Ini Kondisi Panti Jompo Penampung Trimah Lansia yang Diserahkan 3 Anaknya

Senin, 01 November 2021 - 18:05 WIB
loading...
Ini Kondisi Panti Jompo Penampung Trimah Lansia yang Diserahkan 3 Anaknya
Suasana Griya Lansia Husnul Khatimah di Wajak Malang, Jawa Timur. Foto/Avirista Midaada / MPI
A A A
MALANG - Panti penampungan orang lanjut usia (lansia) di Kabupaten Malang ini mendadak viral dan menjadi pembahasan masyarakat. Penyebabnya adalah penyerahan perempuan bernama Trimah (65), asal Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, oleh ketiga anaknya yang tak lagi mampu merawatnya.

Saat okezone mencoba mengunjungi panti lansia di Dusun Baran, Desa Wajak, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Senin pagi (1/11/2021), puluhan lansia dirawat di panti lansia yang dinamakan Griya Lansia Husnul Khatimah.

Menyambut kedatangan, terlihat beberapa tukang tengah bekerja untuk pembangunan perluasan masjid yang ada di area Griya Lansia. Di masjid inilah para penghuni lansia sehari - harinya melakukan aktivitas ibadah salat, mengaji, dan melakukan kajian keagamaan.

Baca juga: Kisah Trimah, Lansia yang Diserahkan Anaknya ke Panti Jompo karena Tak Sanggup Mengurus

Memasuki area gerbang halaman tulisan banner bertuliskan "Selamat Datang di Griya Lansia Husnul Khatimah Destinasi Wisata Hati Sesungguhnya" terpasang. Bangunan panti lansia ini terlihat cukup bersih dan rapi, struktur bangunannya layaknya asrama yang terdiri puluhan kamar yang mampu menampung hingga maksimal 60 orang lansia.

Satu ruangan kamar diisii berbeda-beda orang tergantung luas kamar. Minimal per ruang kamar diisi dua orang, terbanyak ada yang diisi lima orang lansia. Dimana untuk jenis kelamin lansia laki - laki dan perempuan dipisahkan.

Ini Kondisi Panti Jompo Penampung Trimah Lansia yang Diserahkan 3 Anaknya


Semua kamar - kamar itu menghadapi ke taman yang ada di depannya. Jadi bangunan panti asuhan ini membentuk huruf U yang mengelilingi taman kecil yang rindang, yang sekaligus digunakan untuk keperluan menjemur pakaian.

Tak hanya ruangan saja, dapur yang digunakan memasak kebutuhan makanan para lansia, beberapa kamar mandi, kamar petugas perawat dan penjaga panti lansia juga tersedia di sini.

Baca juga: Bela Ibunya, Wanita di Bandung Malah Dipukul dan Dicakar Ketua RT

Penanggungjawab Panti Lansia Husnul Khatimah Nur Hadi Rahmat mengungkapkan, awal mula panti lansia ini dibangun karena keprihatinan pengurus yang kerap kali menemukan beberapa lansia tak terurus. Para lansia ini kebanyakan terlantar di beberapa tempat mulai jembatan, terminal, bahkan ada yang sampai membusuk meninggal, karena tak terurus.

"Temuan kami banyak lansia terlanta tidak terurus, ada yang meninggal tidak terurus, ada yang sampai membusuk di jembatan, di terminal, kan ada. Terus kami punya inisiatif membangun griya lansia," kata Nur Hadi Rahmat, ditemui okezone, pada Senin pagi (1/11/2021).

Pembangunan panti lansia pun digagas oleh Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah, Arif Camra pada 2019. Namun panti ini baru mulai diisi lansia dengan kapasitas banyak pada 2021 lalu.

"Penggagasnya Pak Arif sudah menggerakkan sahabat yatim dhuafa relawannya banyak. Berdiri tahun 2019 mulai awal kita membeli tanah pondasi 2019, baru bisa terwujud 2021. Mulai 2019 itu sudah ada (lansia yang dirawat) dari desa sini sendiri, satu orang. Tapi masih bedeng, satu ruangan," terang dia.



Karena lokasi ruangan yang digunakan berada di depan dan jaraknya dengan kamar mandi jauh, pengurus berinisiatif membuatkan kamar yang lebih dekat untuk menampung lansia tersebut, bersama perawatnya, hal ini untuk memudahkan lansia itu sendiri dan perawatnya.

Pembangunan pun dikatakan Nur Hadi, dimulai hingga akhirnya selesai pada awal 2021 lalu. Tercatat tiga lembaga donatur turut mengembangkan bangunan Griya Lansia Husnul Khatimah, mulai dari Nurul Hayat, Sahabat Yatim Dhuafa, dan Galena.

"Biaya pembangunan dari ketiganya, tiga lembaga ini yang mempromotorinya. Saat ini total ada 18 kamar, plus tiga bangsal, kapasitas maksimal 60 orang lansia. Ini sudah penuh. Ada yang meninggal kemarin sudah ada yang mau masuk," paparnya.

Para penghuni panti ini berasal dari berbagai macam latar belakang, mulai dari para gelandangan, lansia yang terlantar tak mampu, yang diserahkan oleh para relawan dari seluruh Indonesia.

"Harus terlantar, atau kalau tidak, ditelantarkan sama keluarganya, terus bukan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), dan panti kami bukan panti komersial gratis 100 persen. Kiriman harus ada surat keterangan RT RW setempat bahwa benar - benar terlantar. Kiriman dari dinsos (dinas sosial) berbagai daerah, Jombang, Kediri, Tuban, Tulungagung, hampir merata kalau Jawa Timur," jelasnya.

Untuk merawat 60 lansia pengasuh mengandalkan empat orang perawat panti. Mereke bertugas merawat para lansia, mulai menyuapi mereka yang tidak bisa makan, mengganti pampers, hingga memandikan.

"Empat orang bertanggungjawab ke 60, orang. Semuanya yang merawat empat orang itu, sebenarnya ya kurang, tapi ya sulit untuk mencari. Sering ada yang mau masuk begitu langsung mundur, kita memang kurang untuk tenaganya," tukasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2143 seconds (0.1#10.140)