pemakaman bagi para pasien positif corona yang meninggal dunia. Dari lima titik yang ada di Kota Pasuruan, akhirnya dipilih tempat pemakaman umum (TPU) Gadingrejo.
Saat akan dilakukan pemakaman terhadap jenazah MI, sempat ada aksi provokasi dari sejumlah orang yang menolak prosesi pemakaman tersebut. "Saya turun tangan langsung untuk memberikan penjelasan kepada warga dan akhirnya bisa dimakamkan pada Sabtu (11/4/2020) dini hari," ujarnya.
Istri siri MI, yang merupakan warga Kota Pasuruan, menurut Teno, juga telah diisolasi untuk mencegah terjadinya penularan virus corona. Proses isolasi dilakukan di RSUD Soedarso.
Dia berharap, warga Kota Pasuruan tidak mudah terprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. "Saat ini kondisi di Kota Pasuruan sangat kondusif. Warga juga bergotong royong melakukan upaya pencegahan penularan corona, salah satunya menyediakan tempat cuci tangan secara swadaya," tuturnya.
Sementara itu, Kapolres Pasuruan Kota AKBP Dony Alexander menegaskan, sudah tidak ada persoalan lagi di masyarakat terkait pemakaman jenazah pasien positif corona. "Kami terus melakukan edukasi ke masyarakat, dan melakukan penyemprotan disinfektan," ujarnya.
MI datang ke Kota Pasuruan pada 23 Maret 2020 untuk memberikan ceramah agama. Namun, pada 2 April 2020, dia mengeluhkan sakit flu dan batuk lalu dilarikan ke sebuah rumah sakit swasta di Kota Pasuruan dan dirujuk ke RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan.
"Pada tanggal 10 April 2020, pasien tersebut meninggal dunia dan dinyatakan positif terpapar virus corona," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo.
Setelah diketahui positif terpapar virus corona, jenazah korban mendapatkan penolakan dari keluarganya di Jakarta. Selain itu juga ditolak untuk dimakamkan di wilayah Kabupaten Pasuruan.
"Karena banyak penolakan dan batas waktu pemakamannya maksimal lima jam setelah dinyatakan meninggal dunia. Maka kami putuskan untuk dimakamkan di wilayah Kota Pasuruan," papar Teno.
Dia juga menegaskan, telah menyiapkan lokasi pemakaman bagi para pasien positif corona yang meninggal dunia. Dari lima titik yang ada di Kota Pasuruan, akhirnya dipilih tempat pemakaman umum (TPU) Gadingrejo.
Saat akan dilakukan pemakaman terhadap jenazah MI, sempat ada aksi provokasi dari sejumlah orang yang menolak prosesi pemakaman tersebut. "Saya turun tangan langsung untuk memberikan penjelasan kepada warga dan akhirnya bisa dimakamkan pada Sabtu (11/4/2020) dini hari," ujarnya.
Istri siri MI, yang merupakan warga Kota Pasuruan, menurut Teno, juga telah diisolasi untuk mencegah terjadinya penularan virus corona. Proses isolasi dilakukan di RSUD Soedarso.
Dia berharap, warga Kota Pasuruan tidak mudah terprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. "Saat ini kondisi di Kota Pasuruan sangat kondusif. Warga juga bergotong royong melakukan upaya pencegahan penularan corona, salah satunya menyediakan tempat cuci tangan secara swadaya," tuturnya.
Sementara itu, Kapolres Pasuruan Kota AKBP Dony Alexander menegaskan, sudah tidak ada persoalan lagi di masyarakat terkait pemakaman jenazah pasien positif corona. "Kami terus melakukan edukasi ke masyarakat, dan melakukan penyemprotan disinfektan," ujarnya.
(agn)
tulis komentar anda