Ini Kondisi Panti Jompo Penampung Trimah Lansia yang Diserahkan 3 Anaknya

Senin, 01 November 2021 - 18:05 WIB
Penanggungjawab Panti Lansia Husnul Khatimah Nur Hadi Rahmat mengungkapkan, awal mula panti lansia ini dibangun karena keprihatinan pengurus yang kerap kali menemukan beberapa lansia tak terurus. Para lansia ini kebanyakan terlantar di beberapa tempat mulai jembatan, terminal, bahkan ada yang sampai membusuk meninggal, karena tak terurus.

"Temuan kami banyak lansia terlanta tidak terurus, ada yang meninggal tidak terurus, ada yang sampai membusuk di jembatan, di terminal, kan ada. Terus kami punya inisiatif membangun griya lansia," kata Nur Hadi Rahmat, ditemui okezone, pada Senin pagi (1/11/2021).

Pembangunan panti lansia pun digagas oleh Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah, Arif Camra pada 2019. Namun panti ini baru mulai diisi lansia dengan kapasitas banyak pada 2021 lalu.

"Penggagasnya Pak Arif sudah menggerakkan sahabat yatim dhuafa relawannya banyak. Berdiri tahun 2019 mulai awal kita membeli tanah pondasi 2019, baru bisa terwujud 2021. Mulai 2019 itu sudah ada (lansia yang dirawat) dari desa sini sendiri, satu orang. Tapi masih bedeng, satu ruangan," terang dia.

Karena lokasi ruangan yang digunakan berada di depan dan jaraknya dengan kamar mandi jauh, pengurus berinisiatif membuatkan kamar yang lebih dekat untuk menampung lansia tersebut, bersama perawatnya, hal ini untuk memudahkan lansia itu sendiri dan perawatnya.

Pembangunan pun dikatakan Nur Hadi, dimulai hingga akhirnya selesai pada awal 2021 lalu. Tercatat tiga lembaga donatur turut mengembangkan bangunan Griya Lansia Husnul Khatimah, mulai dari Nurul Hayat, Sahabat Yatim Dhuafa, dan Galena.

"Biaya pembangunan dari ketiganya, tiga lembaga ini yang mempromotorinya. Saat ini total ada 18 kamar, plus tiga bangsal, kapasitas maksimal 60 orang lansia. Ini sudah penuh. Ada yang meninggal kemarin sudah ada yang mau masuk," paparnya.

Para penghuni panti ini berasal dari berbagai macam latar belakang, mulai dari para gelandangan, lansia yang terlantar tak mampu, yang diserahkan oleh para relawan dari seluruh Indonesia.

"Harus terlantar, atau kalau tidak, ditelantarkan sama keluarganya, terus bukan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), dan panti kami bukan panti komersial gratis 100 persen. Kiriman harus ada surat keterangan RT RW setempat bahwa benar - benar terlantar. Kiriman dari dinsos (dinas sosial) berbagai daerah, Jombang, Kediri, Tuban, Tulungagung, hampir merata kalau Jawa Timur," jelasnya.

Untuk merawat 60 lansia pengasuh mengandalkan empat orang perawat panti. Mereke bertugas merawat para lansia, mulai menyuapi mereka yang tidak bisa makan, mengganti pampers, hingga memandikan.

"Empat orang bertanggungjawab ke 60, orang. Semuanya yang merawat empat orang itu, sebenarnya ya kurang, tapi ya sulit untuk mencari. Sering ada yang mau masuk begitu langsung mundur, kita memang kurang untuk tenaganya," tukasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More